Masih segar kasus George Floyd di telinga kita. Kasus tersebut merebak cepat layaknya bau kentut di ruang tertutup yang membuat banyak orang marah marah. Isu isu rasisme berkembang dan aksi aksi protes dilayangkan demi membela saudara kita yang kulitnya hitam.

Ditengah tengah pandemi covid 19 ini kita sekali lagi dipaksa untuk bersatu untuk menyuarakan keadilan tanpa takut pada hukuman maupun penularan virus corona yang bisa terjadi dimana saja. Massa berkumpul dan membuat keributan sebagai tanda cinta kemanusiaan.



Tapi benarkah seperti itu? Alangkah indahnya jika itu memang benar seutuhnya namun fakta di lapangan berkata lain. Fakta berbicara bahwa 100 orang lebih didakwa atas kejahatan penjarahan dikala demo yang dilaksanakan di California.

Mereka memecah kaca toko dan mengambil barang barang di dalamnya dengan memanfaatkan sibuknya para petugas keamanan dalam menjaga kerumunan. Mereka mengambil makanan, minuman, laptop, uang sampai pakaian dalam demi memuaskan hasrat pribadi mereka yang telah lama tertahan selama masa karantina.



Ngakunya turun ke jalan demi memperjuangkan kemanusiaan tapi saat di jalan malah merampas hak manusia lain. Mencuri barang barang mereka yang akan mereka jual demi membeli beras mengakibatkan mereka menderita karna keserakahan manusia manusia tanpa akhlak.

Itu hak mereka dan anda merampasnya hanya karna anda meniliki kesempatan untuk berbuat demikian. Kalau begitu apa bedanya anda dengan koruptor?



Tidakkah anda pikirkan kalau mereka yang anda rampas itu mungkin saja belum makan karna barang dagangannya tidak laku? Atau tak bisa bekerja karna pandemi korona? Atau punya sepuluh anak yang harus dia sekolahkan? Tidakkah anda memikirkan itu saat menjarah barang mereka?



Sungguh kejam sekali bila anda memanfaatkan kemarahan publik sebagai selimut untuk aksi bejat anda. Ingat, ribuan orang turun ke jalan untuk membela George jadi jangan anda nodai niat baik mereka dengan keserakahan anda.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.