djrahayuAvatar border
TS
djrahayu
Maduku Mawar
BAGIAN 1




Nur Rohmah Khalifah atau yang biasa disapa Lifah tengah menangis. Bagaimana tidak. Saat ini, suaminya tengah mengucapkan ijab kabul untuk mengikat seorang gadis berusia 17 tahun.

Lifah kini sebenarnya, tengah berada di rumah adik laki-lakinya. Ia tak kuasa untuk menghadiri acara tersebut. Bahkan, untuk sekedar berbicara pun enggan.

"Kak, kakak jangan begini." Haikal duduk di hadapan sang kakak yang masih termenung. "Bagaimana dengan anak-anak?"

Lifah memandang ke arah adiknya. Benar, apa yang dikatakan seorang Haikal Fathan Ghazawan. Ia tak boleh menyerah. Dirinya punya Allah Yang Maha Kuasa.

###

Di tempat lain.

Azam Aulian Putra. Seorang pengusaha sukses berusia 37 tahun menikahi Mawar Lestari yang berusia 17 tahun.

Mawar baru saja tamat SMA. Setelah dua kali loncat kelas. Gadis yang terkenal cerdas dan anggun di lingkungan sekitar rumahnya. Membuat geger.

Bagaimana tidak. Gadis itu menerim pinangan Azam yang telah beranak 3 dan yang paling tua, juga berusia 17 tahun.

Saat itu, Azam dan Lifah dijodohkan saat mereka masih belia. Azam berumur 19 dan Lifah 16 tahun. Orang tua mereka sudah saling kenal sejak zaman masih suka ngompol.

Tak jauh dari sana. Haidran - putra tertua - menahan geram. Ia amat tidak suka atas keputusan sang ayah. Apalagi banyak orang yang memandang hal ini merupakan perbuatan menyimpang. Meskipun tertutupi oleh wajah mudanya Azam.

"Kayaknya alim. Ternyata pedofil." Bisik-bisik orang mulai terdengar riuh.

Haidran memilih balik arah. Meninggalkan rumah yang akan diadakan ijab kabul.Tak lupa, dibawanya Raffa yang tengah berusia 10 tahun.

"Kak, kita ke rumah om Haikal, yuk!" Raffasya Qiyas Irawan, mencoba untuk mengajak sang kakak ke tempat yang jelas. Dari pada, memutari kompleks perumahan tanpa arah.

"Gimana kalau kita pulang?" tanya Raffa pada sang kakak yang masih memilih bungkam.

Haidran berhenti sejenak. Ia mulai berpikir. "Masjid. Lebih baik kita ke sana saja."

Keduanya pun kembali melangkah. Memberhentikan taxi dan pergi ke masjid, tempat mereka belajar mengaji dulu.

###

Matahari sudah bersembunyi. Berganti dengan bulan. Namun, malam ini cahayanya meredup. Mengikuti hati Lifah yang masih termenung.

"Ummi, makan dulu." Haidran menyodorkan sesuap nasi ke mulut bidadarinya.

Lifah menggeleng lemah dan tersenyum. "Ummi sudah kenyang."

"Kenyang? Ummi cuma makan tiga suap tadi. Ayolah, Mi! Sedikit saja!" Haidran tetap menyodorkan suapannya pada sang ibu.

Lifah tersenyum dan mengangguk lemah. Mata yang biasa bersinar itu masih redup. Meski ia telah menyadari bahwa, apa yang dilakukannya salah. Namun, hatinya tak bisa berbohong. Luka itu menganga lebar.

Apalagi ketika mendengar dari mana sang suami bertemu Mawar.

Facebook. Salah satu sosial media yang tak pernah disentuh Lifah. Bahkan, perempuan ayu ini hanya mengenakan handphone kecil yang harganya cuma kisaran 300.000 saja. Di mana, cuma bisa nelpon dan sms.

Lifah juga dilarang untuk keluar rumah. Mengikuti acara ibu-ibu kompleks. Bahkan, keluar pun harus bersama sang suami, adik atau Haidran yang sudah remaja. Bukan, sopir.

"Ummi." Haidran menangkup wajah wanita yang melahirkannya. "Haidran mencintai ummi karena Sang Pencipta. Begitu pula, ummi. Ummi harus mencintai abi, karena Allah."

"Ummi."

Lifah menatap putra sulungnya. Ia tersenyum dan mengangguk. Setetes air mata haru, kini membasahi pipinya. Bukan lagi luka oleh penghianatan.

BAGIAN 2
Diubah oleh djrahayu 01-03-2020 09:04
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
3.1K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.