• Beranda
  • ...
  • Inspirasi
  • Mengapa Banyak Orang Membenci Menjadi Dewasa dan Ingin Jadi Anak-anak Lagi?

malaikatrindu
TS
malaikatrindu
Mengapa Banyak Orang Membenci Menjadi Dewasa dan Ingin Jadi Anak-anak Lagi?


Salah satu ciri makhluk adalah tumbuh dan berkembang. Dari yang tadinya kecil, seiring waktu perlahan membesar. Hal ini berlaku juga untuk manusia. Anda sepuluh tahun yang lalu dengan saat ini berbeda bukan?

Anda tumbuh dari janin, lalu lahir menjadi bayi. Kemudian menjadi anak-anak yang lucu dan nakal. Sulit sekali Anda diatur pada usia itu. Hidup hanya sekadar makan, minum, main dan tidur. Beberapa tahun kemudian memasuki fase remaja. Pikiran dan hati Anda menjadi menggebu-gebu, penuh rasa ingin tahu dan sering memberontak.

Tak lama kemudian, Anda mulai menjadi orang dewasa. Di sinilah hidup yang sebenarnya dimulai. Tapi, banyak orang merasa tidak suka dengan fase ini. Mereka ingin kembali ke fase kanak-kanak atau remaja di mana tidak ada tanggung jawab besar yang harus dipikul dan tidak ada masalah hidup yang membuat sakit kepala. Hidup ingin baik-baik saja.

Orang yang berpikiran seperti ini hanya dewasa dari segi fisik saja. Sedangkan dari sisi mental belum berkembang secara sempurna. Ada beberapa penyebab mengapa seseorang bisa menjadi tidak siap mental di saat masuk fase dewasa. Di thread kali ini, @malaikatrindu telah merangkumnya menjadi beberapa penyebab yakni sebagai berikut.


Kurangnya Pengalaman Hidup


Foto: Employee Benefits

Meskipun memiliki usia yang sama, pengalaman hidup pada setiap orang pastilah berbeda. Pola pikir menjadi salah satu poin penting dalam menentukan pengalaman hidup seseorang. Hal ini dikarenakan pola pikir turut memengaruhi berbagai tindakan dan peristiwa yang dialaminya. Ada yang ketika masih remaja sudah terjun ke dunia hiburan hingga ke dunia bisnis. Namun, ada remaja-remaja lain yang hanya bermain tak tentu waktu tanpa memikirkan masa depan.

Orang yang ketika masa mudanya sudah banyak menelan pil pahit kehidupan, kemungkinan besar di masa depan akan menjadi orang yang besar. Tapi, dengan catatan disertai dengan semangat dan optimisme yang terus dipupuk. Lain hal dengan yang masa mudanya jarang terkena masalah, gagal sedikit saja serasa ingin mengakhiri hidup.

Pengalaman hidup juga menjadikan seseorang lebih rendah hati, lebih bijak, lebih santun, lebih hati-hati dan lebih tenang dalam menghadapi berbagai persoalan.

Hidup di Lingkungan yang Kurang Tepat


Foto: Sharingforcaring.com

Bergaul dengan teman-teman yang hidupnya manja dan hedon dari harta orang tuanya sangat tidak baik, apalagi jika Anda tidak setara dengan mereka. Pikiran Anda akan dikelilingi rasa ingin memiliki dengan cara instan tanpa bersusah payah terlebih dahulu. Selain itu, Anda juga akan lebih mudah menyerah ketika ditimpa masalah. Hal ini tidak berlaku bagi semua orang memang, tapi mayoritas seperti itu.

Beberapa lingkungan yang harus Anda jauhi juga adalah lingkungan yang penuh orang pesimistis, pemalas, pembohong dan penghalal segara cara demi mencapai tujuan.

Lingkungan akan turut andil besar dalam menggiring masa depan Anda. Jangan sampai menyeburkan diri ke dalam kubangan yang salah karena jika tidak, ada akan tenggelam dalam ketidaksiapan ketika memasuki fase dewasa.

Jarang Melakukan Introspeksi Diri


Foto: Bincang Syariah

Merenung tidak selamanya tentang menyesali sesuatu dan menjadi insecure. Memikirkan apa yang telah Anda lakukan secara matang apakah sudah benar atau salah sangat perlu dilakukan. Hal ini untuk memperbaiki sikap dan mental Anda, apalagi jika sudah masuk fase dewasa.

Introspeksi diri terkesan sangat subjektif. Tapi tak mengapa, itu lebih baik terutama bagi Anda yang tidak terlalu suka berbagi cerita dengan orang lain. Pepatah lama mengatakan, mendengarkan perkataan orang tentang kita itu merupakan perbuatan yang sia-sia. Tapi, Anda sebaiknya jangan terlalu bersikap tertutup pada masukan dari orang lain, khususnya dari orang-orang yang Anda pecaya.

Hilangkan sifat kekanak-kanakan, mudah tersinggung, selalu merasa diri sendiri adalah korban, mengintervensi pilihan orang lain hingga mengeluh secara berlebihan pada setiap situasi.

Introspeksi diri tak selamanya berpikir untuk mengubah diri Anda secara total. Itu sangat keliru. Yang betul adalah memperbaiki apa yang sudah ada dan melakukan yang terbaik untuk yang akan datang. Jangan sampai karena introspeksi Anda kehilangan jati diri.


Nah, itulah hal-hal yang menyebabkan banyak orang malas menjadi orang dewasa dan ingin menjadi anak-anak kembali versi @malaikatrindu.

Jika Anda memiliki tambahan dan jawaban sendiri, silakan tulis di kolom komentar!

---

Penulis:@malaikatrindu
Referensi: Opini Pribadi
Keterangan gambar utama: The Globe and Mail
Diubah oleh malaikatrindu 05-04-2020 09:37
zafinsyurgaGimi96NadarNadz
NadarNadz dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.2K
2
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Inspirasi
Inspirasi
icon
10.5KThread6.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.