Surobledhek746Avatar border
TS
Surobledhek746
Ijuk dalam Tradisi Masyarakat Tradisional

Ijuk
Cipt. Iyet Bustami

Yang mana rambut bila bersanding ijuk
Beras taklah sama putih
Yang mana padi mana ilalang
Hampir tak dapat dibedakan
Bualan dan kasih sayang

Kukira sirih akan bertemu pinang
Suci kapur kau sajikan
Mengapa getah damar kau bawa
Menjadi kaca beling berbisa ....


Lagu dangdut di atas pasti sangat asyik dinikmati, serambi ditemani secangkir kopi hangat dan sepiring donat.

Kok ijuk sih? Rambut dibandingkan dengan ijuk. Sama-sama hitam. Satu di kepala, satunya buat keset untuk kaki.

Dahulu, kita sering menemukan ijuk dipilin mejadi tali kemudian dianyam menjadi keset. Ditaruh di depan pintu. Namun, hanya kenangan lama. Sekarang hampir tak ditemukan lagi.
Quote:

Demikian juga ketika ijuk disusun rapi, kemudian ditasa sedemikian rupa dengan bilah ilatung, bambu, atau batang kayu kecil. Jadilah sapu ijuk. Bertahan sangat lama. Awet dan mampu membersihkan lantai. Itu juga dahulu.

Sapu lantai sudah terganti dengan sapu palstik. Dibentuk bilahan kecil menyerupai ijuk. Sapu lantai juga sudah jarang digunakan. Apalagi di kota besar, ketika rumah berlantai marmer atau keramik, sapu plastik bahkan sampu ijuk tak akan ditemukan. Vacum cleaner sudah menggantinan posisi sapu ijuk.

Anak-anak sekarang hampir tak mengenal sapu ijuk. Yang masih sempat mereka kenal adalah sapu plastik atau sapu berbentuk keset terbuat dari benang.
Quote:

Bagaimana nasib ijuk sekarang?

Ijuk berasal dari serabut pohon enau, yang buahnya kita kenal dengan nama kolang kaling. Ketika ramadan tiba, kolang kaling menjadi andalan buat sampuran es dan kolak. Harga kolang kaling meningkat. Saat itulah panen buat petani kolang kaling.

Sementara hari biasa, air nira yang disadap dari pohon enau inilah yang memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Pernah suatu ketika saya mancing di pinggir sungai kebetulan berpapasan dengan petani enau, yang kebetulan sedang mengambil air nira. Beberapa menit kami saling bertegur sapa dan orang itu bercerita.
Quote:

Pohon enau tak pernah ditanam. Biasanya enau akan tumbuh di sekitaran indukannya. Biji kolang kaling tua akan jatuh dan bertunas. Itulah cikal bakal pohon enau selanjutnya. Bagi mereka tak perlu lagi menanam pohon enau, mengingat enau sudah sangat subur dan banyak tumbu disekitaran indukannya.

Malahan yang terjadi adalah banyak anak pohon enau yang ditebang, diambil umbutnya biar tak terlalu berjejal.

Hampir semua yang ada pohon enau memeiliki manfaat. Mulai dari batang penyangga daun, dapat digunakan untuk sapu halaman. Lebih besar dan lebih awet. Buahnya berupa kolang kaling, umbut mudanya jadi sayur, mirip umbut kepala. Rasanya manis dan nikmat di sayur santan.

Batangnya yang sudah mati dilobangi dapat digunakan sebagai kotak untuk sarang tawon madu. Bagian tengahnya dijadikan pupuk tanaman. Sementara ijuknya dapat digunakan apa saja.
Quote:

Sumur-sumur daerah gambut banyak yang menggunakan ijuk untuk menjernihkan air sumur mereka dengan cara memasang dinding pada sumur dengan kayu ulin, kemudian dilapisi dengan ijuk di bagian luarnya. Hasilnya memang sangat bermanfaat untuk penjernihan air.

Di samping bau tanah humus berkurang, karat asam yang ada pada air pun tertinggal pada bagian luar sumur.

Tidak seperti yang ada di Bali, di Kalimantan hampir tak ada yang menggunakan ijuk untuk atap rumah. Warga masyarakat belum mengenal teknologi atap menggunakan ijuk.

Suatu saat barangkali, ketika teknologi penggunaan ijuk dikenal untuk atap rumah barangkali akan bertambah lagi manfaat ijuk bagi warga masyarakat.

Tidak hanya seperti sekarang, ijuk hanya dijadikan kerajinan berupa tali ijuk untuk pengikat, untuk sapu dan keset. Namun ijuk akan mampu menjadi atap rumah yang sangat teduh ketika didiami.
Quote:

Kepercayaan masyarakat Hulu Sungai Selatan, Kandangan Kalsel masih kental dengan yang berhubungan mahluk gaib. Mereka percaya kalau tali ijuk yang dipasang di atas jendela dan pintu mampu menangkal mahluk halus masuk ke dalam rumah.

Mahluk halus seperti tuyul, babi ngepet, kuyang, dan sejenisnya yang mengganggu penghuni rumah. Dengan begitu, sentra industri yang khusus membuat ijuk menjadi pintalan tali masih banyak kita temui di sana.

Di samping di daerah Hulu Sungai Selatan, Kandangan Kalsel, kerajinan sapu ijuk panggung juga banyak di produksi di desa Panggung Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimatan Selatan,
Quote:

Walau sebagian sapu ijuk tidak lagi digunakan warga masyarakat kota. Namun kerajinan sapu ijuk masih eksis di dua daerah tersebut.

Hasil produksi mereka dikirim ke berbagai daerah pedesaan yang ada di Kalimantan Selatan. Sebagian ada yang sampai ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan timur.

Apalagi jika pemanfaatan ijuk merambah pada desain-desain interior ruang. Karena ketahanan dan uniknya bisa jadi alternatif untuk bahan baku.

Ternyata Indonesia sungguh kaya akan bahan alamnya. Salaj satunya ijuk yang sampai saat ini masih dikelola dan dimanfaatkan secara tradisional. Semoga saja suatu ketika hasil kerajinan dari ijuk mampu merambah hingga dunia.
Semoga.***
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
infinitesoulAvatar border
infinitesoul dan 5 lainnya memberi reputasi
6
3K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.