Hubei: Puluhan orang terlibat bentrok di perbatasan provinsi Hubei usai Pemerintah Tiongkok mencabut kebijakan penutupan wilayah (lockdown) di tengah pandemi virus korona (covid-19). Bentrokan terjadi di sebuah jembatan yang menghubungkan Hubei dengan provinsi Jiangxi.

Dikutip dari The Straits Times, Sabtu 28 Maret 2020, bentrokan dipicu argumentasi di kalangan polisi mengenai cara memverifikasi warga yang boleh masuk dari Hubei ke Jiangxi.

Video bentrokan di perbatasan Hubei bermunculan di media sosial Tiongkok. Dalam salah satu video terlihat warga menaiki atap mobil polisi, sebagian lainnya menggulingkan kendaraan.

Ma Yanzhou, pejabat tertinggi dari Partai Komunis Tiongkok di Hubei, terlihat menggunakan pengeras suara dalam upaya menenangkan warga. Menurut laporan Beijing News, bentrokan yang dimulai sejak pagi itu mulai mereda pada sore hari.

Otoritas Hubei dan Jiangxi kemudian mengeluarkan pernyataan gabungan, yang mengatakan bahwa dokumentasi khusus tidak diperlukan bagi warga yang hendak melintasi perbatasan kedua provinsi.

Bentrokan menyoroti rasa frustrasi warga Hubei yang merasakan lockdown selama lebih kurang dua bulan. Mereka juga kesal karena mengalami diskriminasi dari warga provinsi lain yang menganggap semua masyarakat Hubei sebagai pembawa penyakit.

Setelah Hubei, Pemerintah Tiongkok juga berencana mencabut lockdown di Wuhan pada 8 April mendatang. Wuhan adalah ibu kota provinsi Hubei, yang terkena kebijakan lockdown sejak 23 Januari lalu.

Saat ini jumlah kasus dan kematian akibat covid-19 di Tiongkok sudah menurun drastis. Puluhan kasus baru covid-19 di daratan utama Tiongkok kini didominasi infeksi "impor" yang berasal dari luar negeri.
GOMBALTIMES



Chicombot suka mewek diskriminasi kalau di luar menlen, ini beda provinsi doang sama aja di diskriminasi.. kan paok

siap siap kerusuhannya disusupi para agen dr HK dan taiwan