mengeja
TS
mengeja
Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin), Revolusioner Bolshevik Pendiri Uni Soviet


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Shalom, salam sejahtera. Om swastiastu. Namo buddhaya. Wei de dong tian.

Hai, GanSis apa kabar?

emoticon-I Love Indonesia


Vladimir Ilyich Ulyanov atau Lenin.
Sumber

Vladimir Ilyich Ulyanov atau lebih dikenal dengan nama samaran Lenin adalah seorang revolusioner, politisi, dan ahli teori politik Rusia yang mengobarkan Revolusi Bolshevik untuk kemudian mendirikan negara terluas di dunia Uni Soviet. Ia lahir di Simbirsk (sekarang Ulyanovsk), Kekaisaran Rusia pada tanggal 22 April 1870.

Ayahnya, Ilya Nikolayevich Ulyanov merupakan keturunan budak yang asal-usulnya masih diperdebatkan. Namun, pastinya Ilya Nikolayevich Ulyanov lahir di Astrakhan, anak dari seorang penjahit miskin dan mantan budak Nikolai Vasilievich Ulyanov yang berasal dari Sergachsky, Nizhny Novgorod. Walaupun berlatar belakang kelas bawah, Ilya Nikolayevich Ulyanov memiliki kemampuan Fisika dan Matematika yang baik. Ia berhasil masuk ke Kazan Imperial University sebelum akhirnya mengajar di Penza Institute for the Nobility.

Ibunya, Maria Alexandrovna Blank adalah putri seorang dokter kaya Yahudi Jerman yang menikahi perempuan Swedia. Kemungkinan besar Lenin tak mengetahui bahwa kakek dari ibunya adalah seorang Yahudi sebab telah beralih ke Protestan saat bekerja sebagai dokter di Rusia.


Potret keluarga besar Ilya Nikolayevich Ulyanov. Ada yang bisa menebak Lenin di mana?
Sumber

Ilya Nikolayevich Ulyanov sendiri merupakan tokoh penting pendidikan Kekaisaran Rusia. Setelah menjadi kepala sekolah dasar di sebuah distrik di Simbirsk, lima tahun setelahnya ia dipromosikan menjadi kepala sekolah umum provinsi yang mengawasi yayasan dengan lebih dari 450 sekolah sebagai bagian dari program pemerintah terkait modernisasi pendidikan. Pengabdiannya tersebut berbuah penghargaan Ordo St. Vladimir yang memberinya status bangsawan secara turun-temurun.

Ilya Nikolayevich Ulyanov adalah seorang penganut Kristen Ortodoks yang taat. Ia membaptis semua anaknya, termasuk Lenin yang saat kecil dipanggil Volodya. Lenin adalah anak ketiga dari delapan bersaudara. Dua saudara kandungnya meninggal saat masih bayi. Kedua orang tua Lenin adalah kubu pro-Pemerintah yang berpandangan konservatif liberal. Mereka cenderung menghindari radikalisme politik yang ketika itu marak di Rusia.


Lenin bersama adik perempuan kesayangannya, Olga.
Sumber

Di antara saudara yang lain, Lenin paling dekat dengan adik perempuannya, Olga yang selisih usia setahun. Mereka gemar berkompetisi yang tak jarang juga berkelahi. Lenin adalah seorang olahragawan sejati. Ia menghabiskan banyak waktu untuk bermain catur dan lumayan unggul dalam olahraga senam.

Pada tahun 1886, saat ia berusia 15 tahun, ayahnya meninggal karena pendarahan otak. Mendadak ia menjadi sosok yang sensitif dan mulai meniadakan Tuhan. Pada waktu yang sama kakak lelakinya, Alexander atau akrab dengan panggilan Sasha sedang berkuliah di Universitas Saint Petersburg dan terlibat politik kiri yang melawan monarki absolut Tsar Alexander III. Sasha yang berpartisipasi dalam konspirasi membunuh Tsar, akhirnya ditangkap dan dieksekusi gantung.

Terlepas dari trauma emosional kehilangan ayah dan kakak lelakinya, Lenin terus belajar dan menjadi bintang kelas. Selanjutnya ia berkuliah di Universitas Kazan mengambil jurusan hukum.

Hanya sebentar belajar di universitas, Lenin ditangkap dan dikeluarkan dari Universitas Kazan karena kasus yang sama seperti mendiang kakak lelakinya: terlibat politik kiri yang melawan pemerintah. Ia mengasingkan diri ke rumah perkebunan keluarganya di Kokushkino dan menghabiskan waktu dengan membaca novel pro-revolusioner karya Nikolay Chernyshevsky berjudul What Is To Be Done.

Ibunya yang prihatin dengan radikalisme politik Lenin berupaya meyakinkan Kementerian Dalam Negeri untuk mengizinkannya kembali ke Kazan, tapi bukan ke universitas.


Karl Marx, seorang filsuf Jerman yang melahirkan pandangan Marxisme.
Sumber

Sekembalinya ke Kazan, Lenin bergabung dengan lingkaran revolusioner Nikolai Fedoseev, tempat ia menemukan buku Das Kapitalkarya Karl Marx. Hal tersebut membangkitkan minatnya pada paham Marxisme yang menitikberatkan perjuangan kelas bahwa masyarakat kapitalis pada akhirnya akan memberi jalan kepada masyarakat sosialis. Ibunya semakin khawatir dengan pandangan politik Lenin. Dengan tabungan yang ada, beliau menjual rumah dan membeli tanah pedesaan di Alakaevka, Oblast Samara dengan harapan putranya akan mengalihkan perhatian ke bidang pertanian.

Di tempat baru Lenin justru bergabung dengan lingkaran diskusi sosialis Alexei Sklyarenko. Ia yakin sepenuhnya dengan Marxisme dan mulai menerjemahkan artikel politik Manifesto Komunis karya Friedrich Engels. Ia juga melahap karya-karya seorang Marxis Rusia, Georgi Plekhanov yang berargumen bahwa Rusia sedang bergerak dari feodalisme ke kapitalisme.

Pada bulan Mei 1890, dengan nama baik janda bangsawan, kembali ibunya membujuk pihak berwenang agar mengizinkan putranya mengikuti ujian eksternal di Universitas Saint Petersburg, tempat Lenin memperoleh gelar kesetaraan. Perayaan kelulusannya dirusak masa berkabung adik perempuan kesayangannya, Olga yang meninggal akibat tipus. Lenin tetap di Samara selama tiga tahun, bekerja sebagai asisten hukum untuk pengadilan daerah lalu beralih menjadi pengacara setempat. Ia tetap aktif dalam lingkaran Sklyarenko dan mulai merumuskan gagasan Marxisme untuk kelak diterapkan di Rusia.


Nadezhda Krupskaya atau Nadya, istri Lenin.
Sumber

Pada akhir tahun 1893, Lenin pindah ke Saint Petersburg. Ia menjalani hubungan romantis dengan putri bangsawan yang menjadi guru sekolah Marxis, Nadezhda Krupskaya atau Nadya yang kelak menjadi istrinya. Lenin menyebarkan gerakan revolusioner hingga ke komunitas Rusia di luar negeri, seperti di Swiss, Paris, dan Berlin. Bersama 40 aktivis lainnya, ia ditangkap di Saint Petersburg dan diasingkan ke Shushenskoye, Siberia pada bulan Februari 1897.

Perjalanan ke sana memakan waktu 11 minggu yang sebagian besar ditemani oleh ibu dan saudara perempuannya. Pada bulan Mei 1898, Nadya juga diasingkan ke Ufa karena mempelopori pemogokan buruh. Dengan dalih hendak bertunangan, ia dipindahkan ke Shushenskoye. Lenin dan Nadya menikah di sebuah gereja pada tanggal 10 Juli 1898.

Usai pengasingan Lenin tinggal di Pskov. Di sana ia membangun surat kabar Iskra yang menjadi corong aspirasi kaum Marxis Rusia yang bersatu di bawah naungan Partai Sosial Demokratik Rusia (RSDLP). Pada bulan Juli 1900, Lenin kembali berkelana ke Eropa Barat yang menuntun Iskra menjadi media bawah tanah paling sukses di Rusia. Ia mulai mengadopsi nama pena Lenin pada bulan Desember 1901, berasal dari nama sungai di Siberia, Lena.

Pada tahun 1903, diadakan Kongres Kedua RSDLP di London, Inggris. Terjadi perpecahan antara kubu Lenin dan Julius Martov. Mayoritas suara merapat ke Lenin yang kemudian disebut bol’sheviki (mayoritas), sedangkan Martov hanya memiliki sedikit pendukung yang disebut menheviki (minoritas). Rivalitas antara Bolshevik dan Menshevik berlanjut setelah kongres. Walaupun begitu, kubu Bolshevik semakin kuat dan dengan cepat menguasai Komite Pusat RSDLP.


Revolusi 1905 yang gagal menggulingkan Tsar Nicholas II.
Sumber

Pada bulan Januari 1905, terjadi pembantaian demonstran di Saint Petersburg yang terkenal dengan Minggu Berdarah. Serangkaian kerusuhan sipil meluas menjadi Revolusi 1905 yang gagal menggulingkan Tsar Nicholas II. Lenin mendorong partainya untuk mencari keanggotaan yang jauh lebih luas dan menganjurkan konfrontasi terus-menerus terhadap Pemerintah.

Sadar bahwa biaya keanggotaan dan sumbangan donatur kaya tak mencukupi operasional partai, Lenin mendukung gagasan kriminal dengan merampok kantor pos, stasiun kereta api, dan bank. Di bawah komando Leonid Krasin, sekelompok Bolshevik mulai melakukan tindakan kriminal. Paling terkenal terjadi pada bulan Juni 1907, saat sekelompok Bolshevik di bawah kepemimpinan Joseph Stalin melakukan perampokan bersenjata terhadap Bank Negara di Tblisi, Georgia.

Pemerintah semakin represif memburu kaum revolusioner yang membuat Lenin melarikan diri ke Swiss. Salah satu elit Bolshevik, Alexander Bogdanov memutuskan memindahkan pusat kegiatan Bolshevik ke Paris.

Pada bulan Agustus 1910, Lenin menghadiri Kongres Kedelapan RSDLP di Kopenhagen, Denmark. Ibu, saudara perempuan, dan istrinya menyusul yang kemudian menetap di Perancis. Pada masa ini Lenin menjadi teman dekat Inessa Armand, seorang elit Bolshevik Perancis. Beberapa penulis biografi menyatakan bahwa mereka berselingkuh dari tahun 1910 sampai 1912.

Pada bulan Juni 1911, Komite Pusat RSDLP memutuskan mengembalikan fokus perjuangan ke Rusia. Lenin berusaha membangun kembali pengaruhnya di internal partai yang melorot akibat konflik dan skandal. Pada bulan Januari 1913, Lenin bertemu dengan Stalin membahas masa depan etnis non-Rusia di Kekaisaran Rusia. Stalin bertanya hal tersebut karena ia berlatar belakang etnis Georgia. Diskusi tertunda sebab kesehatan Lenin dan istrinya menurun. Mereka pindah ke desa Biały Dunajec, Polandia sebelum akhirnya menuju Bern, Swiss untuk menjalani operasi gondok Nadya.

Lenin berada di Galicia, Austria-Hongaria saat Perang Dunia I meletus pada tahun 1914. Ia dipenjara karena kewarganegaraan Rusia dan tak lama dilepas setelah pihak berwenang mengetahui sikapnya yang anti-Tsar. Lenin dan istrinya pindah ke Swiss yang netral untuk berlindung dari ancaman perang. Pada bulan Juli 1916, ibunya meninggal dunia. Kepergiannya sangat memengaruhi emosional Lenin yang berdampak depresi karena khawatir ia juga akan mati sebelum melihat revolusi kelas bawah.

Pada bulan Februari 1917, Revolusi Februari pecah di Saint Petersburg akibat pemogokan kaum buruh yang kelaparan. Kerusuhan segera menyebar ke bagian Rusia yang lain. Khawatir digulingkan dengan kejam, Tsar Nicholas II turun takhta atas kemauan sendiri. Kendali negara dipegang oleh majelis negara yang bersahabat dengan kubu Menshevik. Mereka membentuk pemerintahan sementara Republik Rusia.

Lenin dan pendukungnya merayakan keberhasilan revolusi dari markasnya di Swiss. Ia memutuskan kembali ke Rusia untuk membangkitkan Bolshevik, namun semua pintu masuk masih diblokade imbas Perang Dunia I yang belum selesai. Ia dan pendukungnya kemudian menemui pihak Jerman untuk membantunya kembali ke Rusia. Menyadari bahwa kedatangan Lenin bisa menimbulkan masalah baru, Jerman yang sedang berperang melawan Rusia memfasilitasi perjalanan eksklusif dan aman menggunakan kereta api dari Zürich ke Sassnitz, lanjut via feri ke Trelleborg, Swedia dan menuju Helsinki untuk kemudian melanjutkan dengan kereta api ke Saint Petersburg.


Jalur kepulangan Lenin yang melelahkan dari Zurich ke Saint Petersburg.
Sumber

Pada bulan April, Lenin tiba di Saint Petersburg. Situasi menjadi sulit sebab beberapa golongan Bolshevik lebih menginginkan rekonsiliasi dengan kubu Menshevik. Dengan lantang ia menyebarkan pidato politik yang mengutuk pemerintahan sementara yang dianggap masih perpanjangan tangan rezim Tsar. Ia juga menyudutkan golongan pro-rekonsiliasi sebagai pengkhianat sosialisme. Sebaliknya, kubu Menshevik menuduh Lenin hendak menyeret negara ke dalam perang saudara. Di lain pihak, Pemerintah juga menuduh Lenin sebagai mata-mata Jerman.

Pada bulan Juli, terjadi kerusuhan bersenjata antara demonstran Bolshevik melawan Pemerintah di Saint Petersburg. Menanggapi kekerasan tersebut, Pemerintah menggerebek kantor Bolshevik dan memerintahkan penangkapan Lenin serta beberapa pengikutnya. Lenin dan beberapa pengikutnya bersembunyi di Razliv, masih di kawasan Saint Petersburg.

Pada bulan Agustus, Panglima AD Rusia, Jenderal Lavr Kornilov mengirim pasukan ke Saint Petersburg untuk melakukan kudeta militer terhadap pemerintahan sementara. Sadar tak mampu menghadapi sendiri, Perdana Menteri Alexander Kerensky meminta bantuan kepada massa Bolshevik yang kemudian berhasil bahu-membahu mempertahankan kota. Hal tersebut membuat pamor Bolshevik kembali naik di panggung politik. Sementara itu, kubu Menshevik yang telah kehilangan banyak dukungan akibat bersahabat dengan Pemerintah, mulai merapat ke Bolshevik.

Lenin keluar dari persembunyiannya dan mulai merencanakan revolusi sesungguhnya dengan menggandeng milisi bersenjata MRC yang loyal terhadap Bolshevik. Pada bulan Oktober, MRC diperintahkan untuk memanipulasi sambungan komunikasi dan transportasi. Bolshevik segera mengepung istana dan menangkap para menteri yang diancam akan ditembaki kapal perang Aurora yang siap sedia di perairan sekitar Saint Petersburg.


Lenin berpidato di depan massa pendukungnya saat Revolusi Oktober.
Sumber

Selama pemberontakan, Lenin berpidato bahwa pemerintahan sementara telah digulingkan. Pada tanggal 26-27 Oktober 1917, Bolshevik segera mendirikan pemerintahan baru dengan membentuk Soviet Narodnykh Kommissarov (Sovnarkom) atau Dewan Komisaris Rakyat dengan Lenin sebagai pemimpinnya.

Pada tanggal 25 November 1917, untuk pertama kalinya rakyat Rusia melakukan pemilu untuk menentukan Majelis Konstituante. Bolshevik kalah suara oleh Partai Revolusioner Sosialis yang berfokus pada agraria. Meskipun begitu, Bolshevik unggul di kota-kota besar yang membuatnya tetap dominan dalam percaturan politik Rusia.

Pada bulan Maret 1918, kaum Bolshevik mengubah nama mereka menjadi Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia atau Partai Komunis Rusia yang secara de facto mengendalikan pemerintahan. Sovnarkom mulai bertindak sepihak dengan melemahkan kubu Menshevik dan Sosialis Revolusioner yang membawa Rusia menjadi negara satu partai.

Di dalam tubuh partai juga dibentuk Biro Politik (Politbiro) untuk membantu Komite Pusat dalam menentukan keputusan yang nantinya diadopsi oleh Sovnarkom. Lenin menunjuk Yakov Sverdlov sebagai sebagai sosok sentral Politbiro, namun ia wafat pada bulan November 1919 akibat wabah flu Spanyol.

Pada bulan Januari 1918, Lenin selamat dari upaya pembunuhan di Saint Petersburg. Khawatir dengan ancaman Jerman, pada bulan Maret 1918, ia memindahkan aktivitas pemerintahan ke Istana Kremlin, Moskow.


Percobaan pembunuhan kedua Lenin oleh Fanny Kaplan.
Sumber

Pada bulan Agustus 1918, Lenin kembali selamat dari percobaan pembunuhan saat berpidato di depan umum. Fanny Kaplan, pelaku yang merupakan anggota Revolusioner Sosialis ditangkap dan dieksekusi. Lenin terluka parah akibat luka tembak. Serangan tersebut diliput secara luas oleh media Rusia yang justru menimbulkan simpati dan meningkatkan kepopuleran Lenin.

Selama tahun 1917-1918, Lenin mengeluarkan banyak dekret untuk mereformasi bidang sosial, hukum, ekonomi, dan agraria. Beberapa di antaranya adalah dekret pendidikan sekuler gratis untuk semua anak Rusia, pembatasan masa kerja 8 jam per hari, kampanye kursus kilat literasi sebagai program pemberantasan buta huruf, emansipasi perempuan, dll.

Pada awal 1918, Sovnarkom membatalkan semua utang luar negeri serta bunganya. Lenin menasionalisasi perdagangan luar negeri Rusia, membentuk monopoli negara atas ekspor-impor, dan menasionalisasi beberapa perangkat penting lainnya, seperti fasilitas publik, kereta api, tekstil, industri berat, pertambangan, dll. Nasionalisasi dalam skala penuh tak terjadi sampai bulan November 1920.

Sementara itu, Perang Dunia I masih berkecamuk. Lenin hendak menarik pulang seluruh pasukan Rusia yang lelah berperang. Ia mengupayakan gencatan senjata dengan syarat perjanjian perdamaian dengan Blok Sentral (Jerman dan Austria-Hongaria). Namun, segelintir kaum Bolshevik menentang rencana tersebut karena dinilai mengkhianati sosialisme internasional. Sebaliknya, Rusia harus terus mengobarkan perang untuk memicu pemberontakan kelas bawah Jerman agar melawan pemerintah mereka sendiri.

Pada bulan November 1917, terjadi perundingan di Brest-Litovsk antara Rusia dan Jerman. Gencatan senjata disepakati Jerman dengan syarat mempertahankan klaim penaklukan saat perang yang mencakup Polandia, Lithuania, dan Courland.


Pasukan Austria-Hongaria memasuki Kamianets Podilskyi, kota kastil di Ukraina Barat.
Sumber

Rusia menolak dan memaksa Blok Sentral untuk meluncurkan Operasi Faustschlag yang bergerak maju ke dalam wilayah Rusia. Dalam waktu sehari, Jerman tiba di Dvinsk, Latvia. Lenin yang khawatir dengan invasi Jerman mencoba meyakinkan Sovnarkom agar menerima tuntutan kemauan musuh. Pada tanggal 23 Februari 1918, Blok Sentral memberikan ultimatum baru bahwa klaim penaklukan diperluas, termasuk negara-negara Baltik dan Ukraina. Ancamannya tak main-main, yakni invasi skala penuh Blok Sentral terhadap Rusia.

Bersambung ke post selanjutnya....
Diubah oleh mengeja 30-05-2020 14:00
yuki26g3nk_24farhansyahyuar
farhansyahyuar dan 43 lainnya memberi reputasi
44
8.5K
72
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.