• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Pria ini Koma 12 Tahun dan Ibunya Berbisik Mengharapkan Kematiannya Segera

mbak.farAvatar border
TS
mbak.far
Pria ini Koma 12 Tahun dan Ibunya Berbisik Mengharapkan Kematiannya Segera

martinpistorius.com

Kadang-kadang kematian menjadi hal yang dibuat main-main oleh sebagian orang, dan ini justru dilakukan oleh sekumpulan dokter di Las Vegas, pada tahun 1980 para dokter bertaruh ke sesama dokter kapan pasiennya akan mati.

Gara-gara aksi taruhan tersebut, mereka akhirnya mendapat skors.

Hmm ... Lagipula ada-ada saja pasien dijadikan taruhan.

Sedikit berbeda kisahnya dengan Martin Pistorius, anak laki-laki di Afrika Selatan, pada tahun 1998, saat usianya menginjak 12 tahun, saat ia mulai memiliki hobi mengutak-atik barang elektronik, tiba-tiba dipulangkan dari sekolah dengan gejala mirip sakit flu, otot melemah, tidak bisa bergerak, bahkan berpikir, hingga ia tak sadar lagi, alias koma.

Spoiler for Martin fam:


Dokter kesulitan memastikan penyakit yang diderita Martin. Tetapi diagnosa yang mendekati adalah cryptococcal meningitis.

Martin terjebak dalam keadaan koma, tak dapat bicara, melakukan kontak mata, bahkan kehilangan kemampuan bergerak sendiri.

Kondisi tersebut berlangsung bukan sehari, sepekan atau sebulan, melainkan bahkan berlangsung selama 12 tahun, sejak ia berusia 12 hingga berusia 24 tahun.

Spoiler for bersama sang ayah:


Dalam rentang waktu yang panjang, sang ayah, Martin Rodney, tak pernah absen bangun pukul 5 pagi untuk memakaikan putranya baju, menggendong ke mobil, dan membawa ke pusat perawatan khusus.

Delapan jam kemudian, ia akan menjemput pulang Martin, memandikan, menyuapi, mengantar tidur, dan menyalakan alarm setiap dua jam sekali guna memastikan kondisi Martin.

Sungguh ayah yang telaten dan penyabar emoticon-Frown

Sementara Joan Pistorius, sang ibu, pada suatu masa pernah mengalami keputusasaan, kecewa, marah, terhadap keadaan puteranya yang tak kunjung membaik.

Spoiler for kisah Martin:


Hingga terlontar satu kalimat menyakitkan dari mulutnya, "kuharap kau mati saja." Begitulah kira-kira kalimat dari sang ibu yang didengar Martin.

Menurut medis, orang koma memang tidak dapat bicara, melihat, makan, dan minum. Keadaannya lemah, tetapi ada satu indra yang cenderung bertahan lebih lama daripada indera lain, yakni indra pendengaran.

Berkat ucapan ibundanya, Martin justru seperti memiliki kekuatan untuk mengakhiri keterbelengguan tubuhnya.

Perlahan tapi pasti, Martin mulai sembuh, pun kemampuan neurologisnya berkembang dengan baik.

Spoiler for bangkit:


Ia bertemu dan menikah dengan istrinya. Mereka pindah ke Inggris pada 2011.

Martin juga menuliskan semua pengalaman komanya selama 12 tahun ke dalam sebuah buku berjudul 'Ghost Boy: My Escape From A Life Locked Inside My Own Body'.

Sungguh kisah hidup yang mengharukan emoticon-Frown

Bagaimana menurut GanSis? Apakah ibunya benar-benar menginginkan kematian Martin.

Saya rasa tidak. Terkadang kita merasa iba dengan keadaan sakitnya orang yang kita cintai, sehingga kita merasa kematian lebih baik baginya.

Berbeda dengan beberapa dokter Las Vegas yang malah menjadikan pasien sebagai objek taruhan 😌


emoticon-Angelemoticon-Angel emoticon-Angel


___o0o___

Opini pribadi + referensi!
ieuainkAvatar border
tien212700Avatar border
bondan05Avatar border
bondan05 dan 56 lainnya memberi reputasi
55
20.9K
176
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread•81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.