Laki-laki terhebat

Teruntuk Ayah tercinta....

Tak ada manusia ini di dunia ini yang bisa menggantikan sosokmu, sekalipun mereka bergelimang harta. Sampai kiamatpun diriku dan dirimu tak akan bisa dipisahkan. Takdir yang membuatmu spesial dimataku. Aku tidak akan lahir di planet ini tanpa adanya ragamu.

Wahai lelakiku yang mengharapkan diriku hadir di dunia!




Ketika diri ini terlahir dari seorang wanita yang kaucintai. Bingar-bingar bahagia terpancar dari raut mukamu. Engkau lelaki pertama yang mengenalkanku dengan-Nya lewat adzan serta iqamah dan dunia mulai kulihat dengan sambutan tangis.

Diri ini tak akan ada artinya jika engkau tiada. Dirimu adalah perantara adanya aku di dunia ini. Dunia yang indah bagi setiap insan yang bisa menikmati setiap detiknya dengan rasa syukur atas kenikmatan yang diberikan-Nya kepada kita.

Engkau hadir saat aku sedih maupun senang. Ketika diriku sedih, kau juga ikut merasakan kesedihan itu. Saat senang datang, kau juga ikut merasakan kesenangan itu. Tanpa aku berbicara tentang rasa itu, nalurimu lebih peka dari segalanya. Aku tak bisa berbohong atas hal itu, meski kadang perasaan itu kututupi.

Kenapa kau tahu segalanya tentang suka maupun duka? Karena engkaulah yang selalu ada disisiku saat pertama kali diri ini melihat dunia sampai saat ini. Wajarlah kau mengetahui tentangku segalanya.

Watak, sifat, kebiasaan, perilaku, dan segala tentangku engkau ketahui dan segala seluk belukku dengan semua cerita hidup ini.

Kau keluarkan kata-katamu untuk menasehatiku. Tetapi, kadang kuhiraukan. Aku yakin semua perkataanmu demi yang terbaik untukku. Bahkan kata indahmu itu hanya dapat didengar oleh orang yang kaucintai. Tak mungkin akan didengar oleh orang yang tidak kau kenal sama sekali.

Dibalik wajahmu yang terlihat biasa-biasa saja terdapat sebuah derita yang kau pendam. Sebuah harapanmu adalah derita itu menjadi senyuman bahkan kado terindah untuk orang-orang yang kaucintai.

Selalu memikirkan masa depan yang akan terjadi dalam sebuah diri orang-orang yang ada disekelilingmu itulah cita-citamu.

Kau pergi di pagi buta dan pulang malam disaat matahari tak terlihat lagi untuk mengais rezeki demi keluarga. Tak mengenal lelah meskipun sebenarnya sebaliknya. Lelahmu terobati dengan kebahagiaan keluarga yang terpancar.

Teruntukmu Ayah yang selalu ada disisiku setiap waktu. Meskipun, bertemu hanya berpapasan pagi dan malam dengan komunikasi terbatas. Engkau yang selalu menemaniku dalam keadaan apapun, cintamu tak akan tergantikan.

Maafkan aku putrimu yang belum bisa berbuat apa-apa untukmu. Diri ini hanya bisa berusaha mengapai keinginanku dan meminta restumu. Hanya itu yang dapat kulakukan selama itu membawa kebaikan.

Dari putrimu




Referensi: opini pribadi.




Jogjakarta, 21022020.