Indonesia memang sedang mengalami kendala yaitu luluh lantaknya sistem sosial kita akibat wabah corona, tak ada lagi kata kerjasama, persatuan dan bahu membahu untuk menjadi utuh didalam kesatuan. Semua ribut, hingga saling sikut bahkan suara-suara sumbang pun berdatangan.

Televisi sebagai media nasional juga tak menawarkan hal yang baik kepada masyarakat, tayangan hiburan banyak sekali yang akhirnya masuk delik aduan mulai kasus penghinaan nabi hingga kasus nama marga. Duh kok seneng banget ya mencari-cari kesalahan orang! Dunia pansos membuat banyak orang menjadi tak punya etika. Tapi inilah yang orang suka, mereka senang membuat hal yang membawa perpecahan.



Disinilah pointnya ketika televisi nasional mulai meredup pamornya, hingga ditendangnya Helmi Yahya dari jajaran penting di TVRI sebagai sarana pemersatu bangsa. Maka saat ini muncul anak bangsa yang berkualitas dalam menangani point bersatunya bangsa dalam sebuah kata.

Pelantikan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (Dirut LPP TVRI) menjadi pembahasan menarik, ketika Iman Brotoseno dilantik menjadi menarik ketika jejak digitalnya menjadi omongan banyak orang.



Cuitan lama yang diunggah sekitar tahun 2013 dan 2010, menjadi perdebatan. Yaitu tentang "Bokep" sebuah kata ampuh yang merasuk dalam sukma. Hingga tak terasa bulu kuduk merinding dan tak terasa ada denyut yang membara didalam nadi seseorang yang terbawa suasana, dari sebuah kata sakral dalam dunia visual.

Maka kita kutip narasi dari seorang Dirut yang dahulunya sebagai kontributor di media cetak yang terkenal menampilkan lekuk tubuh wanita sensual, majalah playboy.





Apakah dengan rekam jejak digitalnya dimasa lalu, TVRI mendapatkan sosok yang mampu merubah keadaan dengan konten yang bisa mempersatukan negeri ini. Yaitu konten yang berani merubah stigma TVRI yang sudah ketinggalan zaman.



Para punggawa lama harus masuk kotak, diganti dengan gadis-gadis yang mampu eksis dengan pakaian yang menggoda sebuah terobosan baru yang patut ditunggu.

Nampaknya dunia dimasa depan akan digenggam oleh orang pintar yang mampu berkreasi dengan ekspresi liar, persetan dengan dosa yang terpenting bagaimana caranya agar TVRI hidup kembali tanpa harus mengeluarkan anggaran besar.



Konten "Hot dan Sexy" cara ampuh untuk mendamaikan negeri ini dari segala sisi, murah dan receh yang penting semua mata bisa memandang TVRI sebagai "Televisi Pemersatu Bangsa"

Saya pun menunggu reporter sexy yang akan membacakan berita, mari kita dukung TVRI menjadi televisi nasional yang menjunjung tinggi persatuan.



Salam, saya c4punk see u next thread.