Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Shalom, salam sejahtera. Om swastiastu. Namo buddhaya. Wei de dong tian.

Hai, GanSis apa kabar?




Ilustrasi crab mentality.
Sumber

Manusia sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan orang lain untuk memenuhi keperluannya GanSis. “Ah, masa sih? Ane bisa melakukan segalanya sendiri?”

Wkwkwk yakin? Coba ente makan dari mana? Memasak nasi? Itu beras ditanam sama petani (orang lain). Atau membeli di warteg? Penjualnya orang lain juga, kan? Semandiri atau seberdikarinya manusia, tetap memerlukan orang lain.

Dalam menjalani hubungan sosial tersebut, diperlukan komunikasi atau interaksi sesama manusia. Cuma namanya manusia, pasti kan ada konflik karena fitrahnya manusia memiliki sudut pandang atau paradigma yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis konflik, pasti ada yang berkaitan dengan rasa iri atau dengki. Misal susah melihat orang lain mendapatkan hal positif.

Contoh paling umum bisa dilihat di dunia kerja yang sering sikut-sikutan. Misal ada salah satu kawan kita yang naik jabatan. Pasti tuh ada saja yang gak suka. Atau jangan-jangan kita sendiri ikut-ikutan gak suka wkwkwk. Mereka yang iri dan dengki ini biasanya menyusun rencana buat menjatuhkan orang yang naik jabatan itu. Kalau sukses, orang itu bakal lengser dan akhirnya resign karena gak kuat. Kalau tangguh, ya tetap naik ke atas.

Atau kalau yang belum kerja, banyak juga contoh di dunia kuliah. Pernah melihat gak kawan yang sidang duluan dicap gak solider kayak begini, “Ah gak asyik lo! Masa lulus duluan.”


Anak-anak SMP.
Sumber

Atau kalau yang belum kuliah, ane kasih contoh dunia sekolah karena dulu ane juga mengalami sendiri. Jadi waktu ane SMP dulu, ada pelajaran Ekonomi yang menugaskan murid-murid untuk mencatat berita ekonomi terkini. Memang gurunya agak moody. Kadang diperiksa, kadang gak. Cuma keseringan gak diperiksa, makanya kawan-kawan ane sering gak mengerjakan. Berhubung ane suka menulis, walaupun gak diperiksa ane tetap mengerjakannya. Maklumlah murid teladan kan.



Suatuh hari guru ane tiba-tiba mau mengecek tugas. Itu kawan-kawan ane pada blingsatan bingung karena sudah hampir sebulan gak dicek. Ane mah santai kan setiap hari ane kerjakan tugasnya.

Terus ada satu teman ane yang tahu kalau ane mengerjakan tugas mencatat berita ekonomi itu dan ternyata sekelas memang cuma ane yang mengerjakan. Bahkan anak-anak golongan pintar di kelas juga gak mengerjakan hadeeeh. Eh, tiba-tiba teman ane bilang ke ane, “Sudahlah gak usah dikumpulin tugasnya biar kompak sekelas gak ngerjain. Solidaritas dong.”

Beginilah susahnya jadi orang gak enakan, ane menurut saja. Akhirnya sekelas dihukum lari 3x putaran lapangan.



Kira-kira inilah yang dinamakan crab mentalityatau mentalitas kepiting. Prinsipnya kayak begini: KALAU ANE GAK BISA MENDAPATKANNYA, ORANG LAIN JUGA GAK BOLEH. AYO SINI KITA SAMA-SAMA TERPURUK BARENG-BARENG.


Crab mentality.
Sumber

Kok dinamakan mentalitas kepiting? Ini berawal dari kebiasaan kepiting GanSis. Misal ada sekumpulan kepiting ditaruh di dalam ember. Nanti kepiting-kepiting ini berlomba-lomba untuk naik ke atas supaya keluar dari ember. Lucunya kalau ada salah satu kepiting yang hampir keluar, itu kawan-kawannya yang lain bakal menarik turun kepiting tersebut. Prinsipnya persis: GUE GAK BISA KELUAR, LU JUGA GAK BOLEH KELUAR DONG!

Crab mentality juga bisa begini. Misal GanSis memiliki cita-cita tinggi. Pas memberitahukan ke kawan-kawan GanSis yang lain, mereka malah meremehkan. Padahal sebetulnya kalau mau mendukung juga bisa. Cuma ya namanya juga manusia.

“Yaelah gak sadar diri, susah itu. Gak bakal sanggup lo.”

“Jangan ketinggian mimpinya, nanti jatuh sakit loh.”

“Mimpi aja lo. Cuci muka sana.”



Padahal peradaban manusia semuanya dibangun dengan mimpi. Manusia bisa terbang menggunakan pesawat, manusia bisa ke Bulan, manusia bisa mengendarai motor yang lebih cepat dari kuda, dll. Semua karena mimpi. Crab mentality adalah metafora tentang bagaimana manusia merespons saat melihat orang lain di sekitarnya mencapai semacam perbaikan diri yang sialnya diri sendiri gak bisa memperoleh itu.

Terus bagaimana mengatasi mentalitas kepiting? Gampang sebetulnya. GanSis bisa mulai tegas memilah-milah mana kawan yang toxic dan mana kawan yang bisa diajak maju bersama. Sibukkan diri GanSis dengan hal-hal yang bersifat positif, kayak olahraga, membaca buku, dan mempelajari hal baru untuk berkembang lebih baik lagi.


Ilustrasi kawan yang baik.
Sumber

Kita memang gak bisa mengubah cara pandang orang lain memikirkan sesuatu, tapi kita bisa memilih untuk hidup di lingkungan yang mendukung. Soalnya teman baik itu pasti senang melihat kawannya maju. Bukannya malah iri, apalagi mau menjatuhkan.



Sumber Referensi:
1 | 2



Sekian thread dari ane. Ambil bagusnya, buang buruknya. Semoga bermanfaat. Bye.