Saat lantunan lagu "Marhaban ya ramadhan"ciptaan Ustadz Opick mulai diputar di televisi baik Nasional maupun swasta, dan juga iklan sirup sudah banyak bertebaran, pasti ingatan kita akan terbayang pada masa ramadhan di tahun-tahun yang telah lalu. Perasaan antusias menyambut kedatangan bulan suci penuh ampunan inipun juga menggebu-gebu di dalam dada semua umat muslim di Indonesia.

Rasa syukur bisa berjumpa kembali dengan bulan ramadhan ikut berkumandang, tidak sabar rasa hati ingin segera berpuasa dan melakukan aktifitas yang hanya ada di bulan suci ini. Berbicara mengenai bulan ramadhan, tentu akan banyak kenangan-kenangan masa lalu yang pernah dialami selama bulan puasa, yang pastinya sampai sekarang tidak bisa dilupakan.
Entah itu masa sedih, senang, bahagia, lucu dan masih banyak lagi kisah yang pernah dialami dan terpatri kuat dalam ingatan. Bahkan ingatan masa lalu sewaktu kita masih anak-anak pun kita masih teringat keseruannya, memang jika membahas tentang bulan ramadhan banyak sekali true story yang pernah dilalui.

Masa anak-anak adalah masa yang paling indah, dimana masa belum mengenal besok bisa makan atau tidak, pacar gak ngechat seharian, dan bahkan tidak memikirkan bahwa kita harus melakukan ini itu agar dinilai baik oleh orang lain. Dunia anak adalah dunia yang murni polos tanpa mengenal kata berpura-pura.
Begitupun dengan perasaan bahagia ketika mendengar orang tua, "Dek besok mulai puasa!"
Otomatis sorak-sorak kebahagiaan akan muncul dengan begitu saja, mereka tahu bahwa bulan puasa itu istimewa, kalau sore banyak makanan, kalau malam bisa berkumpul bersama teman-teman di Surau.

Bernostalgia kenangan ramadhan waktu usia anak-anak, Agan TS teringat dengan masa lalu. Ingatan lucu dan mengesankan yang masih tersimpan rapih sampai sekarang.
Mungkin Agan dan Sista ada yang pernah mengalami hal yang sama, seperti inilah ingatan tentang masa ramadhan ane di waktu kecil:

Pada umumnya orang dewasa sahur yaitu pada waktu dini hari, sampai batas Imsak.
Namun berbeda dengan anak-anak, entah ini hanya terjadi di kehidupan ane sendiri atau teman-teman lain juga pernah mengalami.
Sahur setelah subuh adalah salah satu memori ingatan yang tidak terlupakan. Ane dulu belajar puasa sejak umur 5tahun, jadi waktu sahur sebelum imsak dibangunkan untuk sahur masih susah.
Tapi itu tidak menghalangi niat orang tua untuk mengajari berpuasa, pagi hari setelah subuh sekitar pukul 06 pagi ane makan sahur.

Puasa setengah hari atau sering dikenal dengan istilah puasa bedug adalah puasa yang dilakukan dengan dua kali berbuka puasa, yaitu pada waktu adzhan dzuhur dan adzhan maghrib.
Adapun puasa bedug ini dilakukan untuk melatih anak-anak berpuasa, karena jika dipaksakan puasa satu hari penuh tentu mereka tidak akan kuat.
Ane dulu juga pernah puasa bedug, kalau sudah waktu dzuhur pasti nyiapin makanan dan jajan di atas meja.

Masih ingat sekali, kenakalan ini ane lakukan waktu masih duduk di bangku sekolah dasar.
Namanya anak kecil pasti tidak bisa diam, jadi meskipun puasa tetap main lari-larian bareng teman. Sampai akhirnya kehausan dan mencuri-curi minum air mentah dari keran kamar mandi sekolah.
Setelah hilang rasa haus, lanjut puasa lagi dah.

Adzhan maghrib adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu, apa lagi untuk anak-anak termasuk ane sewaktu masih kecil.
Meskipun hanya puasa setengah hari tapi semangat untuk berbuka puasanya melebihi mereka yang puasa sehari penuh. Segala jenis makanan, cemilan dan minuman semua dikumpulkan jadi satu, saat adzhan maghrib berkumandang langsung gas lahap semua makanan yang ada di meja sampai sakit perut dan gak bisa bangun.

Dari rumah sama orang tua sudah diwanti-wanti tidak ribut sewaktu shalat terawih, namun sampai di mushola ketemu banyak teman pasti langsung lupa sama peringatan yang diberikan orang tua.
Lari-lari mainan sarung atau main perang-perangan.
Pulang dari mushola siap-siap telinga merah karena dijewer sama ibu, memang kenakalan-kenalan kecil sering sekali dilakukan sewaktu masa anak-anak.

Beli baju baru untuk lebaran adalah tradisi yag telah dilakukan sejak ane masih kecil sampai sekarang. Dulu waktu ane kecil, paling senang kalau diajak ke pasar sama ibu di pekan terakhir menjelang lebaran. Pasti yang dibeli kue sama baju lebaran, sampai rumah bajunya dicoba dan gak mau dilepas kalau belum bosan.

Jika membahas masa kanak-kanak memang menjadi moment yang tidak bisa dilupakan ya GanSis, apa lagi moment-moment puasa seperti di atas, yang saat ini tentu sudah tidak bisa kita lakukan dan ulang lagi karena usia kita yang telah menginjak dewasa.
Saat ini sudah banyak beban dan tanggung jawab yang harus diselesaikan walaupun di bulan ramadhan.
Meski begitu kita tidak boleh mengeluh, hidup adalah sebuah rangkaian perjalanan. Kita hanya bisa menyusun menjadi kisah yang utuh tanpa bisa kembali atau merubah kisah yang telah berlalu.
Dari masa lalu kita kenal masa depan yang lebih baik, dan bernostalgia adalah cara terindah untuk melihat sejauh mana kita telah melangkah menyusuri kehidupan!

Bagaimana apakah Agan dan Sista ada kenangan masa anak-anak di bulan ramadhan?
Coba ceritakan apa yang paling Agan dan Sista rindukan dengan berkomentar di bawah ya!
Oke, terima kasih sudah singgah membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak cendol sebagai wujud perhatian serta uluran tangan untuk keluarga kita yang membutuhkan.