"Amit-amit jabang bayi." Sambil ketuk meja.
Siapa nih, yang suka kayak gitu?

Kayaknya di Indonesia, ketuk-ketuk meja adalah cara penangkal sial yang paling populer dari masa ke masa, ya.

Terbukti sampai sekarang masih ada aja yang percaya dan melakukannya.
Biasanya tindakan itu dilakukan untuk menghilangkan kesialan atau menghindari diri terkena tindakan buruk atau hal-hal yang tak diinginkan.

Tahukah GanSist, kalau ternyata mitos itu asalnya dari kebudayaan barat loh.

Tujuannya sih sama. Dipercaya untuk menghilangkan kesialan atau kutukan.
Nah, bisa jadi nenek moyang kita dulu mencontoh itu dari bule-bule yang datang dan tinggal di Indonesia. Jadilah dianut juga sama anak cucunya sampai ke kita-kita.

Bedanya yang dilakukan sama orang-orang barat itu lebih spesifik. Yang mereka ketuk untuk buang sial itu harus papan kayu. Sebuah hasil penelitian mengungkapkan bahwa mengetuk papan kayu adalah sebuah tindakan takhayul yang paling banyak diyakini dan beredar di kebudayaan barat, untuk menghilangkan kesialan atau bahkan kutukan. Berikut ini beberapa teorinya.

Sejumlah orang percaya, kalau kebiasaan tersebut berasal dari budaya orang kuno yang menyembah pohon atau kayu. Bagi mereka, kayu merupakan rumah bagi roh dan dewa. Jadi saat mengetuk kayu, sama artinya dengan meminta perlindungan dari roh atau dewa yang mereka yakini tinggal di situ.

Sedangkan dalam legenda Jerman, mengetuk meja dipercaya dapat membawa keberuntungan. Ini karena dulu meja di Jerman konon hanya terbuat dari kayu oak. Mereka percaya setan tidak bisa hidup di pohon oak, maka kayu ini dipercaya sebagai kayu suci.

Hmm, kenapa ya kira-kira setan nggak mau tinggal di pohon oak? Siapa tau ada setan yang pernah curhat soal ini sama GanSist. Coba sharing di komentar biar yang lain nggak penasaran.

Oh ya, buat yang nggak tahu pohon oak, itu loh yang ada di rumahnya si Sandy. Tupai pintar temannya Spongebob di Bikini Bottom.


Uniknya takhayul ketuk meja atau kayu untuk penangkal sial di Indonesia ini, sudah banyak sekali diimprovisasi. Nilai-nilai sakral dari tempat asalnya, jadi terkesan nyeleneh di negara kita. Luar biasa emang.

Di barat sana, yang diketuk buat buang sial kan kayu. Nah, entah kenapa orang-orang kita dari lantai, tembok, tanah, sampai kepala pun diketuknya. Asal jangan kepala tetangga aja deh, ya. Apalagi kepala sekolah. Bahaya.


Satu lagi nih, di Indonesia biasanya ada "mantra-mantra" tersendiri yang mengiringi "ritual" ketuk meja atau kepala. Yang paling umum dan normalnya ya itu tadi, amit-amit jabang bayi. Ada juga yang menyebut "coy, coy, coy!" entah sih maksudnya gimana yang satu ini. Ada lagi nih yang nggak kalah nyeleneh, "amit-amit jabang baby!" ngucapinnya pake nada meliuk-liuk manja.

Kalau dipikir-pikir, kira-kira siapa ya yang menjadi pencetusnya.

GanSist, salah satu yang suka ketuk-ketuk meja atau kepala buat menghalau kesialan juga bukan nih?
Yang nggak ngaku ana sumpahin bisulan!


"Coy,coy,coy!" Sambil ketok kepala tetangga.