rayiaja
TS
rayiaja
Penghuni rel kereta lama yang tidak ingin pergi!


Cerita ini diambil dari kesaksian penghuni rumah yang tidak ingin disebutkan namanya.
Sebutlah pak Toni, Ia tinggal disebuah desa dekat pantai daerah Madura. Ia dan keluarganya, berencana membangun rumah di daerah yang memiliki pemandangan Jembatan Suramadu. Yang memang memiliki pemandangan yang indah karena dekat dengan pantai.

Tanah yang dibeli pak Toni harganya tidak terlalu mahal, karena memang sedikit yang memiliki rumah didaerah pak Toni. Lokasinya yang sepi dan masih banyak ditumbuhi pepohonan rindang, membuat orang-orang jarang membeli rumah di daerah tersebut.

Pak Toni membeli tanah tersebut kemudian Ia membangun rumah di atasnya. Lokasinya memang seperti bukit, sehingga dengan mudah memandang pemandangan pantai yang biru.

Spoiler for :


Namun, ia tidak menyadari bahwa gundukan tanah yang ia beli murah tersebut ternyata dahulunya merupakan jalur Kereta Api.
Orang yang menjual tanah mengatakan kalau sekarang tanahnya aman, dan sudah tidak akan dibangun perlintasan kereta.
Karena tergiur oleh omongan penjual tanah, dan harga yang ditawarkan murah, pak Toni mengiyakan membeli tanah tersebut. Karena Ia memang menginginkan pemandangan indah tersebut.

Setelah pembangunan rumah selesai, mereka sepakat untuk pindah rumah.

Keluarga pak Toni yang terdiri dari Istri dan kedua anaknya sangat senang akan tinggal dirumah baru yang memiliki pemandangan indah.

"Syukur ya pak, akhirnya kita bisa pindah dirumah ini."Ucap bu Tiwi istri pak Toni.

"Iya bu, kita bisa tinggal seperti di villa setiap hari!" Ucap pak Toni sambil tersenyum.

Kemudian mereka segera mengisi pekakas rumah yang dibutuhkan.

Beberapa minggu setelah mereka pindah rumah, kejadian aneh mulai terjadi.

Setiap malam bu Tiwi merasa seakan ada suara kereta lewat di dekat rumahnya, Ia terbangun dan heran dengan apa yang didengarnya.

Spoiler for :


Keesokan harinya ia bercerita kepada suaminya.

"Yah, kemarin Ibu merasa ada suara kereta di rumah kita yah!"

"Jam berapa bu? mungkin ibu sedang bermimpi!"


Istrinya merasa heran, dan bingung apakah yang ia rasakan mimpi atau bukan.

Dua malam berseling, anak kedua bu Tiwi Desi yang usianya masih 7Th merasa ketakutan luar biasa, ia menangis sesenggukan.

"Ada apa nak, kenapa kamu menangis?"

Spoiler for :


Anaknya menunjuk ke arah luar rumah, katanya ia melihat ular besar dengan mata merah.

Spoiler for :


Sontak bu Tiwi merasa ngeri, dan melihat keluar, takut-takut ada hewan liar yang mengintai anaknya. Namun, ia tak melihat apa-apa di luar. Ia kemudian memeluk anaknya dan menenangkannya. Saat itu pak Toni masih berada diluar rumah membeli air minum isi ulang.

Sesampainya di rumah bu Tiwi bercerita kepada pak Toni tentang apa yang dilihat anaknya. Kata sebagian orang, anak bu Tiwi memang anak Indigo, ia dapat melihat makhluk tak kasat mata.

Ibu Tiwi merasa ada yang tidak wajar di rumahnya.

Kemudian pak Toni berencana mengadakan pengajian sekaligus selamatan rumah barunya. Ia memang berniat melakukan selamatan minggu ini karena masih mengumpulkan rezeki.

Esoknya mereka melakukan pengajian. mengundang beberapa ustad dan keluarga.

Dua hari berikutnya pak Toni merasakan ada suara kereta yang lewat dirumahnya. Tepat jam 11 malam ketika menonton Televisi, ia segera membangunkan istrinya.

"Bu, ayah dengar suara kereta, padahal ayah masih belum tidur loh!"

Saat itu pula istrinya merasa ketakutan, karena sebelumnya ia pernah mendengar suara yang sama.

Esoknya pak Toni mengunjungi pak kyai untuk meminta doa keselamatan rumahnya, sekaligus bertanya tentang apa yang terjadi di rumahnya.

Pak Kyai memberikan air untuk disiram ke area rumah pak Toni.

Beberapa hari mereka tidak mendengar dan merasakan keanehan lagi. Namun, hari ke 5 anaknya kembali mengatakan bahwa.

"Ada ular besar di rumah kita!"

Spoiler for :


Bu Tiwi merasa ketakutan. Ia sudah tidak tenang dengan keadaan di sekitar rumahnya. Malam itu juga sekitar pukul 20.00 WIB, mereka bergegas pergi keluar rumah. Pak Toni membawa anak dan istrinya pergi menaiki motor.
Mereka pergi ke rumah orang tua bu Tiwi yang jaraknya sekitar 40 menit dari rumah mereka.

Orang tua bu Tiwi terkejut dengan cerita yang disampaikan anaknya, ia segera pergi ke rumah temannya yang bernama pak Panji, beliau berusia 45th dan bisa melihat barang halus seperti itu.

Pak Panji berkata. "Dulu daerah tersebut memang bekas rel kereta api, dan memang ada penunggu di daerah rumah tersebut, berbentuk ular. Ia tidak ingin diganggu, makanya ia selalu menampakkan wujudnya. Berusaha mengusir penunggu rumah disitu."

Mendengar kata-kata pak Panji. Orang tua bu Tiwi segera menyuruh anaknya untuk menjual rumah yang baru mereka tempati tersebut.

Mereka menawarkan rumah yang baru mereka bangun ke beberapa orang. Namun banyak yang merasa tidak cocok dengan rumah itu.

Pernah pula ada yang telah memberikan Down paymen kepada pak Toni, namun 3 hari kemudian orang tersebut sakit. Dan membatalkan membeli rumah tersebut.

Ada pula yang hendak membeli dan membawa paranormal ke tempat itu, namun segera mengurungkan niat. Ia berkata bahwa.

"Penjaga rumah ini terlalu kuat, derajat kita masih kalah olehnya."

Sampai saat ini, rumah tersebut tidak laku dan tidak di huni oleh siapapun.

Bangunannya lama-lama rusak dan menjadi tempat horor bagi orang yang mendekatinya.


Sumber : Cerita dari beberapa orang sekitar


Ilustrasi gambar : Link
Link
Link
Link
Link
sebelahbloginfinitesouljeff123556
jeff123556 dan 18 lainnya memberi reputasi
17
6.7K
69
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.