Perempuan Indonesia, sekarang perlahan-lahan bergerak maju mengikuti perkembangan jaman sembari mengangkat nilai-nilai kesetaraan dan keadilan. Kekuatan internet, khususnya media sosial, membuat gagasan-gagasan tentang dua hal ini lebih mudah dijumpai oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. 

Kecintaan terhadap menulis membuat saya lebih rajin membaca berbagai macam tulisan, mulai dari artikel ringan dan renyah, berita-berita viral, dan berbagai macam essai. 

Petualangan dari satu tulisan ke tulisan yang lain akhirnya mengantarkan saya pada sosok perempuan yang dapat memberikan sudut pandang lain serta membuka mata dan pikiran saya tentang isu-isu kekinian yang bersinggungan langsung dengan perempuan.

Adalah Kalis Mardi Asih, seorang aktivis muda yang rajin membagikan pemikirannya di dunia maya lewat tulisan satir yang ditulis dengan apik serta ringan. Mbak Kalis menyuarakan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan lewat rangkaian kata dan kalimat. 

Secara umum, mbak Kalis mungkin gak setenar para selebgram dan influencer media sosial lainnya. Followers di instagramnyasampai saat ini sudah mencapai 32.000-an, dan 56.000-an di twitter. Namun, di mbak Kalis sangat terkenal di kalangan aktivis. 

Tulisan-tulisan perempuan kelahiran Blora tahun 1992 ini bisa agan sista temukan di berbagai media digital seperti detik.com, mojok.com, voxpop.id, geotimes, dan lain-lain. Silahkan cari di google dengan keyword "kalis mardiasih" atau "kalis mardiasih penulis" dan kalian akan menemukan banyaak sekali tulisan mbak Kalis. 

Selain itu, mbak Kalis juga sudah menerbitkan beberapa buku diantaranya Berislam Seperti Kanak-Kanak (Yayasan Islam Cinta, 2018); Muslimah Yang Diperdebatkan (Buku Mojok, 2019); Hijrah jangan jauh-jauh nanti nyasar (Buku Mojok, 2019).



Dari kacamata saya, mbak Kalis mengajarkan bagaimana perempuan Indonesia dapat tetap menjadi muslimah yang Indonesia namun tetap dalam jalur yang sesuai dengan ajaran agama islam; ia juga mengajarkan bagaimana seharusnya perempuan mendapatkan keadilan serta kesetaraan di Indonesia. 

Ia juga berjuang meluruskan anggapan tentang konsep "hijrah" bagi perempuan Indonesia yang menurutnya masih harus diperbaiki. Istri dari redaktur mojok.co, Agus Mulyadi ini juga beberapa kali "menampar" kalangan dengan tulisannya. 

Ia pernah mengkritik Zoya yang menyebutkan produk mereka dengan sebutan "jilbab dan bersertifikasi MUI" di tahun 2016, lalu postingan facebook nya untuk mengkritik ustad Felix Siauw juga sempat viral di tahun 2017. Gak berhenti di situ, mbak Kalis terus memberikan pemikiran-pemikirannya tentang isu-isu hangat di media sosial apalagi yang berkaitan dengan perempuan. 

Bersama mbak Kalis, saya belajar bagaimana seharusnya memperlakukan perempuan Indonesia. Perlahan-lahan melepaskan belenggu patriarki tanpa menolak takdir para perempuan. Ia juga mengajarkan bahwa perempuan gak bisa dilihat dari  tampilan fisiknya saja. 



Buat agan sista di seluruh kaskus raya, saya rasa harus mulai mengikuti media sosial mbak Kalis dan membaca setiap tulisannya untuk memperluas sudut pandang kita, khususnya jika bersinggungan dengan hal agama, perempuan, dan Indonesia. 

sumber: