Akankah kekacauan akibat Coronavirus di seluruh dunia akhirnya mempengaruhi Bumi sedemikian rupa sehingga musisi Carole King harus mengubah lagu ikonik mengenai bagaimana bumi berputar di bawah kakinya? 

Faktanya, menurut salah satu Seismolog -ahli gempa bumi dari Belgia, semua itu memang sudah terjadi.





Mereka mengatakan bahwa hal ini membuat alat detektor dapat mendeteksi gempa bumi yang lebih kecil dan meningkatkan upaya untuk memantau aktivitas vulkanik serta peristiwa seismik lainnya.

Elizabeth Gibney, menulis untuk jurnal Nature, mewawancarai Thomas Lecocq, seorang seismolog Royal Observatory of Belgium di Brussels di mana penurunan kebisingan seismik ini pertama kali dikaitkan dengan penurunan aktivitas yang disebabkan oleh kebijakan lockdown Covid-19, penutupan pabrik dan pengurangan drastis dalam jaringan di seluruh dunia 

Lecocq adalah penulis utama makalah yang baru saja diterbitkan dalam jurnal Seismological Research Letters tentang historis pembacaan seismograf dari tahun 1953 untuk memperbaiki model gelombang badai besar yang membanjiri dataran rendah Inggris, Belanda, dan Belgia pada 1 Februari 1953.

Jelas terlihat bahwa Lecocq adalah seseorang yang sudah "nyaman" dalam membaca puluhan grafik seismik, dan apa yang dilihatnya akhir-akhir ini, membuatnya khawatir sama seperti ketika ia melihat grafik gempa bumi.






Apakah orang-orang Belgia sebegitu "berat"-nya sehingga hanya dengan berdiam diri di rumah dapat memiliki efek besar pada gelombang seismik yang dihasilkan? 

Jawabannya, adalah "Ya". Lecocq membandingkan hal ini ketika ia melihat pengurangan kebisingan seismik pada bulan desember menjelang Natal. Hal itu terjadi karena kombinasi kuantitas turunya salju dan libur panjang yang membuat orang-orang memutuskan untuk tetap di rumah.

Namun apakah ini hal yang baik atau justru malah memperburuk keadaan bumi dengan cara yang sama sekali tidak kita duga?

Turunnya kebisingan juga bisa bermanfaat bagi seismolog yang menggunakan getaran bumi yang terjadi secara alami, seperti yang biasa dilakukan menggunakan getaran jatuhnya ombak laut untuk menyelidiki kerak bumi. 

Karena aktivitas gunung berapi dan perubahan muka air mempengaruhi seberapa cepat gelombang alami ini berjalan, para ilmuwan dapat mempelajari peristiwa ini dengan memantau berapa lama waktu yang diperlukan gelombang tersebut untuk mencapai detektor yang telah disiapkan. 



Penurunan kebisingan yang disebabkan manusia dapat meningkatkan sensitivitas detektor terhadap gelombang alami pada frekuensi yang sama.

Lecocq dan rekan seismolognya juga mencoba melihat hal ini melalui kacamata seorang peneliti dan penurunan kebisingan seismik memang bermanfaat bagi pekerjaan mereka. 




Namun apakan itu berguna untuk kita? - Saya rasa tak ada dari kita yang menyukai mati listrik, kan? 



Tidak hanya berkurangnya kebisingan seismik, tetapi juga kebisingan yang dapat di dengar oleh telinga kita mulai berkurang. Dalam wawancaranya dengan Gizmodo, Lecocq  menunjukan bahwa berkurangnya tingkat kebisingan yang dapat di dengar oleh kita menjadi hal yang baik terutama untuk telinga manusia. 

Hal tersebut juga dapat meredakan kegelisahan yang biasanya semakin meningkat setiap harinya, juga menghindarkan kita dari polusi suara yang disebabkan oleh lalu lintas, pabrik-pabrik dan bahkan dari suara orang-orang yang suka berteriak di smartphone mereka

Tapi dari semua hal yang sudah dijelaskan di atas. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah tetap selamat dari pandemi Covid-19 dengan #DirumahAjadan menerapkan aturan Social/Physical Distancing.




Referensi:

• nature.com | Coronavirus lockdowns have changed the way Earth moves
• pubs.geoscienceworld.org | On the Extraction of Microseismic Ground Motion
• gizmodo.co.uk | Seismometers Worldwide Detect Decrease in Human Activity Amid Coronavirus Lockdowns