• Beranda
  • ...
  • Sports
  • Mengkaji Tentang Holding Midfielder, Sederhana Namun Tidak Mudah

FootballStoryAvatar border
TS
FootballStory
Mengkaji Tentang Holding Midfielder, Sederhana Namun Tidak Mudah

Mereka para gelandang bertahan acap kali dilabeli dengan gaya permainan bengis, mengandalkan tekel dan kontak fisik sebagai senjata no.1 untuk menyelesaikan tugasnya. Lawan pun bakal berpikir seribu kali untuk mencari cara berkonfrontasi dengan kehadiran mereka.

Namun, zaman sudah berevolusi. Meski jejak Gattuso dan Nigel De Jong masih dapat mudah dilacak, jenis gelandang bertahan ini mungkin dipopulerkan oleh Claude Makelele. Istilah resminya, holding midfielder yang menjadi jenis gelandang bertahan sangat populer dan juga berkembang sesuai kebutuhan sepakbola pada zamannya. Gelandang bertahan klasik masih sangat menjadikan tekel dan kemampuan berduel sebagai alat untuk menghentikan serangan lawan, maka holding midfielder lebih mengandalkan positioning, meski kemampuan berduel juga merupakan prasyarat yang harus dipenuhi.

Saat Makalele dilepas Madrid, Florentino Perez menganggap ia tak layak disejajarkan dengan galactico-galactico Real Madrid karena hanya bermain dengan mengumpan sejauh tiga meter ditambah ia tidak bisa mencetak gol. Akan tetapi, apa yang dikatakan Perez kala itu adalah kesederhanaan dan efisiensi menjadi seorang holding midfielder. Untuk mencegat alur bola lawan, seorang holding midfielder harus mengandalkan positioning yang akurat, kepekaan spasial seorang holding midfielder harus memiliki kecerdasan yang tinggi. Bisa dikatakan salah langkah sedikit saja, maka lawan bisa seenaknya menjelajah area pertahanan. Agar tim bisa mendapatkan ruang untuk di explore, holding midfielder harus mampu membaca jalannya permainan serta memprediksi pergerakan pemain lawan dengan tepat. Kedua hal itulah yang mendasari ketepatan positioning seorang holding midfielder.

Cara bermain ini yang kemudian menyorot holding midfielder tidak bisa mengeluarkan gaya bermain yang eksplosiv dan spektakuler. Sepintas, mereka hanya bergeser-geser posisi saja di lapangan tengah dengan sesekali mencuri bola dan memberi umpan. Carrick dan Buquets bisa kita ambil sebagai contoh, merupakan inisiator serangan di club mereka maupun di timnas. Mereka rajin menjemput bola dari para bek untuk kemudian mensuplai ke depan. Hampir mirip dengan peran deep-lying playmaker(dlp).

Perbedaan utama antara holding midfielder dengan dlp tentu saja pada tanggung jawab mereka soal pertahanan. Xavi yang sering berperan sebagai dlp harus sering mengusik sepertiga lapangan akhir milik lawan untuk terus membantu serangan dengan kecerdasannya. Sebaliknya, Busquets yang diplot menjadi holding midfielder jarang sekali terlihat untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Xavi sebagai rekan satu timnya. Pasalnya, kalau ia naik terlalu tinggi, pertahanan akan goyah karena kurangnya pelindung dua bek tengah saat tim diserang balik.

Bukan lagi soal asumsi kalau Carrick memang menjadi andalan Van Gaal yang begitu mengagungkan possesion football. Dengan adanya Carrick, ia jadi memiliki pemain yang bisa mengoper ke segala penjuru terutama mengoper ke arah samping (sideways pass). Hal itu lah yang menjadi kunci permainan United ketika ditangani van Gaal, mendapatkan penguasaan bola dengan sangat baik meski akhirnya tanpa tujuan yang jelas alias membosankan.

Sepenting apakah Michael Carrick? Akurasi tinggi umpan lancar mengarah ke depan menunjukkan bahwa ia punya visi bermain yang dibutuhkan sebuah tim dan yang tak kalah hebat, ia juga pandai membaca permainan. Selain itu, Carrick merupakan pemain yang bisa mengontrol dan mengcover 4 bek di belakangnya. Ada efek psikologis yang diberikan oleh Carrick, yaitu gaya permainannya yang mewabahi rasa percaya diri kepada timnya. Pada sebuah kesebelasan seperti MU yang bermain di liga sekeras Liga Inggris, ketenangan salah satu gelandang bisa menguntungkan banyak pemain di sekitarnya dan itu diberikan oleh seorang Michael Carrick.

Di era kepelatihan selanjutnya, Mou menemukan formula efektifnya di lapangan tengah, dengan trisula Carrick, Herrera, dan Pogba. Dengan kehadiran Carrick, Pogba bisa lebih mengekspresikan dirinya sebagai motor serangan yang mengacaukan sepertiga lapangan akhir milik lawan, serta Herrera yang lebih luwes soal mobilisasi untuk naik dan turun tanpa harus menghabiskan energi dan pikirannya untuk khawatir akan serangan balik.

Tugas utama Carrick yakni menjaga ruang, sederhana ia tak perlu mencuri bola langsung dari kaki lawan. Ia hanya ditugaskan agar bola dari kaki lawan tidak tepat sasaran dalam distribusinya. Dalam membantu serangan, Carrick penting sebagai distributor bola. Selain mesti menyingkronkan mata dan otak, Carrick juga diberkahi kemampuan mengetahui arah lari para rekan tim yang ada didepannya, sehingga tak perlu mengamati satu per satu rekannya, umpan Carrick bisa begitu akurat.

Spoiler for Carrick's Play:


United memang dikenal klub yang sekarang sering membeli pemain mewah terutama untuk lini depan, kemewahan dalam bentuk lain tersaji di pos lapangan tengah tanpa harga yang mewah. Sosok itu menjelma dalam seorang Michael Carrick. Namun, kehebatan dan magisnya Carrick justru kurang diapresiasi. Ia menjadi pemain yang kadang disepelekan bahkan dilupakan. โ€œOrang-orang tidak akan menyadari pekerjaan yang dilakukan Carrick sampai dia benar-benar pergi,โ€ kata Henry dilansir Four Four Two.

SEKARANG KITA TERBANG DARI MANCHESTER KE BARCELONA
๐Ÿ‡ฌ๐Ÿ‡ง โœˆ ๐Ÿ‡ช๐Ÿ‡ธ



Sergio Busquets bukanlah gelandang bertahan yang sekadar bertahan. Ia memiliki kecakapan skill yang menunjang dalam aliran bola antar lini ketika berkontribusi dalam menyerang atau bertahan. Kontribusi itu ditopang kemampuannya dengan akurasi umpan yang cukup tinggi. Buktinya, Sergio merupakan pemain paling banyak melancarkan umpan sukses di La Liga 2017/18.

Sergio berkontribusi untuk segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Sangat sederhana, ia bermain dekat dengan Xavi dan memastikan bahwa Xavi akan menerima bola di sepertiga akhir lapangan milik lawan.

Saking krusialnya peran Sergio, ia jarang diberi waktu istirahat oleh Barcelona. Selama bertahun-tahun, bersama Messi, mereka berdua berhasil mempertahankan perannya dalam tim meski kursi bergonta ganti. Tidak hanya di klub, tim nasional Spanyol pun cukup bergantung pada kemampuan Busi (panggilan akrab Sergio Busquets). Mencari pengganti Sergio memang lebih rumit ketimbang kehilangan Neymar. Tidak bisa dibohongi lagi bahwa Sergio memang sangat berharga bagi Barcelona. Tugas sulit bagi siapapun yang diplot untuk menggantikannya. Meskipun Barcelona sudah terbukti berhasil setelah ditinggal Iniesta, tapi masih belum ada pemain yang benar-benar memahami dan memecahkan peran Sergio sejauh ini.

Saat menyebut Messi sebagai kunci permainan, akan ada orang lain yang turut mengeluarkan nama Iniesta dan Xavi. Ketiganya terikat, dalam rentang 2008-2015. Opini yang sulit untuk disangkal. Tetapi ketika ada yang menyebut nama Sergio Busquets, apakah semua setuju?

Pernah dengar kata Busquets' role? peran ini populer karena strategi mendewakan penguasaan bola ala Guardiola yang memainkan startegi salida lavolpiana dalam fase membangun serangan dari belakang. Dan Busquets dikarenakan posisinya sebagai no. 6 ditugaskan sebagai holding midfielder yang memainkan strategi ini.



Menciptakan situasi overload menang jumlah 3v2 memudahkan Barcelona menciptakan progres serangan. Dengan keunggulan 3v2, ada saatnya gelandang lawan terpancing maju demi menyeimbangkan jumlah, Sergio memanfaatkannya dengan timing dan struktur yang tepat dapat menciptakan ruang gerak lebih luas bagi gelandang tengah. Dengan kata lain, akses ke lini tengah menjadi lebih baik.

Dalam penguasaan bola yang terikat dengan strategi tim, aksi dan keputusan Sergio dilapangan kerap kali sederhana tetapi istimewa. Faktor utama dalam penguasaan bola adalah pressing-resistance Busquets sangat baik, yakni kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan lawan dalam area yang sempit. Profit bagi tim seperti Barcelona untuk mempertahankan penguasaan bola dan mendapat progres untuk serangan. Busquets melakukan keeping ball dengan gaya khas dirinya saat ia beraksi di dalam area yang sesak.

Keahlian unik dari Busquets yakni sign kanan, belok kiri. Busquets merupakan salah satu pemain yang ahli soal beginian. Busquets tidak membahayakan diri sendiri atau tim. Penggemar sepak bola mengenal kemampuan ini sebagai umpan palsu (fake-pass). Busquets dan Hummels merupakan pakar dalam ilusi semacam ini. Ia membimbing lawan ke satu sisi. Ketika lawan terlena dengan arah bola yang dibawanya, Busquets mendadak berubah. Tanpa memalingkan wajah dan merubah posisi tubuh, ia mengumpan ke arah sebaliknya.

Apa yang Sergio dan Carrick lakukan adalah kunci. Mereka adalah bukti seorang pemain harus mampu menjamin proses permainan, dari fase inisiasi sampai fase terciptanya peluang, tetap terkoneksi secara kompleks, baik menyerang maupun bertahan. Sekilas, ente mungkin menyangka Carrick dan Busquets adalah useless. Padahal tidak, Busquets dan Carrick memiliki etos kerja dilapangan tengah yang tinggi. Hanya saja, mereka melakukannya dengan santai. Efisiensi merupakan inti dari pergerakannya.
sumber
sumber

Bagaimana Menurut Ente Tentang Peran Carrick Dan Busquets? Silakan Didiskusikan!
emoticon-Rate 5 Staremoticon-Cendol Gan


fergusonredarmyAvatar border
nona212Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 42 lainnya memberi reputasi
43
6.5K
92
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sports
Sports
icon
22.9KThreadโ€ข10.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
ยฉ 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.