novikikirizkiaAvatar border
TS
novikikirizkia
Setengah Hijrah
Bab1 (Kandas)

Menjadi mahasiswi tingkat akhir, aktivis kampus yang mencintai dunia fotografi dan juga musik. Ia cukup dikenal oleh penduduk kampus, baik teman-teman maupun dosen karena aktifnya dalam setiap kegiatan di kampus.

Ia memiliki semuanya. Paras yang cantik, tinggi semampai, berkulit putih bersih. Hanya satu kekurangannya, rambutnya tergerai panjang, Ia belum mengenakan hijab, dan masih kerap kali memakai pakaian yang cukup ketat. Ia seorang gadis yang cerdas juga kritis, memiliki ambisi yang kuat dalam setiap tujuan.

Memiliki seorang kekasih yang cukup populer di kampus. Nando, seorang vokalis band, yang juga merupakan presiden Badan Eksekutif Mahasiswa.

Semua orang mengenal mereka, sejoli yang dianggap begitu sempurna. Mereka memiliki segalanya.

"Yang," sapa Nando. Saat mereka sedang makan siang di sebuah restoran cepat saji di pusat kota.

"Iya, Yang."

"Aku mau ngomong sesuatu, tapi jangan marah," ucapnya ragu, sambil mengaduk-aduk kopi arabika favoritnya.

"Kenapa?" tanya Lisa sambil mengubah posisi duduknya yang sebelumnya bersisian kini menghadap Nando.

"Emm, nggak jadi, deh."

"Kenapa?"

"Gak apa, Sayang."

Lisa mendengus kesal.
"Oh iya, nanti malem bisa anterin aku?"

"Mau kemana?"

"Belanja."

"Maaf, aku nggak bisa," tolaknya.

"Kenapa? Mau nganter Mama lagi? Sakit perut lagi? Futsal? Atau ...." Lisa menggantung kata-katanya, membuat Nando menjadi salah tingkah.

"Atau apa? Kamu jangan mikir yang aneh-aneh, deh," ujar Nando makin gugup.

"Emm ... kemaren aku liat ada cowok mirip kamu, lagi sama cewek keluar dari Mall. Ya ... cuma mirip, sayangnya mirip banget."

"Kamu apaan, sih," ujar Nando makin salah tingkah.

"Jujur sama aku! Apa ada cewek lain selain aku?" Lisa mulai geram.

"Apa sih, Yang. Kamu tuh jadi orang curigaan terus, lama-lama aku ga kuat, aku juga butuh kebebasan."

"Bebas?" Lisa tertawa.

"Bebas jalan sama cewek baru kamu?" timpal Lisa.

"Udah lah, Yang. Aku capek."

"Ya udah. Putus aja. Biar kamu bisa jalan sama selingkuhan kamu itu."

"Oke, kalo itu mau kamu."

Lisa tak menyangka, jika ancamannya justru menjadi boomerang baginya. Maksud hati ingin Nando sadar dengan memberikan ancaman, dan memberikan penjelasan serta meminta maaf. Namun tak disangka, justru Nando menyetujui untuk berpisah dengan Lisa.

***

Lisa patah hati. Ia tak datang ke kampus, memilih untuk menangis di kamar kost, melampiaskan segala luka dalam hatinya. Memutar lagu mellow nan sedih, berharap merasa memiliki teman senasib, nasib patah hati.

Tari, teman sekamar Lisa mencoba membujuk, namun gagal. Tari belum mengetahui, mengapa Lisa bisa seperti ini. Lisa adalah gadis yang ceria, tak pernah bermuram durja, dan selalu terbuka jika memiliki masalah. Namun kali ini, Lisa terlihat berbeda. Tari hanya bisa menduga, bahwa sahabatnya sedang memiliki masalah yang cukup pelik.

"Lis ... lo kenapa, sih? Berantem ya, sama Nando?"

"Lis, makan dong ... entar sakit, gimana?"

"Lis ... udah dong nangisnya, cerita sama gue, lo kenapa?"

Pertanyaan serupa lainnya masih belum membuat Lisa mau membuka mulutnya untuk bercerita. Dari sorot mata Lisa, banyak hal yang Ia simpan, namun entah dari mana harus memulai untuk menceritakan.

"Ini ada nasi kotak. Entar kalo laper lo makan, ya? Gue taro sini," ujar Tari meletakkan nasi kotak d atasi nakas, lalu meninggalkan Lisa.

Tari merasa khawatir, karena Lisa sudah hampir dua hari tidak makan, hanya minum air putih saja.

Sedangkan Lisa merasakan lambungnya mulai perih, Ia baru menyadari bahwa sudah hampir dua hari tidak makan. Ia melirik nasi kotak, memerhatikan sekeliling, Tari sudah tak ada. Dibukanya nasi kotak, ada dua potong ayam bakar bagian dada dan paha, sambal juga lalapan, sangat menggugah selera, juga dua cup jus mangga juga jus alpukat. Tari memang paling paham dengan makanan favoritnya.

Lisa menikmati hidangan dengan sangat lahap, bahkan disuapan terkahir, Ia sampai menjilat jemarinya sampai bersih. Dua cup jus juga sudah habis.

Tari tersenyum simpul melihat tingkah sahabatnya itu, sedari tadi Ia menahan tawa, memerhatikan Lisa dari balik jendela tanpa Lisa sadari.

"Ehem ... laper apa doyan, Bu?" goda Tari tiba-tiba masuk kamar. Membuat Lisa tersedak karena kaget.

"Uhuuuk ... uhuuk ... uhuuk ...." Disodorkan segelas air putih pada Lisa.

"Lo ngagetin aja sih, Tar. Kalo gue kenapa-kenapa gimana coba?"

"Sorry ... tapi 'kan lo nggak kenapa-kenapa," ujar Tari terkekeh.

"Rese', lo."

"Udah kenyang? Bisa cerita dong?"

Ia hanya bisa membuang napas kasar, lalu memandang Tari dengan tatapan nanar.

"Taaarr ...." Ia kembali menangis, semakin Tari bertanya, maka semakin menjadi tangisnya.

Lisa larut dalam tangisnya, masih dalam pelukan Tari, ditumpahkan semua rasa sakit. Tari membiarkannya menangis, lalu mengusap punggungnya, menenangkannya, meski tangisnya tak kunjung reda.

"Udah dong, Lis. Jangan nangis aja, nggak capek satu jam nangis?"

"Tar ... Gue pegel, nih," ujar Tari meringis

Lisa merenggangkan pelukannya, mengerucutkan bibirnya.

"Ah ... lo mah, 'kan lagi enak-enaknya nangis," ujar Lisa.

"Ya pegel gue, Lis. Lo berat sih, capek nahan badan lo, hehehe," serunya diriingi tawanya yang berderai.

"Lo kenapa, sih? Cerita, dong," bujuk Tari.

"Sa-sakit, Tar," ujarnya terisak.

"Kenapa? Cerita dulu sama gue. Mau ke dokter?"

"Gu-gue pu-putus. Huuuaaaa ...." Tangisnya makin menjadi.

***
Diubah oleh novikikirizkia 08-04-2020 15:38
Gimi96Avatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 46 lainnya memberi reputasi
47
5.7K
279
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.