Jejak sejarah perang dunia



Saat kita melakukan wisata tentu tempat yang kita tuju adalah tempat yang menyuguhkan keindahan dan juga hal-hal yang menakjubkan. Berwisata adalah salah satu cara kita melepaskan sedikit rasa jenuh, bosan atau penat akan aktivitas hari-hari kita yang monoton.


Akan tetapi pernahkah agan dan sista bayangkan keseruan apa yang akan kita dapatkan saat berwisata ke sebuah hutan pedalaman? Atau pernahkah kita berpikir, apa saja yang kita dapatkan jika berwisata ke tempat-tempat bersejarah?


Kekayaan alam Indonesia yang begitu menarik para wisatawan salah satunya adalah kekayaan alam yang ada di tanah Papua. Bercerita tentang Papua memang tidak akan ada habisnya, baik itu tentang kekayaan lautnya, kekayaan adatnya, juga kekayaan bahasanya.


Namun, kali ini aku akan menuliskan tentang kekayaan sejarah yang ada di Papua, yaitu tentang jejak sejarah perang dunia ke 2.


Papua merupakan daerah yang menjadi tempat perseteruan antara tentara Jepang dan tentara sekutu di perang dunia ke 2. Adapun daerah yang menjadi saksi bisu peperangan tersebut di antaranya adalah:


1. Biak




Biakadalah pulau kecil yang terletak di Teluk Cendrawasih dekat sebelah utara pesisir Provinsi Papua, Indonesia. Posisi Biak berada di sebelah barat laut Papua Nugini. Biak adalah pulau terbesar di antara rantai kepulauan kecil, serta mempunyai banyak atol dan terumbu karang. Wikipedia


Suhu di daerah Biak ini berkisar sekitar 27º-30º C, dan saat terik bisa mencapai 32ºC. Maka tidak salah jika daerah ini mendapat julukan "Kota Karang Panas".


Biak merupakan salah satu saksi bisu akan perang dunia kedua, yakni sebuah goa yang bernama goa Binsari, tapi kini lebih dikenal dengan sebutan 'Goa Jepang'.


Dahulu, saat perang dunia kedua (1943-1944) tentara Jepang menjadikan goa ini sebagai tempat persembunyian, pusat logistik, dan pertahanan. Di dalam goa ini pula diceritakan bahwa terdapat sekitar 3.000 prajurit Jepang gugur dengan terkubur hidup-hidup saat terjadi pengeboman dari tentara sekutu.


Sampai di mulut goa kita akan disuguhi oleh pemandangan lubang sekitar ±30meter bekas pengeboman pasukan sekutu. Saat melihatnya kita pasti akan berpikir seberapa besar dan dahsyatnya bom yang diluncurkan oleh tentara sekutu tersebut hingga bisa menembus goa dan menciptakan lubang begitu sangat besar.


Di sana, tepatnya di depan area Goa Jepang ini terdapat beberapa koleksi misil, bom, dan peluru yang dibentuk melingkari senapan otomatis yang dikeluarkan tahun 1940-an oleh Jepang. Tidak jauh dari tempat ini juga terdapat tas khas Papua yaitu Noken.




Sebelum berkunjung ke suatu tempat, tentu kita lebih dulu mencari tahu bagaimana dan apa saja yang menarik dari tempat tersebut. Berkunjung ke goa Jepang kita tidak perlu khawatir akan bingung atau tersesat di goa ini, karena di bagian pusat informasi sudah terdapat peta keseluruhan goa juga informasi dasar tentang goa Jepang tersebut. Foto dan arsip khusus peninggalan tentara Jepang (berupa sisa tulang-tulang dan tengkorak pasukan eks-tentara Jepang) pun sudah ada di tempat itu.


Saat masuk ke dalam goa tersebut kita akan menemukan satu titik tempat ziarah keluarga eks-tentara Jepang. Tempat ini ditandai dengan adanya bendera dan tulisan Kanji yang diikat di sebuah pohon.





Untuk masuk ke tempat ini pun tidak perlu merogoh kantong yang terdalam, karena hanya dengan membayar 10 ribu kita sudah bisa menelusuri peninggalan-peninggalan perang dunia yang berada di goa Jepang ini.



2. Tambrauw




Tambrauw merupakan kabupaten yang ada di Papua Barat. Tempat ini juga menjadi saksi bisu pertempuran tentara Amerika Serikat dan Jepang dan termasuk tempat yang begitu banyak ditemukannya jejak perang dunia kedua.


Salah satu daerah yang menjadi tempat pendaratan tentara sekutu adalah daerah Sausapor (ibu kota sementara Tambrauw, kabarnya sekarang sudah dipindah ke Fef). Makanya di daerah inilah banyak ditemukan jejak-jejak mereka, diantaranya: lapangan terbang yang terbuat dari tikar baja, kapal tentara sekutu juga mobil-mobil tank.




Namun, saat ini peninggalan perang dunia yang masih ada hanyalah tank amfibi dan artileri yang terbalut rerumputan, akar serta tumbuhan liar, meski sudah berkarat, tapi keadaannya tetap utuh. Karena tank ini berada di pedalaman hutan di sekitar kampung Werbes.




Di Sausapor juga terdapat tugu yang dibangun oleh pemerintah Jepang untuk mengenang jasa-jasa prajurit Jepang. Tugu ini adalah tempat dikuburnya tulang belulang para prajurit Jepang dan tugu ini menjadi destinasi wisata keturunan mereka.


Berwisata ke tempat-tempat bersejarah tidaklah hanya mampu untuk melepas rasa penat akan aktivitas sehari-hari kita saja, tapi berwisata ke tempat seperti ini juga untuk menambah pengetahuan kita akan sejarah, menghormati sebuah perjuangan dan memahami sebuah pengorbanan. Tujuan akhirnya adalah kita bisa lebih mencintai negara kita dan bersyukur akan kedamaian yang kita nikmati hari ini, tanpa melupakan jasa-jasa mereka, para pejuang.


Bagaimana Agan dan Sista, tidakkah tertarik untuk mengunjungi tempat bersejarah ini? Kalau aku selalu tertarik untuk mengunjungi seluruh tanah Papua, baik itu wisata lautnya atau gunung juga tempat sejarahnya. Karena Papua itu keindahan yang tidak bisa dilewatkan dan dipungkiri begitu saja. Hutannya menyimpan banyak kekayaan, lautnya menyimpan banyak keindahan dan gunungnya menyimpan banyak keanggunan.





Referensi: kompas dan di sini

Sumber gambar: di sini dan di sini