VolkswagenPutihAvatar border
TS
VolkswagenPutih
Polemik Jamu Impor Cina, Satgas Covid-19 DPR RI Lebih Dokter Daripada Dokter?


Belakangan ini media mainstream di Indonesia banyak sekali memberitakan topik tentang jamu tradisional pemberian Satgas Covid-19 DPR RI yang digadang-gadang merupakan produk impor dari Cina.

Asal muasal jamu tradisional tersebut merupakan sumbangan dari Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. Dasco yang sebelumnya sempat menderita sakit Covid-19 mengonsumsi jamu ini untuk proses penyembuhan.

Tak disangka-sangka ternyata Dasco pun berhasil sembuh dari Covid-19. Karena berhasil survive dari virus yang sudah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia ini, Dasco berinisiatif untuk memesan 3 ribu paket herbal yang diberi nama “Herbavid-19”. Paket herbal itu pun didistribusikan kepada masyarakat dan rumah sakit.



Kok bisa Satgas Covid-19 DPR RI sangat yakin dengan khasiat jamu tradisional tersebut untuk menyembuhkan Covid-19?

Usut punya usut, ternyata Satgas Covid-19 DPR RI berkeyakinan jika jamu tradisional tersebut kebetulan komposisinya mirip dengan ramuan herbal yang digunakan di Kota Wuhan, Cina.

Deputi Penerangan Masyarakat Satgas Lawan Covid-19 DPR RI, Arteria Dahlan, juga mengatakan kalau pembuatan obat herbal tersebut mengacu kepada buku panduan penanganan Covid-19 di Wuhan. Selain itu pembuatan obat ini juga berdasarkan pada publikasi jurnal kesehatan internasional.

Tapi melansir dari Tempo, Arteria membantah jika pihaknya mengimpor jamu tradisional asal Cina. Menurutnya sih jamu yang dimiliki timnya tersebut merupakan hasil produksi di dalam negeri. Sebagian bahan bakunya pun asli dari Indonesia, dan pengerjaannya dilakukan oleh tenaga lokal.



Dari sumbangan jamu tradisional ini, masalah baru pun muncul. Masyarakat bertanya-tanya, apakah jamu tersebut layak untuk didistribusikan ke rumah sakit rujukan Covid-19?

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, Dokter Inggrid Tania, mengatakan jika obat tradisional seharusnya tidak semudah itu bisa langsung masuk ke rumah sakit rujukan Covid-19. Entah dari manapun asalnya jamu tersebut, apalagi jika dari jalur donasi.

Dokter Inggrid melanjutkan jika obat herbal yang masuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 harus melewati fase kajian terlebih dahulu. Sebelum dikonsumsi oleh pasien yang berada di rumah sakit rujukan Covid-19.

Dengan adanya jamu tradisional dari Satgas Covid-19 DPR RI ini, dokter pun kebingungan karena obat racikan tersebut tidak tertulis komposisi dan asal produksinya. Hanya ada tulisan Cina yang menjelaskan cara pemakaian dan dosisnya saja. Tentunya ini menimbulkan kegaduhan dan kebingungan diantara para dokter yang bertugas.



Sebenarnya tujuan Satgas Covid-19 DPR RI agaknya cukup bagus, karena untuk membantu penyembuhan pasien Covid-19.Tapi yang disayangkan adalah mengapa produk herbal tersebut dikirim ke rumah sakit rujukan Covid-19. Padahal diperlukan serangkaian prosedur yang sesuai dengan SOP pemberian obat kepada pasien penderita Covid-19.

Gak cuma itu aja, efek domino pun juga terjadi akibat polemik ini. Setelah Satgas Covid-19 DPR RI membagikan jamu tradisional Cina ini, masyarakat pun jadi tertarik untuk mendapatkan produk herbal tersebut. Karena stok jamu tradisional ini laku keras akibat tingginya permintaan masyarakat, belakangan ini muncul juga jamu dengan merek yang sama tetapi palsu.

Padahal nih obat belum jelas juga khasiatnya ampuh apa enggak.



Jadi, menurut lo Satgas Covid-19 DPR RI lebih dokter daripada dokter gak nih Gan?


Quote:
onikAvatar border
Sok.ArtAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 179 lainnya memberi reputasi
174
11.8K
270
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
Citizen Journalism
icon
12.5KThread3.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.