god.romushaAvatar border
TS
god.romusha
Tarik Pasukan dari Jerman, AS 'Ciut' Lawan China-Rusia
Ribuan pasukan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) akan segera dipindahkan dari Jerman ke sejumlah negara. Bukan cuma masalah dana keamanan yang tak dibayar Jerman, transfer masif prajurit Amerika tak lain adalah untuk mengantisipasi ancaman dua negara pesaing: China dan Rusia.

Seperti yang diketahui dari berita sebelumnya, Amerika akan memindahkan pasukan sejumlah pasukan dan gudang nuklir ke Polandia. Dalam data yang dikutip VIVA Militer dari Asia Nikkei Review, Presiden Amerika, Donald Trump, memutuskan untuk menarik pasukannya dari Jerman.

Baca Juga: China Gelar Latihan Militer di LCS, AS Komen: Merugikan Tetangga

Semula, pasukan Amerika di Jerman berjumlah 34.500 personel sebelum pada akhirnya dikurangi dan tersisa 25.000 perseonel. 9.500 tentara Amerika disebut akan ditempatkan di sejumlah negara Eropa lainnya, dikirim ke kawasan Indo-Pasifik, dikembalikan ke pangkalan militer, atau dipulangkan.
Baca Juga
Terungkap, Banyak Warga AS Menolak Vaksinasi karena...
Pecahkan Rekor, Kasus Harian Corona AS Tembus 50 Ribu
Anies Pasang Badan buat Jokowi, PSI: Public Speaking Tiada Tara
Larangan Mudik Berakhir Hari Ini, Tapi Ada...

Tak cuma dari Jerman, Amerika juga akan segera menarik pasukannya dari Afghanistan dan Irak. Kawasan Indo-Pasifik diprediksi akan jadi wilayah yang paling jadi perhatian Amerika. Ribuan tentara akan dikirim ke wilayah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk perang melawan China.

Penasehat Keamanan Nasional Trump, Robert O'Brien, mengatakan bahwa pengerahan pasukan Amerika yang ditarik dari Jerman harus lebih cepat. Sebab, dalam pernyataan O'Brien yang ditulisnya di Wall Street Journal, geopolitik China dianggap sebagai lawan yang paling tangguh sejak Perang Dingin berakhir.

"Untuk menghadapi dua pesaing kekuatan terbesar (China dan Rusia), pasukan Amerika harus dikerahkan ke luar negeri dengan cara yang lebih maju daripada yang mereka lakukan dalam beberapa tahun terakhir," tulis O'Brien dikutip VIVA Militer dari Wall Street Journal.

"Di teater itu, Amerika dan sekutunya menghadapi tantangan geopolitik yang paling signifikan sejak akhir Perang Dingin," lanjut pernyataan O'Brien.

Amerika juga diharuskan untuk mengubah prioritasnya dalam masalah keamanan. Menempatkan banyak pasukan di Timur Tengah ternyata membuat pengawasan Amerika terhadap China lemah. Pada akhirnya, China berhasil membangun kekuatan yang dinilai mampu menandingi hegemoni Amerika.

Sejumlah analis pertahanan melihat ada tiga tren dalam operasi global militer Amerika. Yang pertama, adanya pergerseran geografis dari Eropa dan Timur Tengah ke Asia-Pasifik.

Yang kedua, pergeseran dari pertempuran darat ke konsep "Pertempuran Laut-Udara". Yang terakhir adalah sikap Trump yang cenderung bakal menekan biaya pengeluaran untuk pertahanan.

Tren kedua bisa terlihat dari kekuatan rudal balistik anti-kapal Dongfeng DF-21D dan Dongfeng DF26B. Dengan dua senjata ini, China diprediksi akan mampu menghancurkan armada perang Amerika di lautan.

Sementara di tren terakhir, Amerika yang tengah dipusingkan dengan biaya besar pengerahan pasukan ke sejumlah negara sudah mendesak negara setempat untuk membayar dana keamanan lebih besar. Amerika bahkan menaikkan dana keamanan kepada dua negara Asia: Jepang dan Korea Selatan.

https://www.wartaekonomi.co.id/read2...an-china-rusia
0
437
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.9KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.