muqfaAvatar border
TS
muqfa
Begini Cara Bersahabat Dengan Anak
Setiap anak menginginkan orang tuanya untuk dirinya sendiri. Ia ingin kasih sayang dan cinta orang tuannya hanya tercurah untuknya. Orang tua tentu tidak dapat berbuat demikian karena ayah dan ibu boleh satu, tapi kasih sayang dan cinta tidak terhingga untuk seluruh anak-anaknya.



Impian dan harapan orang tua sering tertumpah pada anak pertama. Ekspektasi orang tua terhadap anak pertama kadang terlalu tinggi. Orang tua sering berharap pengertian dari anak pertama. Inginnya anak pertama mengerti banyak hal, bisa banyak hal, tau banyak hal. Dan seringnya juga anak pertama jadi sasaran kesalahan jika adik menangis karena mereka bertengkar.

Akhirnya anak pertama sering menjerit dalam hati, ia bertanya, mengapa aku yang selalu disalahkan, mengapa aku yang harus mengerjakan, mengapa aku?

Anak pertama kami pernah mengatakan, “bunda tidak adil, sayangnya cuma buat anak yang kecil.” Kemudian dia menangis.

Saya merasa tertampar, ucapannya menohok jantung hati yang paling dalam. Mungkin betul selama ini saya lalai, saya terlalu sibuk dengan adiknya yang kecil sehingga abai diperhatikan kebutuhannya. Selama ini saya merasa dia sudah mandiri, ternyata tidak, walaupun kita menganggap anak pertama sangat matang dan dewasa, ia tetap memerlukan perhatian dan kasih sayang orang tuanya.

Tidak marah kepada anak sepertinya sesuatu yang sulit, tapi jika kita mau membuka hati, mau belajar dan mengubah pola asuh, kita akan memiliki pandangan bahwa marah-marah kepada anak selain tidak baik untuk kesehatan, tidak baik untuk tumbuh kembang anak, juga menghabiskan energi.

Untuk meminimalisir marah-marah khususnya kepada anak pertama, sebaiknya ubah sedikit mind set kita terhadap anak pertama. Jangan melulu anggap ia anak pertama yang serba bisa, jangan menjaga jarak, tapi jadikanlah ia sahabat. Bangunlah persahabatan yang hangat dengan anak. Menurut Baron dan Bryne, persahabatan adalah hubungan dimana dua orang menghabiskan waktu bersama, berinteraksi di berbagai situasi, dan juga menyediakan dukungan emosional secara bersama. Begitulah semestinya orang tua dan anak.

Bagaimana membangun persahabatan dengan anak?

1. Bersahabat dengan pasangan.

Langkah pertama menjalin persahabatan dengan anak adalah bersahabat dengan pasangan kita. Harmonisasi antara suami istri akan mengalirkan energi positif yang dapat membantu memudahkan kita bersahabat dengan anak.

2. Bersyukur memilikinya.

Katakan kepada anak, kita bersyukur pada Allah memilikinya. Katakan kita bahagia atas kehadirannya. Untuk itu kita terima anak kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

3. Dengarkan isi hatinya.

Jika anak pulang sekolah jangan buru-biru tanya ada PR apa tidak, bisa jawab soal ujian apa tidak, coba tanya bagaimana suasana hati dan perasaannya. Dengarkan ia inginnya di rumah seperti apa, ia ingin adik-adiknya bagaimana? Ia ingin orang tuanya bagaimana? Coba dengarkan baik-baik dan ambil sikap yang positif dari curhatannya itu.

4. Terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam setiap aktifitasnya.

Jangan sampai kita tidak tahu apa kegiatan anak, tidak tahu aktifitasnya di luar rumah apa saja. Dari curhatanny kita akan tahu siapa temanny, apa saja yang ia lakukan di sekolah. Beri dukungan dalam setiap aktifitasnya yang positif.

5. Berikan kepercayaan.

Suatu saat anak kita akan pergi meninggalkan kita untuk menyambung kehidupannya dengan orang lain. Beri ia kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang baru, mencoba hal-hal yang asing bagi kita. Jangan banyak di larang, ini itu tidak boleh. Berikan kepercayaan ia mengelola keuangan, mengelola waktu, mengelola dirinya sendiri.

6. Berikan reward dan punishment

Jika anak melakukan sesuatu yang baik jangan lupa memberikan ungkapan yang dapat memotivasinya untuk berbuat lebih baik. Misalnya memberikan pujian, atau berterima kasih. Begitu juga jika ia melakukan sesuatu yang melanggar aturan yang tidak sesuai dengan value yang kita anut mak kita dapat menghukumnya agar ia jera.

7. Jangan memaksakan kehendak

Anak bukanlah kita versi kecil. Pikiran kita tidak sama dengannya, apa yang kita mau belum tentu keinginannya. Jadi jangan memaksakan kehendak dan keinginan kita padanya hanya untuk memuaskan diri kita. Hargai anak sebagaimana kira juga ingin dihargai sebagai orang tua.

8. Senantiasa berdoa dan tawakal pada Allah.

Kota tidak dapat mengawasi anak kita 24 jam penuh. Tetapi kita dapat menitipkan anak kita pada Allah dengan tidak putus berdoa dan tawakal kepada Allah. Doakan terus anak kita agar berjalan dalam bingkai agama, agar terhindar dari segala mara bahaya dan kejamnya nafsu manusia. Setelah itu kita tawakal, anak itu amanah Allah, kita serahkan semua pada Allah.
makolaAvatar border
tien212700Avatar border
anjartriwibowoAvatar border
anjartriwibowo dan 18 lainnya memberi reputasi
19
9.2K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & Parenting
icon
4.1KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.