herrypengarangAvatar border
TS
herrypengarang
[PENGALAMAN PRIBADI] Ini Cara Mendidik Anak agar Bisa Masuk PTN Tanpa Tes


Masuk perguruan tinggi negeri (PTN) tanpa tes? Wow! Itu adalah sebuah prestasi yang membanggakan. Sebuah prestasi yang bisa membuat orangtua menangis haru dan bahagia. Saya juga demikian, ketika pengumuman jalur masuk PTN tanpa tes disampaikan, dan anak saya berhasil, betapa bahagianya saya dan istri. Tidak sia-sia juga anak saya mengikuti proses belajar di sekolah menengah atas (SMA), dari semester 1 sampai dengan 5.

Seperti sudah kita ketahui, nama jalur masuk PTN tanpa tes saat ini adalah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).  Untuk bisa mengikutinya, siswa harus lolos seleksi dari sekolahnya. Sekolahlah yang memilih siswa-siswi untuk mengikuti SNMPTN, berdasarkan nilai rapor semester 1 sampai 5. Singkat cerita, anak saya masuk ke dalam kelompok siswa yang diikutkan SNMPTN; dan pada akhirnya berhasil masuk PTN tanpa tes.

Beberapa teman bertanya gimana cara mengajari anak biar berhasil masuk PTN tanpa tes? Tips dan trik agar lolos SNMPTN banyak kita jumpai di beragam tulisan, bisa kita akses di internet atau buku, atau dari diskusi-diskusi antara orangtua, guru, dan pemerhati pendidikan lainnya.

Setidaknya, berdasarkan pengalaman pribadi, ini yang bisa saya tuliskan.

1. Cari informasi seputar masuk PTN tanpa tes



Sebenarnya ini bermula dari pengalaman bodoh saya, bisa dibilang begitu. Ketika anak saya masuk SMA dan mengikuti proses belajar semester 1, saya belum kepikiran betapa pentingnya awal-awal belajar di SMA. Itu karena nilai semester 1 ternyata diperhitungkan kelak untuk syarat masuk PTN tanpa tes. Ketika wali kelas, saat pembagian rapor berkata, “Pak, nilai anaknya tolong dipertahankan, ya, jangan sampai turun, supaya nanti bisa ikut Jalur Undangan.”

Nah, dari situ saya baru sadar untuk lebih peduli terhadap nilai-nilai rapor anak saya. Tidak hanya itu, saya kemudian mencari informasi sebanyak mungkin seputar syarat-syarat masuk PTN tanpa tes. Jalur Undangan, ya, ternyata itulah yang sekarang dinamakan SNMPTN.

2. Tidak harus peringkat pertama



Memasuki kenaikan kelas, singkat cerita, anak saya naik ke kelas 2 SMA, atau sekarang disebut kelas XI. Saya sebenarnya sudah mulai ragu apakah anak saya masih bisa punya peluang masuk PTN tanpa tes. Itu karena peringkat anak saya tidak stabil. Di kelas sebelumnya, anak saya peringkat 5 dan 6. Eh, di kelas berikutnya, anak saya hanya nangkring di peringkat 10.

Saya lalu bertanya kepada wali kelasnya, apakah anak saya masih berpeluang ikut seleksi SNMPTN? Ibu wali kelas yang cerdas dan bijak itu menjawab, “Masih, Pak. Peringkat kelas tidak mempengaruhi lolos tidaknya masuk Jalur Undangan. Yang menentukan adalah nilai-nilai sesuai dengan jurusan yang diambil.”

Saya agak lega mendengarnya. Masih ada peluang.

Nilai-nilai jurusan tersebut mengacu pada nilai jurusan yang diambil anak. Kebetulan anak saya memilih jurusan IPA di SMA-nya, jadi ada mata pelajaran yang nilainya harus bagus sesuai dengan jurusan IPA, yaitu Fisika, Kimia, Biologi, dan juga Matematika, Bahasa Indonesia, serta Bahasa Inggris. Saya meminta anak saya untuk fokus pada mata pelajaran tersebut. Kalau bisa, jangan sampai nilainya turun dari semester 1 sampai dengan 5.

3. Ikutkan ke dalam bimbel



Untuk mempertahankan nilai supaya konsisten dari semester 1 sampai 5, banyak caranya. Poin pentingnya tentu memberikan ruang dan waktu kepada anak untuk belajar dengan nyaman dan menyenangkan. Saya juga mengikutkan anak ke bimbingan belajar (bimbel) untuk menambah ilmu, terutama untuk pelajaran-pelajaran yang sulit dikuasainya. Anak saya pun punya inisiatif untuk mendaftarkan diri masuk bimbel online. Tapi saya tetap memasukkannya ke bimbel offline untuk melatih anak saya berinteraksi lebih banyak dengan orang-orang baru.

Namun, perlu dipahami orangtua, bimbel hanya sebagai cara tambahan saja. Tidak wajib. Selama anak yakin bisa belajar sendiri, tak masalah, tak perlu ikutkan ke bimbel. Banyak juga siswa yang berhasil dalam studi tanpa harus ikut bimbel. Contohnya saya hehehe... Saya bisa masuk UGM tempo doeloe, tanpa pernah dimasukkan ke bimbel oleh ortu saya. Nggak ada duit sih hahaha...

4. Ajak anak untuk mengenal metode belajar dari banyak sumber



Belajar dari banyak sumber itu penting. Tidak untuk menjerumuskan anak ke dalam stres karena membaca banyak bahan pelajaran, tapi untuk mengajari anak memperluas ilmu. Caranya, beritahu kepada anak untuk belajar dari berbagai buku, berbagai sumber ilmu di internet, agar anak mendapatkan pemahaman yang lengkap tentang suatu soal yang harus dijawabnya.

Ada kalanya, satu buku menyajikan cara penyelesaian soal tertentu, tapi buku lainnya tidak.  Demikian seterusnya maka si anak perlu dibiasakan untuk mencari jawabannya pada beberapa buku atau dari sumber lain yang dirasa perlu. Bukan berarti semua buku harus dibacanya dengan tuntas. Bukan berarti setiap saat harus memelototi internet untuk melahap semua bahan pelajaran.  Baca buku pertama, misalnya, dan jika belum lengkap, lengkapi dengan buku lainnya. Pada buku lainnya tersebut, si anak tinggal membaca penjelasan yang belum lengkap. Begitulah kira-kira.

Anak saya pun terbiasa belajar dari banyak sumber. Tak heran sering kali datang kiriman buku, ternyata anak saya membelinya secara online tanpa sepengetahuan saya hahaha... Duit lagi, duit lagi...tapi  seru! Itu baru rezeki anak, bisa membeli banyak buku, demi kesuksesan di kelak kemudian hari.

5. Jangan memaksakan kehendak kepada anak



Memaksakan kehendak dalam hal apa? Dalam hal memilih jurusan di sekolahnya. Jika anak ingin memilih jurusan IPS, orangtua jangan main paksa untuk memasukkan anak ke jurusan IPA. Begitu sebaliknya. Ini juga diingatkan oleh kepala sekolah saat pertemuan orangtua murid dengan pihak sekolah. Beberapa kasus membuktikan anak stres karena harus belajar di jurusan yang tidak disukainya, akibat orangtua memaksa si anak untuk memilih jurusan tersebut.

Nah, untuk orangtua yang saat ini sedang berproses untuk mencarikan sekolah SMA, jangan paksakan kehendak kepada anak agar memilih jurusan sesuai keinginan orangtua. Diskusikan dengan anak dan cari kesepakatan terbaik. Cara ini akan memberi ruang dan waktu yang nyaman bagi anak untuk belajar di SMA, dan tentu saja punya peluang untuk masuk tanpa tes di PTN, dimulai dari semester 1. Ingat ya, perjuangan anak dimulai dari semester 1 untuk bisa lolos SNMPTN atau masuk tanpa tes ke perguruan tinggi negeri yang diidam-idamkan.

Semoga berhasil dan salam sukses untuk anak-anak Indonesia!



Sumber foto: pixabay.com
eddiesangadjieAvatar border
nona212Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 133 lainnya memberi reputasi
134
6.2K
171
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & Parenting
icon
4.1KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.