aduhaisayangAvatar border
TS
aduhaisayang
Pengalaman Kerja di Koran. Ini Sisi Gelapnya. #Untold True Story
TS sempat ada rasa takut ketika berniat menuliskan ini. Tetapi dengan berbagai pertimbangan sepertinya memang harus disampaikan ke publik. Sebab hal ini tidak akan pernah tersampaikan oleh media massa. Makanya TS sebut Untold True Story. Semua yang akan dibeberkan ini bedasarkan pengalaman TS sendiri di satu perusahaan koran.

(0) Karirku di perusahaan koran tersebut cukup bagus, baru sekitar 7 bulan saja kerja itu pun tanpa pengalaman kerja sebelumnya aku sudah dipercaya menjadi seorang koordinator marketing. Nama kerennya Supervisor Marketing. Punya pasukan sebanyak 25 orang. Mereka aku bagi menjadi 3 tim: tim penyerang untuk mencari pelanggan baru, tim bertahan untuk memaintenance pelanggan lama agar betah berlangganan, dan terakhir tim branding untuk meningkatkan nama baik koran kami lewat event-event sosial yang ujung-ujungnya juga untuk mendapat pelanggan baru.

(1) Terus dimana sisi gelapnya? Sisi gelapnya koran kami ini secara amat halus 'menjual berita'. Contoh realnya seperti ini. Ada sebuah perusahaan yang kepengen banget acaranya diliput dan masuk koran. Maka tanpa mempertimbangkan news valuelagi acara si perusahaan tersebut dipastikan masuk koran asalkan membeli koran kami yang dibentukan menjadi langganan.

Sistemnya dibentuk paket. Misal paket A-- dimuat dengan ukuran xx sebanyak sekian kali jika berlangganan sebanyak 100 eksemplar selama sekian bulan. Paket B-- dimuat dengan ukuran yy sebanyak sekian kali jika berlanggan sebanyak 50 eksemplar selama sekian bulan.

(2) Publik yang awam tidak akan tahu kalau itu adalah berita pesanan. Setahu mereka itu layaknya seperti berita lainnya. Padahal aslinya semua isi berita sudah disetting sesuai pesanan. Bahkan si perusahaan bisa membuat beritanya sendiri dan tinggal diperbaiki sedikit oleh editor.

(3) Parahnya praktik menjual berita itu juga dilakukan dengan instansi pelayan publik. Bisa dibayangkan ya dampaknya seperti apa. Berita-berita tentang pelayanan publik menjadi tidak berimbang. Sebab sudah ada transaksi tidak sehat. Terbentuk simbiosis mutualisme terlarang. Yang banyak muncul adalah berita yang baik-baik saja. Si koran akan berpikir dua kali ketika mau memberitakan sisi negatif-kekurangan instansi si client.

(4) Yang terakhir adalah praktik cash back. Ini lebih ngeri lagi gan. Dan praktik inilah yang akhirnya membuatku memilih resign (mengundurkan diri) dari tu koran yang pinter banget memoles wajah. "Sudah ikuti saja. Ini cara cepat dapat pelanggan." Begitulah ucapan si pak manajer ketika aku mengajukan keberatan.


=-=-=-=
Sebenarnya tim redaksi koran itu sudah bagus, berisi orang-orang kreatif dan berani. Tetapi menjadi tumpul karena demi memenuhi keperluan perut perusahaan. "Ya bagaimana lagi, bisa mati kita kalau idealis mulu. Gimana koran ini bisa hidup kalau gak jualan koran dengan cara gituan." Begitulah ucapan terakhir pak manajer yang aku ingat.

=-=-=-=
Apakah perusahaan koran lain juga menerapkan praktik seperti itu? Maaf TS tidak tahu. Sekali lagi TS sampaikan, cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi TS sendiri di satu perusahaan koran.

Silahkan berbagi kalau gan-sis punya info lainnya. Kalau mau cerita sebaiknya jangan sebut nama korannya ya demi kenyamanan bersama. Terima kasih emoticon-Smilie

**TS sadari thread ini beresiko jika si koran tersebut tersinggung dan mau berurusan panjang, tetapi kalau ditantang membeberkan barang bukti. File-file itu masih tersimpan rapi. Dan artinya si koran tsb mau bunuh diri emoticon-Smilie

sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
infinitesoulAvatar border
infinitesoul dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.6K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.