• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • 7 Tradisi Ekstrim dan Unik di Papua, No 1 Paling Ekstrim dan Saat Ini Sudah Dilarang!

anna1812Avatar border
TS
anna1812
7 Tradisi Ekstrim dan Unik di Papua, No 1 Paling Ekstrim dan Saat Ini Sudah Dilarang!





Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku, budaya, dan adat tradisi. Beragam tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakatnya, menunjukkan betapa mereka menjunjung tinggi nilai-nilai cinta tanah air. Adat kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun dari nenek moyang, seolah telah mendarah daging, sehingga sulit menggeser budaya yang telah ada sejak zaman dulu.

Dari sekian banyak adat tradisi yang ada di Indonesia, Papua juga memiliki kebiasaan yang sedikit aneh dan ektstrim dibanding daerah lain. Tradisi-tradisi di Papua ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dan masih dilakukan hingga sekarang.

Lalu seperti apa tradisi orang Papua tersebut? Simak ulasannya di bawah ini, yuk, GanSist!

1. Tradisi Potong Jari

Tradisi Potong Jari dilakukan oleh masyarakat adat di Papua yang kehilangan anggota keluarganya. Setiap satu orang anggota keluarga yang meninggal, maka satu ruas jari tangannya harus dipotong sebagai bentuk cinta kasih. Terpotongnya ruas jari ini sebagai simbol kehilangan. Rasa sakit akibat terpotongnya jari, menggambarkan terkoyaknya perasaan karena kehilangan saudara tercinta. Tradisi ini, sebagian besar dilakukan oleh kaum wanita, tapi sebagai bentuk penghormatan, kaum lelaki pun ada yang melakukan tradisi ekstrim ini. Bagaimana jika saudara yang dimiliki banyak, lalu meninggal secara berurutan, ya? Ane tidak bisa membayangkan akan seperti apa bentuk jari dari keluarga yang ditinggalkan. Dari yang ane lihat di televisi, adat tradisi ini sudah banyak yang meninggalkan, GanSis, sebab melanggar hak asasi manusia.


sumber


2. Mumi Papua

Seperti yang kebanyakan orang tahu, tradisi mengawetkan jenazah merupakan tradisi yang dilakukan di Mesir. Namun, tahukah GanSis, jika di Papua juga ada tradisi semacam ini? Suku Dani di Papua juga melakukan tradisi pengawetan atau pembalseman pada jenazah tokoh adat. Akan tetapi, cara yang dilakukan jelas berbeda. Teknik mumifikasi atau pengawetan dilakukan dengan menjemur dan mengeringkan jenazah di dalam goa. Setelah itu, jenazah ditusuk dengan tulang babi dan diletakkan diatas perapian. Wah, ane membayangkannya kok ektrim sekali, ya, GanSis.


sumber


3. Tradisi Ararem

Tradisi ini merupakan tradisi arak-arakan untuk hantaran mas kimpoi menuju tempat pengantin perempuan. Arak-arakan ini membawa barang hantaran berupa peraltan rumah tangga, guci, piring antik, dan uang yang telah disepakati bersama. Saat Tradisi Ararem digelar maka suasana akan sangat ramai oleh masyarakat karena juga diiringi oleh musik dan tarian tradisional. Hal unik dari Tradisi Ararem adalah keberadaan bendera merah putih yang turut serta menjadi bagian dari arak-arakan hantaran mas kimpoi. Ini menunjukkan betapa mereka cinta akan tanah air Indonesia. Kalau di daerah ane, ini namanya 'mbesan' yang dilakukan pada malam hari sebelum pelaksanaan akad nikah keesokan harinya.


sumber


4. Festival Lembah Baliem

Festival Lembah Baliem merupakan festival adu kekuatan dari tiga suku besar di Papua yang melambangkan kesuburan. Meskipun identik dengan kekerasan, festival ini tetap aman dan asyik untuk dinikmati pengunjung. Festival Lembah Baliem digelar dengan menggunakan skenario pemicu perang antar suku layaknya film aksi. Wah, kalau tradisi ini sepertinya seru ya, GanSis? Kita seperti melihat film dengan berbagai adegan laga yang tak biasa.


sumber


5. Tifa Darah

Dallam pelajaran seni musik, alat musik Tifa pasti tak pernah ketinggalan disebut. Alat musik ini merupakan alat musik pukul khas dari tanah Papua yang menyerupai gendang. Beberapa suku di Papua membuat Tifa dengan cara yang cukup mengerikan. Kulit binatang yang digunakan tidak dilekatkan dengan lem atau diikat dengan rotan, melainkan dengan darah. Darah diambil dari bagian paha anggota masyarakat dengan cara disayat silet. Saat ini, ritual pembuatan Tifa dengan media darah telah banyak ditinggalkan dan diganti dengan penggunaan lem kayu. Namun, apapun medianya, Tifa tetaplah alat musik tradisional Papua dan tak ada yang bisa menggeser posisi tetabuhan ini dari kultur masyarakat Papua sebagai penyemangat pesta.


sumber


6. Bakar batu

Bakar batu merupakan tradisi yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas berkah pertanian yang diberikan Tuhan dan bertujuaan untuk mempererat tali silaturahmi serta menebarkan kebahagiaan, seperti kelahiran, perkimpoian adat, penobatan kepala suku atau untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang. Tradisi Bakar Batu umumnya dilakukan oleh suku pedalaman/pegunungan, seperti diLembah Baliem, Paniai, Nabire, Pegunungan Tengah, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Dekai, Yahukimo dll.
Meskipun namanya bakar batu, tak hanya batu saja yang dibakar tapi juga berbagai umbi-umbian untuk dimakan bersama.


sumber


7. Tari Imeko

Nama Imeko diambil dari tiga daerah sembaran yaitu Inanwatan, Metemani, dan Kokoda.
Tarian ini dapat disebut unik. Mengapa? Karena tarian ini populer dengan goyang pantatnya. Lebih uniknya lagi, pada tarian ini gerakan tangan penari mirip kepakan sayap beragam jenis burung. Sayangnya, kita hanya dapat saksikan tarian ini waktu ada acara-acara kebiasaan atau masuk tempat tinggal baru saja.


sumber


Adat tradisi di atas memang tergolong unik dan ekstrim. Namun, di balik ekstrimnya adat kebiasaan tersebut, sudah pasti ada maksud dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Beberapa masih dilakukan hingga saat ini demi kelestarian adat yang telah diturunkan oleh nenek moyang mereka. Tidak hanya di Papua saja yang masih tetap melestaikan adat budaya dari nenek moyang, banyak wilayah di Indonesia yang tetap melestarikan budaya di masing-masing daerahnya. Walaupun terkadang adat kebiasaan tersebut ada yang bertentangan dengan agama dan hak asasi manusia tentunya. Kelestarian adat budaya dan tradisi suku-suku di negara ini, memang sudah selayaknya tetap dilestarikan demi terjaganya persatuan dan kesatuan. Sebab bukan hal yang mustahil apabila ada pelarangan terhadap pelaksanaan adat yang melanggar agama, akan menyebabkan perpecahan di antara warga dan tokoh masyarakat yang melarangnya.

Tetap cintai dan lestarikan budaya daerah, sehingga budaya tersebut tidak mudah diakui oleh negara lain seperti yang sudah-sudah ya, GanSis. Budaya dan tradisi tesebut merupakan kekayaan dan menjadi ciri khas bangsa Indonesia, negeri kita tercinta yang tidak dimiliki oleh negara lain di dunia.


Penulis : @anna1812
Referensi : 1, 2, 3


emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2
Diubah oleh KS06 31-05-2020 05:00
InaSendryAvatar border
betiatinaAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 26 lainnya memberi reputasi
27
3.1K
103
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.