Heinz Guderian

Jenderal yang terkenal sebagai pelopor Blitzkrieg, perang kilat yang terkenal dengan mengandalkan unit lapis baha sebagai ujung tombaknya. Tidak seperti jenderal militer lainnya saat itu yang masih kolot dan menganggap kavaleri masih menjadi tumpuan perang. Guderian terbukti jauh lebih visioner. Taktik Blitzkrieg serta invansi ke Perancis melewati hutan Ardennes oleh lapis bajanya sangat membantu kemenangan Jerman di awal perang.


Meski sangat brilian dalam hal taktik tank. Dia memiliki kelemahan, kurang bisa menahan emosi dan tidak supel pada bawahannya. Emosinya kadang meledak-ledak. Itu menyebabkan Guderian tak pernah memegang pasukan yang cukup besar dan tidak pernah berpangkat Marshal Lapangan. Paling banter dia hanya memegang 3 korps lapis baja. Tetapi semua orang tetap akan mengingat dan mengakui kejeniusan taktik Blitzkiegnya. Tanpa Guderian, Nazi Jerman tak akan pernah semengerikan itu.

Gerd von Rundstedt

Si Ksatria Hitam, Karl Rudolf von Rundstedt merupakan jenderal paling senior di angkatan bersenjata Nazi Jerman. Ketika Perang Dunia II meletus dia telah berusia 64 tahun. Sebenarnya dia telah pensiun pada 1938. Namun Hitler memintanya kembali berdinas mengingat kemampuan dan pengalamannya akan sangat dibutuhkan militer Jerman. Pada saat invansi ke Perancis tahun 1940, Rundstedt menjadi panglima tentara Jerman grup A yang menjadi inti dari seluruh pasukan.


Rundstedt terus ada di posisi elit militer Jerman meskipun berulang kali dicopot dan dipanggil kembali oleh Hitler. Dia akhirnya benar-benar dicopot pada Maret 1945 oleh Hitler. Sebenarnya dia hendak diadili usai Perang Dunia II. Namun urung dilakukan akibat faktor usia dan kesehatan. Walau demikian para lawannya tetap memandang Rundstedt sebagai Marshal Lapangan Jerman paling berbahaya. Sang Ksatria Hitam meninggal pada tahun 1953 di usia 78 tahun.

Karl Donitz

Donitz adalah pemimpin tertinggi di Angkatan Laut Jerman, Kriegsmarine. Dia mengkoordinir semua armada laut Jerman, termasuk kapal selam U-Boot. Dia mampu memaksimalkan peran U-Boot sehingga banyak kapal dagang Sekutu yang tenggelam di Laut Atlantik.  Perdana Menteri Inggris Churchill pun harus mengakui keefektifan U-Boot.


Strategi Wolf Pack ala Donitz sempat memusingkan Inggris dan Amerika. Padahal Angkatan Laut Jerman kalah banyak ketimbang Royal Navy Inggris. Setelah Hitler bunuh diri pada April 1945, Donitz didapuk sebagai pemimpin tertinggi Jerman. Setelah perang berakhir, dia sempat dipenjara beberapa tahun. Setelah bebas, Donitz sang Singa menghabiskan sisa hidupnya dengan tenang hingga meninggal tahun 1980.

Erwin Rommel

Erwin Johannes Eugen Rommel merupakan salah satu jenderal Jerman yang paling populer. Kehebatannya mulai mengemuka sejak dia dan Divisi Hantunya meraih kesuksesan besar di Perancis tahun 1940. Kecepatan dan keefektifannya dikagumi banyak orang. Popularitasnya semakin meroket saat Rommel memimpin Deutsche Afrika Korps di Afrika Utara melawan Inggris. Dia menaklukkan banyak wilayah dalam waktu singkat. Bahkan dia hampir saja menguasai Mesir jika tidak dikalahkan di El-Alamein oleh jenderal Inggris yang juga hebat, Montgomery.


Julukan Rubah Gurun atau Dessert Fox didapatkannya berkat kepandaian yang luar biasa saat berperang di padang pasir. Setelah itu dia ditugaskan ke Italia dan juga ke Perancis guna menghadapi pendaratan Sekutu di Normandia. Sayang hidupnya berakhir tragis. Dia dituduh terlibat dalam upaya pembunuhan Hitler. Pada Oktober 1944, Rommel bunuh diri menggunakan pil sianida. Rommel dimakamkan dengan upacara militer. Bagaimanapun juga, dia adalah Marshal Lapangan hebat yang dicintai publik Jerman.

Walter Model

Siapa jenderal Jerman yang paling jago peperangan defensif? Jawabannya adalah Otto Moritz Walter Model. Awalnya dia adalah seorang jenderal tank yang agresif. Namun pada tahun 1941an, Model lebih dikenal sebagai jenderal yang lihai dalam bertahan. Model pernah bertempur di Narva, Kursk, Belanda hingga Belgia.


Ketika di Belanda, dia sukses menggagalkan serbuan Sekutu lewat operasi Market Garden. Sayangnya Model memilih akhir hidup yang tragis. Ketika Jerman akan kalah dalam Battle of Bulge, dia sebagai salah satu komandannya memilih bunuh diri. Dia menembak dirinya sendiri di tengah hutan. Ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawabannya atas kegagalan Jerman dalam memenangkan perang.

Albert Kesselring

Jenderal yang satu ini adalah perwira tinggi Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) yang juga menjadi panglima tentara Jerman di Front Italia. Kesselring sempat bekerjasama dengan Rommel di Front Afrika Utara dan Italia. Berkat Kesselring, medan pertempuran di Italia menjadi sangat sulit ditaklukkan Sekutu. Dia begitu gigih mempertahankan tanah Italia.


Ketika Sekutu berhasil menguasai pulau Sisilia di selatan. Kesselring dengan cerdik mampu mengungsikan pasukannya ke daratan utama Italia dalam keadaan utuh. Dan berkat kegigihannya, Front Italia terus dipertahankan hingga bulan April 1945. Dia sering bekerjasama dengan Rommel, terutama saat di Front Afrika Utara dan Italia. Tetapi mereka berdua sering berselisih paham. Meskipun tak akur, tetap saja mereka sulit dikalahkan. Dan Kesselring mampu mengelola konflik tersebut agar tidak merugikan para tentara Jerman.

Erich von Manstein

Beliau ini menghabiskan banyak waktunya di Front Timur guna menghadapi Uni Soviet. Tetapi sebenarnya Manstein jugalah yang merencanakan penyerbuan ke Perancis melewati Hutan Ardennes setelah dia berunding dengan Guderian. Dia dianggap sebagai Marshal Lapangan terpandai di Angkatan Darat Jerman. Taktiknya membuat militer Soviet kesal bukan main, terutama saat Manstein berhasil merebut kembali kota Kharkov.


Pada pertempuran bulan Maret 1943 tersebut, Manstein mampu membalikkan keadaan, menyerang serdadu Soviet yang tengah dimabuk kemenangan. Dia masih mampu membuat Soviet kelimpungan meskipun tentara Jerman sudah tidak sebanyak dan sekuat tahun-tahun awal penyerbuan ke Soviet. Dia sering beselisih dengan Hitler mengenai taktik peperangan. Hingga akhirnya Manstein dicopot dari jabatannya pada April 1944. Tanpa Marshal Lapangan Fritz Erich von Manstein, mungkin saja pasukan Jerman akan dikalahkan Soviet lebih mudah dalam waktu yang singkat.

Hermann Balck

Siapa dia? Apa prestasinya? Mengapa hampir tidak pernah dikenali? Balck memang tidak setenar jenderal-jenderal sebelumnya. Tetapi dia dikenang karena memenangi suatu pertempuran yang sangat mustahil dilakukan oleh jenderal manapun. Ketika hendak menolong pasukan Jerman yang terjebak di Stalingrad, Balck dan divisi panzernya harus berhadapan dengan pasukan Soviet yang berjumlah besar, yaitu Pasukan Soviet Ke-5 Tank Army. Perbandingannya sangat tak seimbang. Soviet unggul 20:1 artileri, 7:1 tank dan 11:1 jumlah infantri.


Tetapi secara ajaib, Balck mampu menghabisi seluruh musuhnya hanya dalam waktu 3 minggu saja. Mendengar hal itu, Hitler tak ragu untuk menghadiahi Balck medali tertinggi Jerman yang hanya diberikan pada 27 orang saja, Knight's Cross with Oak, Leaves and Swords. Kisah heroiknya kemudian dibukukan dengan judul Order in Chaos. Buku tersebut dipelajari oleh banyak kalangan militer hingga saat ini.