cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 20 : Cincin kimpoi (A Little Cupid)
Bab 20 : Cincin

🌸🌸🌸
Pulang dari Korea, Lily terserang flu dan saran dari dokter ia harus istirahat selama 3 hari. Tentu saja, tugas babysitter terpaksa dilakukan oleh Varo sendiri.

Sayangnya, Arion yang yang biasanya tidak rewel, jadi begitu cengeng dan tidak suka digendong oleh orang lain selain Varo dan Lily. Si kecil itu terus menangis ketika mereka sampai di kantor dan terus-menerus memanggil 'mama'.

Lily terpaksa istirahat di kantor Varo dan tetap bermain dengan Arion. Dan akibatnya, si kecil itu ikutan kena flu.

"Kamu membuatku kerja di 3 tempat, rumah, kantor dan rumah sakit. Kenapa Rion tidak mau lepas darimu, sedangkan berpisah denganku biasa-biasa saja."

"….." Lily yang sekarang tidur di ranjang rumah sakit, hanya tersenyum canggung. "Kamu tanya padaku, aku tanya pada siapa??. Mana ku tau jawabannya."

"Kenapa kamu mengupas banyak sekali apel??."

Varo menatap gadis itu datar. "Lupa dengan tugasmu memberiku makan. Ini makan siang ku selama dua hari ini."

"….."

Lily mengelus rambut Rion, si kecil itu tidur di pelukannya. "Toko perhiasan yang akan diresmikan minggu depan itu…..aku boleh kesana nggak???. Aku nggak akan gangguin kamu. Kami….akan pura-pura menjadi pengunjung."

"Belum sembuh malah udah ada planning jalan-jalan. Di sana akan banyak sekali pengunjung, dan rata-rata adalah orang kaya dan berpakaian bagus, kebanyakan dari mereka juga mungkin orang yang hobi sindir-menyindir, kalau kamu…

"Boleh apa nggak??. Kalau nggak boleh penjelasannya nggak usah panjang-panjang!."

"….." sekarang giliran Varo yang bungkam. Ia hanya tak mau gadis didepannya itu jadi bahan ejekan, tapi sepertinya Lily tak melihat niat baik Varo. "Sembuh dulu, baru boleh datang!." Ucap pria itu akhirnya dan Lily tersenyum.


🌺🌺


Sebenarnya Lily nggak ada niat datang, apalagi beli perhiasan yang mahalnya minta ampun itu. Tapi seorang teman telah dengan santainya mentransfer sejumlah uang dan memintanya membeli sepasang cincin dan kalung berlian. Yak ampuuun.

Yang bikin heboh adalah seorang pria telah dengan sengaja membeli dress+tas+sepatu dengan harga yang membuat Lily mengutuk pria itu.

'Aku telah mengembalikan setengah dari harga barang yang kamu beli, setengahnya lagi akan ku cicil. Tolong dengan sangat jangan pernah melakukan ini lagi. Aku tidak mau jatuh miskin.'

Lily mengirimkan pesan itu pada pemilik toko perhiasan yang hanya tersenyum setelah membacanya.

Acara peresmian toko dimulai pukul 7 malam, dan Lily sengaja datang satu jam kemudian karena berharap acara pameran perhiasannya segera dimulai.

Ia mengenakan pakaian berwarna sama dengan Arion, gadis itu datang dan turun dari mobil mewah membawa stroller dan mulai asyik berkeliling toko. Ia tak begitu peduli tatapan orang-orang. Lily bahkan sengaja memakai headset bluetooth untuk menghindari diajak bicara orang orang lain.

Tapi tetap saja ada yang menghampirinya, bertanya tentang baju keluaran baru yang ia pakai, bertanya tentang si kecil yang tersenyum pada semua orang dan yang paling parah, bertanya tentang dimana suaminya.

"Bapaknya meriang jadi nggak bisa ikut." Yah ia tentu harus bersikap ramah kan!!.

Selesai berbasa-basi, gadis itu bergegas pergi ke estalase cincin kimpoi. Ia tersenyum kepada pegawai yang sibuk mempromosikan beberapa cincin super mahal yang membuatnya pusing. Untungnya Lily di izinkan mengambil gambar, jadi ia bisa membiarkan orang yang memesan cincin kimpoi tersebut memilihnya sendiri.

Setelah hampir 15 menit menunggu keputusan, akhirnya ia membeli cincin pilihan pria tersebut.

Tentu saja misinya belum selesai, ia juga harus membeli mas kimpoi lainnya. Dan begitu sadar, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam. Arion bahkan sudah tertidur di stroller.

'Tunggu aku di ruangan ku!!. Lantai 3 pintu tulisan direktur.'

Lily membaca pesan itu, dan ia segera pergi ke ruangan Varo dan tentu saja, ada staff yang menghalanginya. Bertanya siapa dia dan mau apa keruangan direktur.

"Mau nidurin anak." Jawab gadis itu singkat. Tentu saja jawaban itu mendapat tatapan tanda tanya.

"Ma'af tapi ini ruangan direktur kami dan anda tidak bisa sembarangan masuk. Direktur kami sedang menerima tamu." Staff laki-laki itu berkata sopan.

Lily mengerutkan dahi. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Varo.

'Aku langsung pulang saja!!. Kamu masih sibuk kan!!. Aku nggak mau tidur di sofa lagi.'

Gadis itu tidak menerima balasan, tapi pintu ruangan itu segera terbuka dan keluarlah pria tampan dan wanita cantik dari ruangan itu.

"……"

"You are meeting with her??", Tanya wanita itu sambil menatap Lily dari atas sampai bawah. Pandangan meremehkan itu membuat Lily merasa canggung.

"Yeah. Sorry I can't dinner with you. I must comfort my wife, cause she is angry with me."

!!!!What the….Lily melirik pria yang masih tersenyum disampingnya. Si wanita di samping pria itu menatap Lily dengan pandangan tidak percaya.

"You…. already married??!!, Why I never hear that??, When….

"Its private matter. Sorry."

Hal yang Lily tau adalah senyum pria itu sama sekali tidak terlihat tulus. Dan begitu wanita itu pergi, pria itu menarik nafas dalam.

"Kenapa nggak langsung masuk??" Varo bertanya dengan nada kesal.

Lily menatap pria itu datar. "Wahai pak direktur, anda nggak lupa sama jabatan anda kan!!!. Orang luar mana bisa sembarang masuk!. Nah…saya kolega bukan, teman bukan, pegawai sini juga bukan."

Lagi-lagi pria itu menarik nafas dalam. "Lain kali ingat wajah ini. Dia bebas masuk kapanpun dia mau, ada atau tidak aku didalam sana, mengerti??."

Staff yang sejak tadi memang masih berdiri didekat mereka, akhirnya mengangguk takut. Ia pernah mendengar rumor bahwa direkturnya mempunyai seorang istri dan anak yang disembunyikannya. Pria itu hanya tidak menyangka ia akan bertemu disituasi seperti ini. Temannya lah yang menjadi korban di perusahaan Varo yang ia pecat lantaran membuat Lily menunggu lama. Pria itu kini takut ia akan di pecat.

"Tenang saja" ucap gadis itu. Ia tau yang pria itu pikirkan. "Kamu nggak akan di pecat kok."


🌺🌺


"Kenapa kamu beli cincin kimpoi??, Pria mana yang ingin kamu lamar??."

"….." Begitu masuk ruangan yang ditanyakan Varo malah membuat gadis itu terkejut. "Dari mana kamu tau aku beli cincin kimpoi??."

"Aku bertanya lebih dulu!."

Oke…"Yang pasti bukan untukmu."

"Aku juga nggak suka motifnya."

"……"Terus kenapa??, Emang ada hubungannya??

Varo akhirnya duduk disamping Lily. Ia tak suka fakta bahwa gadis itu membeli cincin kimpoi, dan lagi itu bukan ditujukan untuknya. "Untuk siapa??," Pria itu kembali bertanya.

"Jinhyuk." Jawab gadis itu singkat. "Dia mau…AHKHK….Kamu kenapa sih???, Sakit tau!!!!, Lepasin!!!….minggir!!!!."

Lily benar-benar kesal dan kaget. Pria itu menarik pergelangan tangannya, mendorongnya hingga ia tertantuk siku sofa yang terbuat dari kayu, dan sekarang pria itu menindih tubuhnya.

"Kamu mau nikah sama dia???, Kenapa beli cincin kimpoi di toko ku??, Sengaja ingin membuatku marah???. Kamu pikir aku nggak punya hati, sampai bisa berbuat seenaknya dan mengacaukan hatiku."

Lily menatap pria itu lama. Ia berusaha mencerna pertanyaan pria itu. Gadis itu menarik nafas dalam untuk menenangkan pikirannya. Dan…plakk…ia memukul jidat pria itu. "Makanya dengerin penjelasan orang sampai selesai dulu. Baru marah-marah. Minggir!!!, badan lo berat tau nggak!!!."

Sayangnya Varo hanya menatap tajam Lily, menunggunya menjawab pertanyaan pria itu.

"Jinhyuk memintaku membeli cincin kimpoi untuk pacarnya. Perlu di tekankan…'dia sudah punya pacar!'. Dan pacarnya juga temanku, namanya Mocca. Jinhyuk awalnya memintaku membeli cincin kimpoi waktu kita di Korea, tapi aku tidak sempat melakukannya, jadi ku tawarkan saja untuk membeli cincin kimpoi di toko mu, kwalitasnya juga nggak kalah bagus dan entah bagaimana malamnya waktu aku sakit, Jinhyuk mengirim pesan bahwa ia sudah mentransfer uang ke rekeningku. Ia memintaku membeli cincin dan mas kimpoi lainnya. Aku sendiri bingung bagaimana dia bisa tau nomor rekeningku, yang pasti…dia benar-benar minta tolong dan sebagai teman yang baik, aku membantunya. Apa sekarang hati anda sudah bisa tenang…wahai pak direktur???."

"….."Yah..hati pria itu sedikit tenang. Tapi ia tetap menatap gadis itu dengan kesal. "Kamu membeli cincin kimpoi yang paling mahal di toko ini dan itu…membuat kehebohan di lantai bawah. Wanita tadi…adalah mitra Bisnisku yang ingin membeli cincin itu dan komplain karena cincin yang hanya ada satu itu, sudah terjual dan dia menunjukkan fotomu."

"Oh…uangnya cukup, aku mana tau kalau cincin itu yang paling mahal. Aku hanya tidak mau uang yang dikirim Jinhyuk bersisa di rekeningku."

Lily mengeluh. "Bukankah kamu harusnya senang??, Aku membeli cincin paling mahal, kamu kan dapat untung banyak, kenapa malah kesal begitu??."

Pria itu akhirnya bangkit dari atas tubuh Lily. Ia merogoh ponselnya dan mendadak sibuk sendiri. Raut wajahnya sudah kembali normal dan itu membuat Lily diam-diam tersenyum

"Udah reda cemburunya??." Sindir gadis itu.

Yang disindir malah kembali menunjukkan raut wajah kesal. "Belum."

What!!!

"Aku nggak suka kamu beli cincin kimpoi buat pria lain."

Oh..yak ampunnn. "Itu cincin juga bukan gue yang pakek."

"Aku juga mau cincin kimpoi."

"What!!!!!!."

"Belikan aku satu!. Aku mau yang paling mahal!!." Pria itu lantas tersenyum polos sambil menunjukkan ponselnya. "Aku sudah mentransfer uangnya ke rekeningmu. Dan aku juga sudah mengirimi pesan wa tentang ukuran jariku. Nah…ayo pulang!."

Dasar pria cemburuan nggak waras.


🌸🌸🌸
Diubah oleh cicimasni 20-04-2020 13:50
betiatinaAvatar border
raaaaud20Avatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 30 lainnya memberi reputasi
31
2.1K
7
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread•41.5KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.