cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 27 : Kesepakatan (A Little Cupid)
Bab 27 : Kesepakatan

🌸🌸🌸

"Kita perlu bicara!."

"!!!!!".

Uhukk...uhukk. Lily yang sedang meminum jus tomat miliknya langsung terkejut melihat Varo berdiri di depan mejanya.

What the...

"Kamu....sejak kapan...

"Perlu kami tutup cafetarianya??." Revan bangkit dari duduknya dan Lily baru menyadari keberadaan pria itu. Sejak kapan mereka duduk disana???

"Tutup dan kalian pergi dari sini!."

Perintah tak terbantahkan itu datang dari mulut pria dingin yang sekarang duduk di sopa depan tempat duduk Lily.

Revan dengan senang hati menerima kartu kredit unlimited dari Varo. "Akan kami gunakan dengan sebaik-baiknya. "Ucap pria itu senang lalu menggandeng tangan istrinya.

"Kami akan kembali sore. Oh dan...disini juga ada CCTV jadi....adegan 18+ dilarang dilakukan disini yah."

Lily melihat mereka. Para pegawai cafetaria yang pulang dan juga Revan, Rere dan kedua anaknya, Mocca dan si kecil Arion yang terlihat begitu ceria diajak jalan-jalan. Lalu Jinhyuk yang mengantarkan 2 gelas minuman ke meja mereka.

"Kalau ada apa-apa..kamu tau kan...tinggal tekan satu dan aku akan segera kesini."

Pesan Jinhyuk itu membuat Varo menggebrak meja.

Keduanya ditinggal dalam suasana yang membuat Lily juga ingin kabur.

"Nomornya bahkan ditempatkan di panggilan darurat."

Lily menelan ludah mendengar ucapan membuka itu. "Aku...akan segera menggantinya." Lily meraih ponselnya, lalu mengganti panggilan darurat nomor 1 menjadi nomor pria yang sedang marah didepannya itu.

"Kamu bahkan menceritakan semuanya lebih dulu ke orang lain."

"....."

"Kamu bahkan mendengarkan saran dari orang lain."

Varo mendongkak, kali ini pria itu menatap Lily tajam. "Apa kamu benar-benar akan perpaling ke pria lain kalau aku....

"Tidak akan." Lily memotong perkataan Varo. Ucapan gadis itu membuat Varo terkejut.

"Aku...maksudku...mungkin saja....

"APA!!!."

"Dengar dulu...aku kan baru mau minta ma'af. Aku...sekarang berniat...membuka hatiku padamu."

"...."

Lily menunduk merasa malu. Varo jelas melihat pipi dan telinga gadis itu memerah. Apa dia belum pernah jujur sebelumnya??

Lily menarik nafas dalam. Ia menatap Varo sekilas lalu mulai bicara. "Aku...belum pernah berhubungan dengan orang lain secara dekat sampai menceritakan semua keluh kesah ku. Aku bahkan baru tau rasanya punya teman."

"Dan tentang mu...aku tidak tau apa sebenarnya jenis hubungan kita."

"....."

"Aku bukan orang yang terbuka. Aku biasa memikirkan permasalahan dan pemecahan masalah ku sendiri. Aku terbiasa untuk tidak menyusahkan orang lain. Makanya tiap kali ada masalah yang melibatkan orang lain, aku...kesulitan untuk meminta ma'af."

"Sebelum-sebelumnya. Aku lebih memilih menghindari masalah. Terserah siapa yang salah. Aku hanya akan kabur dari sana. Lalu sejak terlibat dengan mu dan Arion...itu...pertama kalinya bagiku...terlibat dekat dengan orang lain. Juga dengan Rere, Revan, Mocca dan Jinhyuk. Kalian...orang-orang yang aku coba dekat dan ingin ku jadikan temanku. Aku...aku hanya ingin berubah dari masa laluku setelah bertemu kalian."

"Aku berusaha menuruti semua keinginan mu, aku berusaha untuk tidak membuat masalah untuk siapapun. Tapi waktu itu aku benar-benar kesal. Mereka bahkan Keluarga ku sendiri, tapi mereka terus-terusan menghinaku, padahal aku tak pernah sekalipun mengganggu kehidupan mereka. Aku...benci disalahkan."

"Video itu tidak benar. Dan aku tidak mau menghabiskan uangmu untuk mereka. Kamu yang bilang kalau aku tidak boleh terus-terusan di injak-injak, jadi saat itu ku putuskan lebih baik tidak punya hubungan lagi dengan mereka. Aku...aku tidak tau kalau akhirnya akan membuat nama baikmu rusak."

Lily menghapus air matanya. Ia benci menangis di depan orang lain. Dan Varo merasa terluka melihat hal itu.

"Lalu kenapa kamu nggak langsung menelpon ku ketika ada masalah. Aku bahkan tau berita itu dari orang lain."

Lily menggigit bibirnya. Gadis itu kembali menghapus air matanya. "Mereka bilang kalau aku pembawa sial. Kita menikah dan kamu langsung mendapat masalah. Jadi aku...aku pikir..aku benar-benar pembawa sial."

"Aku takut mengganggumu di sana. Aku takut menelponmu. Kamu...juga sepertinya marah padaku, tidak mau melihat bahkan bicara padaku." Lily kembali menghapus air matanya.

"Aku benci menangis. Kenapa aku harus menangis sekarang."

"Aku...takut kamu membenci ku."

Varo akhirnya duduk disebelah Lily dan memeluk gadis itu. Membiarkannya menangis sampai puas.

"Tanya padaku, apa aku membencimu!."pinta Varo setelah Lily terlihat tenang.

Gadis itu melepaskan pelukan Varo lalu menatap pria itu.

"Apa...kamu membenciku??."

Pria itu menggeleng. "Tapi aku nggak suka kamu menceritakan masalahmu pada orang lain lebih dulu. Lain kali, ceritakan semuanya padaku dulu."

Lily mengangguk.

"Tanya apa aku marah padamu dan tanya apa alasannya!." Pinta pria itu lagi. Dan Lily mengulangi pertanyaan itu.

"Ya. Aku marah padamu. Sebelum menikah, aku berpikir karena kita belum memiliki hubungan, jadi wajar kalau kamu nggak pernah memberikan perhatian padaku. Tapi kita sudah menikah. Aku yakin kalau kita sudah menikah sebelum aku berangkat ke Jepang, jadi kupikir kamu akan lebih perhatian padaku."

"....."

"Kapan terakhir kamu menelpon ku??."

"Hari ini aku menelpon lebih dari 20 kali."

Varo menggeleng. "Sebelum hari ini. Selain video call tiap jam 9 malam. Kapan terakhir kali kamu menelpon menanyakan kabarku, apakah aku sudah makan, bagaimana kesehatanku, apakah aku tidur nyenyak. Kamu...nggak pernah bertanya seperti itu padaku. Dan aku marah karena hal itu, aku tidak peduli dengan gosip-gosip sampah itu."

"......"

Lily menatap pria itu. Varo mengatakan hal itu dengan serius. Pria itu menghapus air mata di sudut mata Lily lalu mencium bibir gadis itu.

Lily hanya terkejut dan mematung.

"...."

"Aku sudah lama ingin melakukan hal ini."

"....."

"Aku nggak akan memaksamu untuk jatuh cinta padaku, aku juga nggak akan memaksamu untuk mengatakan semua isi hatimu pada ku. Tapi, aku akan jujur tentang semuanya padamu."

Varo masih tersenyum dan mencium kening Lily. "Aku...jatuh cinta padamu."

"...."

"Awalnya aku hanya ingin kamu terus menjaga Rion. Lalu aku kesal saat kamu pergi meninggalkan kami. Aku senang saat Rion memanggil mu mama dan memanggil ku papa. Aku sangat menyukai masakan mu dan makan bersama mu. Aku cemburu saat kamu dekat dengan pria lain. Aku marah saat kamu memendam masalah mu. Dan aku terluka saat kamu menangis."

"Aku...selalu rindu melihatmu tersenyum."

"...."

"Aku benar-benar yakin bahwa sekarang aku jatuh cinta dan semakin mencintaimu. Jadi aku ingin kamu belajar mencintaiku juga."

Varo kembali memeluk Lily. "Ini bukan paksaan, aku hanya ingin membuat kesepakatan denganmu. "Aku berjanji akan mencintaimu seumur hidupku. Jadi tolong...beri perhatian pada ku juga."

Varo mengusap kepala Lily. gadis itu masih terkejut dengan perlakuan pria itu. Ada apa ini??. Kenapa tidak mau berhenti??.

Lily menekan tangannya ke arah dadanya yang berdetak kencang. Sementara Varo yang menyadari hal itu makin tersenyum senang.

Aku berjanji akan membuatmu jatuh cinta padaku juga.


🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cad7307d787abf
Diubah oleh cicimasni 21-04-2020 14:08
mightyducksAvatar border
nitajungAvatar border
Richy211Avatar border
Richy211 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
1.7K
0
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread•41.6KAnggota
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.