• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Simo Hayha, Sniper Handal dari Finlandia, Membunuh Ratusan Tentara Seorang Diri

hvzalfAvatar border
TS
hvzalf 
Simo Hayha, Sniper Handal dari Finlandia, Membunuh Ratusan Tentara Seorang Diri




Pada sebuah peperangan kehadiran seorang sniper sangatlah dibutuhkan. Selain sebagai salah satu strategi perang, sniper kerap menjadi solusi untuk melumpuhkan musuh dalam jumlah yang banyak. Apalagi sang penembak tersebut memiliki kemahiran tembakan yang sangat jitu. Setiap peluru yang dilepaskannya jarang sekali meleset.

Di dalam sebuah peperangan yang pernah terjadi, banyak sekali sniper yang dikenal karena kehebatannya dalam menembak. Dari sekian banyak itu, mungkin yang akan tak terlupakan adalah seorang tentara sekaligus menjadi sniper mematikan bernama Simo Hayha. Karena kemahirannya dalam menembak hingga ia dijuluki White Death (Kematian Putih).



Simo Hayha merupakan seorang tentara berasal dari Finlandia. Lahir pada 17 Desember 1905 dan meninggal 1 April 2002. Dulunya sebelum menjadi tentara, Simo Hayha merupakan seorang petani dan pemburu. Namun, ia telah menjalani wajib militernya selama 1 tahun.

Tahun 1939, Uni Soviet menginvansi Finlandia di mana saat itu sedang terjadi musim dingin. Ketika perang pecah di tahun tersebut, Simo Hayha memutuskan untuk ikut andil membantu. Seketika itu ia menjadi seorang yang sangat ditakuti oleh militer Uni Soviet karena kehandalannya menjadi seorang sniper. Finlandia memang dikenal dengan para penembak jitunya. Karena masyarakatnya memang sering sekali berburu, apalagi kerap kali diadakan kompetisi menembak di desa-desa negara itu.



Perang yang terjadi selama periode 1939-1940 tersebut dinamakan Winter War sebab terjadi di musim dingin dengan tingkat suhu minus 20-40 derajat celcius. Di tengah perang yang penuh dengan salju tidak menyurutkan semangat Simo Hayho dan tidak pula menjadikan kemahiran menembaknya berkurang. Ia seperti seekor elang, matanya tajam mengintai mangsanya.

Kehandalannya dalam menembak terbukti dengan keberhasilannya dalam membunuh para tentara Rusia. Tercatat ia mampu menembak mati sebanyak 705 prajurit dalam kurun waktu kurang dari 100 hari. Karena pencapainnya yang begitu luar biasa, ia menjadi momok menakutkan bagi tentara lawan. Jika dihitung, maka setidaknya ada 5 orang yang berhasil ia lumpuhkan dalam setiap harinya.



Ketika melakukan aksinya, Simo Hayha hanya menggunakan dua jenis senjata. Pertama senapan berjenis SAKO M/28-30. Ia sengaja memakai tembakan ini tanpa teleskop tersebut agar ia tak harus mengangkat kepalanya lebih tinggi, sehingga nantinya bisa dengan mudah memberi kesempatan bagi musuh untuk menemukannya. Memakai senapan sederhana tersebut, Simo Hayha mengandalkan iron sight, ia dapat merendahkan kepalanya hingga semakin sulit ditemukan. Selain menggunakan Sako M/28-30 ia juga memakai senjata jenis submachine gun Suomi KP/-31.

Ketika peperangan terjadi, Simo Hayha sering memakai pakaian serba putih, itu bertujuan sebagai kamuflase dengan salju. Hebatnya lagi, selama peperangan Simo Hayha selalu memasukkan salju ke dalam mulutnya, hal tersebut dilakukan agar tak keluar uap ketika ia menghembuskan napas. Taktik lainnya ialah ketika menembak ia semaksimal mungkin tidak menggoyangkan salju yang berada di depannya sehingga posisinya tidak diam.



Uni Soviet juga tak diam untuk mencari dan berusaha membunuh Simo Hayha. Bahkan mereka mengirimkan pasukan 1 batalion hanya untuk seorang Simo Hayha. Namun, hasilnya nihil. Masih penasaran, Rusia kembali mengirimkan sniper handal mereka. Lagi-lagi tak ada kabar bahwa Simo Hayha berhasil ditembak melainkan para sniper itulah yang pulang tinggal nama.

Pada tanggal 6 Maret 1940, seorang tentara berhasil menembak Simo Hayha yang mengenai bagian kepalanya dengan peluru peledak. Hingga menyebabkan wajahnya hancur. Peluru itu telah menghancurkan rahang dan pipi kirinya. Namun, Simo Hayha berhasil selamat dari tembakan tersebut. Perlu waktu lama untuk memulihkan wajahnya.



Kemudian, pada 13 Maret ia mendapat kabar bahwa Finlandia dan Uni Soviet mengadakan perdamaian. Hingga setelah perang ia diangkat jabatannya dari Kopral menjadi Letnan dua. Saat ditanya di tahun 1998, perihal rahasianya dalam mahir menembak. Simo Hayha mengatakan bahwa ia hanya terus berlatih dan berlatih. Simo Häyhä menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di Ruokolahti, sebuah kota kecil yang terletak di tenggara Finlandia, dekat perbatasan Rusia. Ia kembali menjadi pemburu dan berternak anjing.

Pelajaran yang dapat diambil dari Simo Hayha ini adalah selalu berlatih jika ingin mahir dalam segala sesuatu. Dan kerjakanlah semuanya dengan penuh maksimal.

Sumber :

1

2

3
nona212Avatar border
redricesAvatar border
bulumata.tanpakAvatar border
bulumata.tanpak dan 221 lainnya memberi reputasi
222
14.8K
167
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.