Apa kabar Nona?
Kurasa kau baik baik saja, bahagia juga senang, bukan?
Jangan kau jawab, atau balik bertanya. Kau tentu tahu, aku sedang tidak baik-baik saja setelah kita berpisah.

Nona.
Kali ini aku ingin menulis sajak tentangmu, apa kau mau membacanya?
Sebenarnya ini bukan hanya tentangmu. Ada banyak hal yang ingin aku tulis disini.
Tentang cinta, rindu, kenangan, kabut pagi, taman kota, deru kendaraan, senja yang merah saga, tukang kopi, pedagang mie ayam langganan kita dulu. Juga tentang kenakalan-kenakalan kita dipojok hotel Kemayoran.

Maaf, Nona.
Bukan bermaksud membuatmu malu dan memerahkan pipi ronamu itu, aku hanya ingin menulis dan mengingat. Betapa dulu kita teramat baik, menjelajahi neraka diliang sorga bersama tongkat pusaka. Memacu adrenalin, lalu kimpoi berkali-kali, dan muncrat menjadi dosa yang tak mampu kita basuh begitu saja.

Nona, ketahuilah.
Tak ada yang berubah dariku, semua masih sama. Begitupun dengan hati ini yang entah kenapa tidak bisa melupakanmu yang sudah jelas-jelas melupakanku.

Oh ya, aku lupa.
Ada yang sedikit berubah. Tukang kopi dan pedagang mie ayam langganan kita dulu sudah pindah, kau tahu kenapa? Semua itu karenamu dan kita yang tak lagi disana.
Aku tadinya tak percaya, tapi setelah kutanyai kawannya, mereka mengiyakan, katanya: "Si tukang mie ayam sudah kehilangan aromanya dan si tukang kopi sudah tak lagi bisa meracik kopi dengan manis, semanis senyummu."
Ya aku akui, kau memang manis kalau tersenyum, dan bahkan kalau kuingat-ingat kau yang paling termanis di antara makhluk manis lainnya.

Nona.
Jika sudi dan selesai membaca tulisanku ini, jangan beranggapan bahwa aku bodoh. Aku bukan Sukab, yang memotong senja dengan gunting lalu mengirimkannya kepada Alina lewat tukang pos dan membuat si tukang pos nyasar tak pernah terlihat kembali. Entah dia kimpoi dan beranak pinak dalam amplop itu, aku tidak tahu.

Nona.
Maaaf jika aku membuatmu jengah dan bosan dengan tulisan ini yang jauh dari kalimat-kalimat romantis seperti miliknya Sapardi atau miliknya si JokPin dengan Kamus kecilnya.

Aku cuma ingin bercerita, meskipun aku tahu kau tak pernah menyukai setiap ceritaku yang selalu tentang kamu yang masih kucintai, kurindui, dan tentang aku yang tak bisa melupakanmu yang sudah jelas-jelas melupakanku.

Maafkan aku, Nona.

Jakarta
14.07.2019