kksamanahAvatar border
TS
kksamanah
Investasiku Menguntungkan Keluargaku


Setelah lulus kuliah, saya memilih untuk mengabdi di Pesantren, karena menurut saya, mengabdi di pesantren lebih bermanfaat, dan lebih maksimal. Bulan pertama mengabdi, saya di beri tugas sebagai guru pendidikan akhlaq di pesantren. banyak rintangan yang harus saya hadapi, mulai dari bertemu dengan murid yang banyak bermain, pemalas, suka tidur sampai murid yang suka jail.

Berbagai karakter murid, menjadi PR utama saya. Mau tidak mau saya harus memikirkan dan mencari solusi untuk menyikapi mereka dengan baik. Karena menurut saya perbedaan setiap anak sudah sewajarnya, dan saya meyakini bahwa setiap anak mempunyai kelebihan masing-masing yang harus saya gali dan saya pelajari untuk kesuksesan belajar mereka.

Berawal dari perbedaan karakter santri yang saya jumpai di sekolah, membuat saya tertarik untuk berinteraksi dengan para santri di Asrama. Interaksi dengan para santri setiap hari saya jadwalkan, tujuan utama saya adalah untuk mengetahui kebiasaan yang dilakukan mereka selama di Asrama. Selain itu juga untuk mencari solusi dari kebiasaan-kebiasaan buruk para santri selama di sekolah. Setelah sekian lama saya berinteraksi dengan para santri, berbagai kebiasaan para santri selama di Asrama berhasil saya dokumentasikan.

Solusi mulai saya dapatkan setelah saya mempelajari dokumentasi dari kebiasaan-kebiasaan para santri yang saya dapatkan selama berinteraksi dengan mereka.
Kajian teori Kitab yang ada di Pesantren, mulai saya tanamkan kepada mereka. Dikit demi sedikit, kebiasaan buruk mereka, seperti tidur di kelas, bermain pada waktu jam pelajaran, ngobrol di kelas, jail kepada teman, mulai berkurang.

Namun meskipun demikian kebiasaan buruk mereka tidak bisa dirubah secara instan. Proses penanaman nilai-nilai luhur yang saya dapatkan dari Kitab butuh waktu yang lama, dan kesabaran yang extra. Hal itu karena dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan buruk para santri yang sudah tertanam semenjak di Rumah.

Setelah teori saya tanamkan kepada mereka, dan saya rasa sudah cukup, selanjutnya saya harus berinteraksi lagi dengan mereka selama di Asrama yang saya ampuh. Interaksi yang kedua ini lingkupnya saya persempit lagi, yakni hanya dengan santri yang saya ampuh di kelas. Tujuannyapun bukan untuk mencari tahu kebiasaan, ataupun mencari solusi, akan tetapi tujuan interaksi yang kedua kali ini, untuk mendampingi, mengevaluasi mereka dalam mengaplikasikan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah saya tanamkan kepada mereka pada saat sekolah.

Waktu interaksi yang kedua kalinya saya lakukan lebih lama dari yang pertama, karena menurut saya, evaluasi dan pendampingan aktivitas di Asrama sangat fital sekali. Terbentuknya karakter anak berawal dari kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan. Oleh karena itu saya tidak mau materi yang saya berikan kepada mereka, hanya sampai pada Buku atau Otak mereka saja. Akan tetapi harus bisa mereka aplikasikan dalam aktivitas mereka setiap hari. Harapan saya, agar karakter mereka terbentuk dengan baik, dan bernilai luhur. Sehingga mereka dapat menjadi Santri yang bermanfaat, baik untuk dirinya sendir, Keluarga, Bangsa dan Negara.

Sekian lama pengabdian saya kepada mereka di Pesantren Berbuah manis untuk saya pribadi dan mereka. Saya berhasil mendapatkan kelebihan-kelebihan yang mereka miliki dibalik kebiasaan buruk mereka, selain itu, saya juga dapat pengalaman banyak tentang perbedaan Manusia yang saya dapatkan sebagai bahan mencerdaskan fikiran saya. Dan yang tidak kalah penting bagi saya adalah hidup saya lebih bermanfaat dengan berkontribusi melalui pengabdian di Pesantren. Tidak hanya saya yang merasakan hal itu, Para santri yang saya didik pun merasakan hal yang sama dengan saya. Mereka mampu meraih prestasi antar kelas di pesantren dalam mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di Pesantren, selain itu mereka juga berhasil menarik perhatian semua guru di Pesantren dari segi Nilai moralnya.

Kecerdasan Intlektual, Sepiritual, dan Emosional nya pun di kenal oleh seluruh santri pada waktu itu. Perilaku yang mereka tonjolkan kepada para Guru dan para Santri adalah “TAAT KEPADA GURU, RAJIN MEMBANTU, DAN PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN”.

Keberhasilan saya dalam mendidik mereka selama tiga tahun membuat saya semakin semangat dan senang dalam berkontribusi. Selain itu keberhasilan saya juga mendasari ekonomi keluarga saya. Yang tadinya pada waktu saya masih kuliah, ekonomi keluarga terasa sulit dan serba pas-pasan, kini setelah 3 tahun saya mengabdi di Pesantren, ekonomi keluarga membaik. Padahal sebelumnya, saya tidak menyangka pengabdian saya akan memperlancar ekonomi saya dan keluarga saya. “RIZKI yang tidak disangka-sangka, datang begitu indahnya, membuat orang yang menerimanya tercengang karena heran dengan kedatangannya”. Itulah yang terlintas dalam fikiran saya waktu itu, meskipun saya sebelumnya sudah tahu dan meyakini kajian kitab yang berbunyi “barang siapa yang menolong agama Alaah, Niscahya dia akan di tolong-Nya”. Demikian cerita kebahagiaan saya setelah 3 tahun mengabdi di Pesantren.
0
268
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.