cattleyaonlyAvatar border
TS
cattleyaonly
Siap Menunggu Liga Sepak Bola yang Lebih Asyik


Terus terang, sejak kekalahan-kekalahan TIm Sepak Bola Indonesia baik dalam pertandingan di Asia Tenggara maupun Asia, saya menjadi jarang menonton sepak bola. Hobi yang terus terang ditulari oleh suami yang penggemar bola. Dari awalnya terpaksa menonton karena 'pertelevisian' dikuasai hingga akhirnya sedikit demi sedikit tahu beberapa klub Eropa, Indonesia, dan beberapa pemain terkenal.

Sebut saja Zinedine Zidane, beliau ini pemain idola saya waktu dulu. Tahun 2001-an saya banyak menonton permainan-permainan Zidane yang masih tergabung dalam klub Real Madrid. Permainan bolanya sangat cantik dan tidak membosankan, membuat saya betah menonton. Seringkali dulu menonton karena begadang, menunggui balita saya yang sedang demam. Sambil terus menerus mengompres anak, saya banyak menonton liga-liga Eropa yang kebanyakan mainnya tayang di televisi larut malam.


Zinedine Zidane

Kekalahan-kekalahan Timnas Indonesia juga membuat saya menjadi jarang menonton bola. Apalagi jika melawan musuh bebuyutan, Malaysia, yang ada kalau nonton menjadi gemas, karena tiba-tiba saja performa Tim Indonesia di lapangan turun drastis dibanding dengan laga-laga sebelumnya. Apakah itu akibat serangan mental atau yang lain saya benar-benar tidak mengerti, tetapi bagi saya sangat mengecewakan. Menontonnya bisa membuat tensi saya meningkat.emoticon-Big Grinemoticon-Big Grin emoticon-Bingung
Kemudian disusul banyaknya aksi anarkis suporter bola tanah air membuat kenyamanan menonton bola jadi terganggu. 

Ketika pandemi merebak, semua laga dihentikan. Tak ada lagi euforia dan sorak-sorai supporter yang terdengar. Sepi. Penggemar sepak bola sudah lama menyimpan euforia dan sorak sorai, begitu pula saya. Walaupun pertandingan sepak bola yang saya tonton secara langsung nyaris tidak ada. Saya lebih suka menonton di layar kaca.

Satu pertandingan yang sangat berkesan atau mengharukan bagi saya adalah pertandingan Persela melawan Semen Padang yang diselenggarakan di Stadion Surajaya, Kabupaten Lamongan. Meskipun tim Persela menang (2-0), tetapi harus dibayar dengan mahal oleh Persela. Kiper andalannya, Choirul Huda harus menghembuskan napas terakhirnya saat berlaga di sana.

Sebagai seorang yang terlahir di LA Lamongan), rasanya saya punya keterikatan rasa dengan Persela, meskipun kini telah jauh mengembara. Pertandingan itu menorehkan kesedihan yang sangat dalam, dan berharap, tidak ada lagi cedera dalam permainan sepak bola yang bisa menghantar nyawa. Semoga itu yang terakhir kalinya bermain sepak bola membuat pemaainnya harus meregang nyawa.



Sudah pasti rencana digelarnya kembali liga sepak bola, membawa kebahagiakan tersendiri bagi para pecinta olahraga yang merakyat ini. Kalau saya mungkin masih menontonnya di layar kaca, sambil rebahan dan santai kayak di pantai. Nonton bersama suami dan anak yang keduanya pecinta bola. Pastinya itu akan menambah keakraban dalam keluarga dan bisa mengisi kejenuhan karena WFH atau KULON (Kuliah On Line).

Semoga ke depannya, pelaksanaan olah raga ini (di Indonesia khususnya) menjadi semakin baik. Selama pandemi tidak terdengar adanya tawuran antar supporter, semoga seterusnya akan seperti itu

Sumber
Sumber
putrateratai.7Avatar border
IlsaputraAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
274
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sports
SportsKASKUS Official
22.9KThread11KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.