Djamboel79
TS
Djamboel79
Mengingat Kembali Salah Satu Keajaiban Sepakbola
“… Apa yang kalian ingat ketika seseorang menyebut tanggal 4 Juli ???... “

Sembilan dari 10 teman yang saya kenal dan memiliki gelar Sarjana Hubungan Internasional, dengan lantang menjawab “.. Hari Kemerdekaan Amerika Serikat.. “.

Situasi berbeda jika saya menanyakan hal yang sama di atas kepada sejumlah teman yang bergelut di media olahraga. Delapan puluh persen menjawab hal yang sama terkait tanggal 4 Juli.

Empat dari 5 pewarta olahraga tersebut mengingat adanya salah satu keajaiban sepak bola yang terjadi pada tanggal tersebut, tepatnya 4 Juli 2004.

Jauh sebelum tanggal tersebut, meskipun kalah pada dua pertandingan pertama babak kualifikasi dari Spanyol dan Ukraina, Yunani berhasil menyapu bersih kemenangan di enam duel berikutnya untuk terbang ke Portugal dengan status juara grup.



Torehan di atas seharusnya menjadi pertanda awal jika Yunani bukan hanya sekadar tim pelengkap di Portugal 2004. Bahkan kemenangan atas Spanyol (1-0) di babak kualifikasi telah memaksa La Roja harus tampil di babak play-off untuk bisa lolos ke Portugal 2004.



Mungkin hanya dalam urusan mencetak gol yang menjadi pertanyaan bagi Yunani di sepanjang babak kualifikasi. Pasukan Otto Rehhagel hanya mencetak delapan gol dari delapan pertandingan.

Akan tetapi lini belakang Yunani tampil hebat sepanjang kualifikasi. Mereka hanya kebobolan empat gol dan itu cukup untuk membuktikan bahwa benteng pertahanan Negeri Dewa kokoh dan kuat.

Pada putaran final Piala Eropa 2004, Yunani memiliki seorang kiper yang mumpuni dalam diri seorang Antonios Nikopolidis. Ketenangan dan kecekatan Nikopolidis di bawah mistar gawang menjadi salah satu kunci sukses bagi Yunani.

Di depan Nikopolidis, duet bek tengah Traianos Dellas dan Michalis Kapsis menjadi benteng tangguh. Memiliki postur tinggi, kedua pemain tampil disiplin serta unggul dalam duel-duel bola atas serta piawai dalam menghalau umpan-umpan silang yang datang ke kotak penalti Yunani.

Yunani juga memiliki lini tengah yang menjelma sebagai senjata selama babak putaran final. Trio gelandang yang dipimpin sang kapten Theodorus Zagorakis, ditambah Kostas Katsouranis dan Angelo Basinas memiliki energi dan jiwa petarung yang sangat kuat.



Nama Angelo Charisteas merupakan andalan bagi The Pirate Ship, julukan bagi TimNas Yunani di lini depan. Belakangan pemain tersebut menjadi top skor bagi Yunani dengan tiga gol yang dibuatnya selama putaran final Portugal 2004.

Di akhir babak penyisihan grup, Yunani kembali berada di atas Spanyol dan memaksa Tim Matador angkat koper lebih cepat dari Portugal 2004. Yunani lolos dari Grup A sebagai runner-up, mendampingi Portugal yang sebelumnya juga mereka kalahkan dengan skor 2-1 dalam laga pembuka turnamen.

Bersua Prancis di fase delapan besar, Yunani hanya menjadi tim underdog. Prancis, yang merupakan juara Piala Eropa edisi sebelumnya tentu menjadi favorit karena diperkuat sederet pemain bintang seperti Zinedine Zidane, Thierry Henry, Robert Pires dan Patrick Vieira.

Setelah menyingkirkan Prancis di perempat final, Yunani kembali tidak menjadi favorit pada babak semifinal. Adalah Rep. Ceko yang saat itu diprediksi sejumlah besar pengamat sepakbola akan sanggup membungkam Yunani untuk lolos ke partai puncak.

Maklum saja, selain pernah menjadi kampiun Piala Eropa 1976, nama-nama beken seperti Pavel Nedved, Thomas Rosicky, Milan Baros dan juga Jan Koller menghiasi tim Rep. Ceko.

Selain itu, Pavel Nedved dkk punya catatan mentereng untuk meluncur ke semifinal. Rep Ceko menjadi satu-satunya kontestan di Portugal 2004 yang lolos ke babak empat besar dengan tidak pernah kehilangan poin selama turnamen.

Rep. Ceko meraih poin sempurna dengan mengalahkan Latvia, Belanda juga Jerman di babak penyisihan Grup D. Mereka juga menjadi tim paling produktif di babak perempat final usai mengalahkan juara Piala Eropa 1992, Denmark dengan skor 3-0.

Akan tetapi sundulan Traianos Dellas menyambut umpan sepak pojok Vassilios Tsiartas yang berbuah gol di injury time babak pertama perpanjangan waktu membuyarkan semua prediksi para pengamat yang lebih menjagokan Rep. Ceko.

Gol di babak pertama perpanjangan waktu tersebut memastikan kaki Yunani tiba di babak final. Salah satu yang saya ingat, gol yang dicetak Dellas mungkin menjadi satu-satunya silver goal dalam sejarah sepakbola internasional.

Menurut Wikipedia, gol perak adalah aturan yang pernah diterapkan dalam dunia sepak bola dimana untuk mendapatkan pemenang dalam fase knock-out harus memainkan babak tambahan 2x15 menit, apabila dalam waktu normal kedua tim yang bertanding bermain imbang.

Lalu apabila dalam babak perpanjangan waktu terjadi gol oleh salah satu tim, maka pertandingan akan tetap dilanjutkan hingga babak perpanjangan waktu dimana terjadi gol berakhir. Setelah babak perpanjangan waktu habis, maka tim yang dapat mencetak gol lebih banyak akan dinyatakan sebagai pemenang laga.

Di laga pamungkas, sudah menanti tim tuan rumah, Portugal. Menghadapi Yunani di babak final, Seleccao das Quinas (julukan TimNas Portugal) tak hanya mengusung dendam atas kekalahan di partai pembuka turnamen, tetapi Luis Figo dkk juga menjadi favorit untuk bisa mengangkat trophy di akhir pertandingan.

Mengusung tema “don’t change the winning team”, nahkoda Portugal kala itu yakni Luiz Felipe Scolari menurunkan materi tim yang sama seperti ketika menyingkirkan juara Piala Eropa 1988, Belanda di babak semifinal.



Ricardo Carvalho dan Jorge Andrade yang diduetkan sejak laga kedua penyisihan grup, kembali menjadi pilihan di lini belakang. Sementara Costinha dan Maniche menjadi jangkar lini belakang dan lini tengah untuk mengimbangi trio gelandang serang Luis Figo, Deco dan Cristiano Ronaldo.

Sementara Nuno Gomez bermain di final dari bangku cadangan karena Felipao lebih memilih memainkan Pauleta sejak menit awal laga di Estadio da Luz.

Estadio da Luz mungkin memberikan kenangan manis bagi Cristiano Ronaldo pada pertengahan tahun 2014. Bermain untuk Real Madrid pada final Liga Champions musim 2013-2014, CR7 sukses membawa Los Blancos merengkuh ‘La Decima’ usai mengalahkan Atletico Madrid dalam laga yang berakhir lewat babak extra time.

Namun sepuluh tahun sebelumnya, Cristiano Ronaldo dkk beserta seluruh pendukung fanatik Portugal harus menumpahkan air mata kesedihan di stadion yang sama.

Yunani terutama Angelos Charisteas menjelma sebagai mimpi buruk bagi Portugal. Angelos Charisteas yang ketika itu memperkuat klub Jerman kini sedang berjuang untuk bertahan di Bundesliga yakni Werder Bremen, menjadi satu-satunya pemain yang sukses mencatatkan namanya di papan skor pada laga final.



Seperti yang dilakukannya saat mencetak gol kemenangan dan membawa Yunani menyingkirkan Prancis di babak perempat final, kepala Charisteas kembali bertuah.

Diawali sepak pojok yang dieksekusi oleh Angelo Basinas pada menit ke-57, sundulan kepala Charisteas sukses merobek gawang Portugal yang dikawal oleh Ricardo.

Bak mujizat dari para dewa, gawang Antonios Nikopolidis tetap steril sepanjang pertandingan walaupun Portugal bermain lebih dominan dan memegang kendali laga dengan terus menggempur pertahanan Yunani.



Hingga wasit Markus Merk asal Jerman yang memimpin laga final meniupkan peluit panjangnya, Theodorus Zagorakis dkk berhasil mempertahankan keunggulan mereka atas Portugal.



Pada Piala Eropa 2004 di Portugal, kerja keras, bermain sabar dan disiplin serta efektif dalam penyelesaian akhir rupanya menjadi resep mujarab pasukan Otto Rehhagel untuk mengalahkan lawan yang mungkin lebih unggul dari sisi talenta, skill, kemampuan dan juga nama besar.



Enam belas tahun lalu, Portugal harus menangis terisak dan Yunani pun riang bersorak !!!

Jadi, apa jawaban kalian ketika ditanyakan, “… Peristiwa apa yang penah terjadi pada tanggal 4 Juli ???...“

#RinganJari
HernandezJoesalutobtien212700
tien212700 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
6K
59
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sports
Sports
icon
22.8KThread10.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.