Assalamu'alaikum, Gan en Sis 🤗. Ketemu lagi dengan ane di Forum The Lounge. Kali ini, ane akan membahas salah satu kudapan khas Purworejo, kampung halaman orang tua ane.


Sumber gambar : diahdidi.com

Namanya geblek. Iya, bener, geblek. Pengucapan e yang pertama dan kedua sama seperti kalau kita mengucap kata melek dan jelek. Kudapan khas ini terbuat dari singkong (tepung tapioka) dan bawang kemudian digoreng. Setelah matang, paling enak dimakan saat panas dicocol dengan bumbu kacang atau bumbu pecel.

Umumnya, bentuk geblek menyerupai angka delapan. Namun belakangan, ane menemukan yang bentuknya bulat seperti cincin.

Jajanan khas ini merupakan warisan turun temurun warga Purworejo. Kabarnya, camilan ini sudah diekspor ke luar negeri seperti Malaysia, Jepang, dan beberapa negara di timur tengah.

Berikut bahan dan cara membuat geblek Purworejo.

Bahan :

1/4 kelapa atau 2 ons kelapa

1/2 sendok makan ketumbar.

Penyedap rasa secukupnya sesuai selera

5-8 siung bawang putih

Garam secukupnya sesuai selera

0,5 kilo gram tepung kanji

Air secukupnya untuk adonan diatas

2 liter Air digunakan untuk merebus adonan

Minyak goreng

Cara Membuat :

Giling atau tumbuk semua bumbu yang sudah dipersiapkan tadi (bawang putih, ketumbar, garam, penyedap rasa)

Kemudian Rebus 2 liter air sampai mendidih.

Aduk atau campurkan antara tepung kanji dan parutan air kelapa.

Tambahkan air yang sudah matang  sedikit jangan sampai terlalu lembek .

Masukkan bumbu yang sudah ditumbuk tadi kedalam adonan tepung kanji dan parutan air kelapa.

Bagi adonan tersebut menjadi tiga bagian agar lebih mudah saat dimasukkan ke dalam air mendidih.

Bentuklah salah satu adonan yang sudah dibagi menjadi tiga tadi menjadi bulat. lalu masukkan adonan ke dalam air mendidih selagi masih direbus tadi.

Rebuslah adonan tadi selama 3 menit lalu angkat.

Letakkan adonan pada nampan atau tampah yang sudah direbus, tunggu sampai adonan mendingin

Setelah dingin, potong-potong mengunakan pisau hingga terurai semua dan setelah terpotong-potong tunggu sebentar hingga panas sedikit berkurang.

Kemudian uleni atau plintir adonan yang sudah terpotong tadi hingga bagian yang masak dan bagian tengah menjadi tercampurr rata.

Kemudian bentuk adonan menjadi seperti lontong dengan selinder memanjang berdiameter 10 cm.

Potong adonan menjadi kecil-kecil dengan panjang sekitar 2-3 cm.

Pelintir atau uleni lagi (buat selinder kecil) bagian kecil hingga seukuran ibu jari.

Lalu bentuk menjadi angka 8.

(Sumber puncatraining.id)

Cara menggoreng camilan ini gampang-gampang susah, loh, GanSis. Bagi yang belum paham benar, disarankan untuk berhati-hati karena jika tidak, kalian bisa terkena cipratan minyak panasnya.

Cara menggorengnya adalah sebagai berikut; masukkan geblek mentah ke dalam minyak yang belum terlalu panas. Usahakan agar minyaknya tidak terlalu berlebihan. Maksudnya, sesuaikan banyaknya geblek dengan minyaknya. Agar lebih aman, ada tutuplah wajan di saat menggoreng. Apinya pun jangan terlalu besar supaya tidak gosong. Tidak lupa harus rajin dibolak-balik agar matangnya merata, ya, Sis.


Sumber gambar : bawel07.blogspot.com

Banyak yang bilang, teksturnya mirip dengan cireng. Kalau menurutku, ada sedikit perbedaan. Permukaan cireng cenderung lembek, sedangkan geblek penampakannya terlihat keras, tetapi sebenarnya tidak. Pas digigit, terasa empuk dan kenyal asalkan dimakan saat masih panas atau hangat.

Dikarenakan rasanya yang memang enak, keluarga baru ane yang ada di Solo sekarang ketagihan akan camilan ini. Tak heran bila ane mudik ke Purworejo, mereka akan minta dibelikan geblek berbesek-besek (karena kemasannya memang menggunakan besek).

Jika kalian kebetulan berkunjung ke daerah ini, geblek juga banyak dijumpai di lapak-lapak pinggir jalan atau kios. Mereka tidak hanya menjual yang mentah, tetapi juga yang matang dan langsung dimakan.

Oke, Gaes, sekian dulu ulasan tentang geblek dari saya. Semoga thread ane ini bermanfaat bagi kalian.

Akhir kata, thanks for reading. Jangan lupa berikan cendol dan komentarnya, ya.

Belajar Bersama Bisa dan terima kasih 😊

Wassalamu'alaikum ...



Sumber: opini pribadi
Referensi: Purworejo.co
nyaribisnis.com