Ini berdasarkan pengalaman saya perjalanan CGK - SUB - CGK tanggal 26 Juni 2020
Beberapa hal yang terasa berbeda saat new normal :
1. Pintu masuk bandara CGK sebagian tutup sebagian ga bole masuk karena beda airline, saya di CGK ke terminal 2E turun di gate 3 harus jalan ke gate 5 karena naik batik air, jadi ada semacam classifikasi gate vs airline.
2. Ada 2 Gate antrian tambahan, pertama adalah gate untuk pengecekan suhu via thermal camera.


3. Gate tambahan kedua adalah pengecekan kesehatan, yg di cek adalah apakah kita sudah lakukan rapid / PCR / swap test, untuk rapid test berlaku 3 hari, saya di test tanggal 23, tanggal 26 adalah hari TERAKHIR berlakunya hasil rapid test. Jika tidak ada bukti fisik hasil rapid test, diperlukan rapid test di bandara.



Jika ok, mreka akan memberi stempel.



4. Perlu mengisi Health Alert Card (HAC), akan diberikan saat check in, atau bisa di isi di app android E-HAC dan tunjukkan saat check-in, diperlukan untuk bandara tujuan.



5. Di dalam pesawat dilakukan physical distancing. biasa 1 baris 3 + 3 kiri kanan jadi 2 + 2



Di Bandara SUB saat keluar akan di sobek kartu HAC, akan diambil yang bagian "Untuk petugas KKP"


Di bandara SUB saat masuk juga terdapat gate pengecekan suhu dan HAC


Ada gate pengecekan kesehatan juga, cek hasil rapid test dan tiket.



sisanya sama.


Kedatangan di CGK,  yang belum isi HAC perlu isi lagi, karena saya di hari yang sama, jadi bisa pakai kartu HAC yang sama, ada gate pengecekan Rapid test dan HAC.


lalu



Kesimpulannya :

- SIKM tidak terpakai untuk kluar masuk Jakarta 
- Perlu surat fisik / hardcopy bole yang menunjukkan hasil rapit test non-reaktif, berlaku 3 hari
- Perlu isi HAC atau E-HAC

Terima kasih