• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Ada Apa Dengan Bibir Wanita Suku Mursi? Kenapa Maharnya Menjadi Sangatlah Mahal?

delia.adelAvatar border
TS
delia.adel
Ada Apa Dengan Bibir Wanita Suku Mursi? Kenapa Maharnya Menjadi Sangatlah Mahal?
Spoiler for screenshotan google:





Kalau bicara masalah tradisi dan sebuah adat istiadat, maka Delia tidak akan pernah ada habisnya berdecak kagum. Betapa sebuah tradisi dari berbagai daerah itu sangat beraneka ragam, bahkan sangat unik mendekati limited edition. Bagaimana tidak? Dalam soal kecantikan, perkimpoian dan lain sebagainya. Adat istiadat yang berbeda-beda ini menjadi sebuah bahan bakar yang membuat ciri khas suatu daerah menjadi begitu sangat terkesan. Apalagi tradisi yang akan Delia tulis tentang kecantikan wanita yang satu ini. Yang menurut Delia uniknya tidak ada duanya.

Bagaimana tidak ada duanya, kalau standar kecantikan suku Mursi yang berada di Ethiopia ini mengaku bahwa mereka cantik jikalau memiliki bibir bawah yang sangat lebar. Padahal zaman now lebih mengutamakan mulusnya kulit wajah, putihnya yang mempesona serta bodinya yang serba aduhai. Hal ini membuat suku Mursi menjadi sangat unik bukan?


Kalian pernah membayangkan tidak bagaimana rasanya jika bibir kalian di letakan sebuah piring dengan diameter 10 cm hingga 25 cm menggantung di bawah bibir? Well pastinya tidak nyaman bukan? Namun bagi suku Mursi hal ini adalah sebuah kecantikan yang akan membuat para pria terpesona. Kenapa bisa begitu ya? Karena ketika seorang wanita suku Mursi sudah memiliki lip plateapalagi jika semakin besar piring yang mereka miliki, maka akan semakin besar mahar yang harus dikeluarkan oleh para pria untuk meminangnya. Tradisi ini bernama Labred yang artinya seorang wanita itu sudah menjadi lebih berwibawa, cantik, lebih dewasa, juga daya tahan tubuh yang sangat kuat.


Quote:


Cara menggunakan piring di bibir bawahnya adalah dengan mengiris bagian bawah bibir sepanjang satu atau dua sentimeter. Biasanya pada usia 15 atau 16 tahun para gadis akan melakukan proses pemotongan bibir dan potongan bibir itu dibiarkan terbuka dengan disumbat oleh kayu sampai luka tersebut sembuh. Penyembuhan ini memakan waktu selama 3 bulan.

Setelahnya lalu dipasangkan piring tersebut pada bagian bawah mulut. Setelah dua atau tiga Minggu, biasanya piring akan diganti dengan ukuran yang lebih besar lagi. Dan luka-luka Akibat dari proses ini disembuhkan dengan salep buatan sendiri yang bahan-bahannya berasal dari racikan beberapa tanaman.

Nah penjelasan tentang tradisi suku ini menarik bukan? Kuylah mari berdiskusi dengan santuy.



nona212Avatar border
arcm20Avatar border
kakekane.cellAvatar border
kakekane.cell dan 12 lainnya memberi reputasi
13
7.2K
181
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.