cattleyaonlyAvatar border
TS
cattleyaonly
Obat Dewa, Bisakah Menjadi Dewa Penyelamat Dari Covid-19?


Telah tiga bulan lamanya kita harus hidup ditengah ketakuatan akan pandemi virus corona. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi laju pertambahan penderita, tetapi sayang sekali, kurva terus saja naik. Bukan hanya penambahan biasa tetapi aselerasi.

Banyak pihak telah berupaya untuk mencari obat-obat yang bisa digunakan untuk membantu penyembuhan penderita, dari rempah-rempah, obat malaria, herbal dari buah pace, hingga yang terakhir terdengar adalah obat golongan steroid yang bernama deksamethason.

Untuk obat-obatan dari rempah-rempah atau buah pace, tidak akan terlalu berbahaya efeknya jika dibandingkan dengan kesalahan pemakaian pada obat-obatan kimia. Untuk obat malaria sendiri, tidak sembarang orang bisa memakainya, artinya, orang-orang dengan kondisi yang merupakan kontraindikasinya tidak boleh diberikan.

Pemakaian choroquine phosphat bisa menyebabkan retinopati, memburuknya gangguan pendengaran, berbahaya jika diberikan pada penderita epilepsi, dan gangguan ekstrapiramidal . Dilaporkan terjadinya intoksisitas pemberian pada anak-anak dengan dosis yang relatif kecil.

Belum ditemukannya antivirus yang spesifik untuk virus corona ini menyebabkan para tenaga medis di Wuhan menggunakan anti virus untuk flu burung, annti virus HIV dan mengkombinasikannya dengan Choroquine phosphate yang merupakan obat malaria

Yang terakhir terdengar adalah deksamethason. Di media sosial bahkan di dalam grup-grup WA telah tersebar obat ini sebagai obat untuk menanggulangi serangan covid-19. Bagian yang sangat mengerikan dari efek berita itu menurut ane adalah berbondong-bondongnya masyarakat membeli obat ini, sehingga bisa menyebabkan kelangkaan yang akan menyulitkan pasien-pasien yang benar-benar membutuhkannya.

Di Inggris, kementrian kesehatan telah menyetujui penggunaan deksamethason oleh Layanan Kesehatan Nasional (NHS). Uji coba pada pasien-pasien yang menggunakan ventilator memberikan hasil yang baik, bahkan bisa dikatakan obat ini mengurangi tingkat kematian sebesar 30 persen. Wow, fastastis sekali bukan?

Deksamethason  telah memberikan manfaat yang banyak bagi pengobatan beberapa penyakit. Selain itu juga memberikan reaksi yang cepat. Oleh karena itu obat ini dijuluki obat dewa. Obat ini merupakan obat alergi atau imunosupresan (menekan imunitas), anti radang, anti rematik, untuk pengobatan asma, dan lain-lain.

Namun perlu dicatat bahkan obat dewa pun mempunyai beragam kontra indikasi dan perlu dipertimbangkan penggunaannya pada beberapa orang dengan penyakit tertentu. Pada penderita diabetes, obat ini akan meningkatkan gula darah, pada penderita hipertendi bisa meningkatkan tekanan darahnya, pada wanita menopouse bisa memperburuk kondisi osteeoporosi, pada penderita maag bisa menyebabkan kekambuhan. Dan jangan coba-coba menggunakannya pada penderita ulkus peptikum.

Lalu bagaimana obat ini bisa mengurangi angka kematian sebesar 30 persen di Inggris?


Fase-fase gejala covid-19

Untuk mengetahui kaitannya dalam pengobatan Covid 19 sebaiknya kita lihat dulu fase-fase gejala penderita covid-!9:
1. Fase 1 : fase di mana penderita mulai merasakan demam, sakit tenggorokan, dll. fase ini kira-kira berlangsung sampai 1 minggu. Jumlah virus berkembang pesat. Pada fase ini sistem imunitas kita sangat berperan dalam menentukan tahapan gejala yang akan dialami penderita. Pada penderita yang memiliki imunitas yang baik, maka akan membaik, sedangkan yang imunitasnya jelek atau terpapar penyakit lain, kemungkinan besar akan masuk pada fase kedua.
2. Fase kedua : fase di mana perkembangan virus tidak lagi seperti tahap pertama tetapi ada kemungkinan imunitas tubuh bereaksi terlalu  hebat, sehingga bukan vurus saja yang diserang, tetapi organ-organ tubuh itu sendiri. Pada fase 2 akhir inilah medis Inggris menggunakan deksamethason.
3, Fase ketiga : fase di mana penderita dalam kondisi yang sangat parah, di mana dalam tubuhnya terjadi badai sitokin.

Sampai di sini bisa dipahami, kan? Bahwa Deksamethason bukanlah obat untuk pencegahan, karena jika obat ini dipakai untuk pencegahan, atau tahap pertama, justru bisa berbahaya. Saat tubuh perlu meningkatkan imunitasnya, deksamethason yang digunakan dengan tanpa aturan medis malah akan menyebabkan kondiri imunitas turun.

Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan, terutama yang bertanda G, sudah seharusnya dengan petunjuk/ reseep dokter. Kita sebagai masyarakat jangan sampai gegabah menggunakannya, karena bukan hanya tidak memberikan kesembuhan, tetapi bisa menyebabkan kemudlaratan.


Salah satu kemasan deksameethason



DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Gan Sulistia. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik. FKUI. 2007.
Sumber 
Sumber
Sumber
nomoreliesAvatar border
TaraAnggaraAvatar border
fikrionlyAvatar border
fikrionly dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.2K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.