• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Viral! Kisah Transgender yang Di-bully & Dituduh Sebagai ‘Pembunuh’ Orangtuanya

Noviaaaaa217Avatar border
TS
Noviaaaaa217
Viral! Kisah Transgender yang Di-bully & Dituduh Sebagai ‘Pembunuh’ Orangtuanya


Unggahan Twitter @aalfikar.

MATA INDONESIA, JAKARTA – Baru-baru ini kisah seorang transgender asal Indonesia yang dibully hingga dituduh sebagai penyebab kematian orangtuanya viral di media sosial. Kisah itu dibagikan Amar Alfikar melalui akun Twitternya, @aalfikar.


Pada utasan yang diunggah Rabu 10 Juni 2020, Amar menceritakan perjuangannya sebagai transman di tengah keluarga Muslim. Amar lahir sebagai perempuan bahkam ia juga sempat memakai hijab.


Tapi, ia kemudian merasa tidak nyaman dengan identitasnya tersebut. “Saya seorang transman dari Indonesia. Saya dilahirkan sebagai wanita, berdasarkan organ seksual, saya tidak pernah merasa nyaman dengan itu. Saya kemudian menyadari bahwa diri ini merasakan ketidakcocokan dengan jenis kelamin dan gender tersebut,” tulis Amar.


“Saya biasa memakai jilbab sebelum saya tahu bahwa saya memiliki dysphoria gender: bahwa jauh di lubuk hati saya tidak pernah menjadi seorang perempuan,” ujar Amar.




Amar lalu memutuskan menjadi laki-laki sejak lima tahun lalu. Amar merasa lebih senang dan bebas dengan identitas seperti sekarang.


Dibesarkan dalam keluarga Muslim membuat Amar merasa takut. Namun, kedua orang tua Amar ternyata menerima keputusan Amar dengan mengubah identitasnya menjadi laki-laki.


“Mereka selalu mendukung saya untuk terus berjuang dan mengejar impian saya. Mereka bahkan bersedia bersaksi ketika saya mengajukan permintaan untuk mengganti nama di pengadilan sipil,” tutur Amar.


Lebih lanjut Amar menceritakan bahwa di hari saat hakim menyetujui permintaan Amar untuk mengganti nama, ayahnya meninggal dunia.


“Ibu memberitahu saya saat itu: Ayah sudah menunggu selama ini, dia tidak akan pergi sebelum memastikan bahwa kamuu bisa melanjutkan hidup,” ucap Amar menirukan perkataan ibunya.


Dalam masa yang sulit, ibunya meminta dan mendukung Amar untuk terus menyelesaikan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.


“Ketika saya akhirnya lulus, dia menangis sepanjang hari. ‘Aku benar-benar bangga padamu,’ katanya,” ujar Amar.


Tahun lalu, ibu Amar meninggal dunia. Seminggu setelahnya, Amar menemukan puisi-puisi yang dikirim untuk ibunya melalui Whatsapp ternyata masih disimpan.


Bahkan, sang ibu menamai nomor kontak dirinya dengan nama barunya setelah menjadi laki-laki Amar Alfikar.


Pasca ditinggal kedua orang tuanya, Amar sebenarnya diterima oleh sebagian besar anggota keluarga. Ada beberapa kerabat jauh secara teratur datang dan mengunjungi.


“Tapi beberapa dari mereka terus menyerang identitas saya, menuduh saya bahwa saya adalah alasan orang tua saya meninggal,” kata Amar.


“Tidak hanya itu, mereka sering memegang payudara saya, bahkan bagian lain dari tubuh saya, dan terus berkata ‘Lihat? Ini adalah bukti besar bahwa kamu adalah seorang gadis!,” lanjutnya.




Menurut Amar, bullying dari kerabatnya ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Sebab, ia yakin, orang tua Amar pasti akan membela.


Amar berencana melakukan operasi kelamin. Ia percaya operasi ini akan menghilangkan rasa sakit yang dirasakannya.


“Pelecehan ini menyebabkan saya sangat kesakitan, dan saya menyadari saya benar-benar perlu menjalani operasi sesegera mungkin,” kata Amar.


Tak hanya itu, ia juga telah merencanakan untuk pindah ke kota lain agar lebih aman, tetapi untuk saat ini tidak mungkin karena COVID-19.


Saat ini ia sedang mengumpulkan uang. Amar juga membuka donasi jika ada orang yang ingin membantunya.


Sumber :



c4punk1950...Avatar border
nona212Avatar border
nona212 dan c4punk1950... memberi reputasi
2
1.6K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.