Ekonomi Indonesia saat ini dinilai stabil, tapi yang aneh kenapa badai PHK melanda. Lalu mereka para pekerja akan mendapatkan dana untuk kebutuhan sehari-hari darimana? Akan banyak pengangguran baru, bukankah hal ini akan membuat juga perekonomian menjadi terganggu.

Maka tak heran banyak juga mereka yang di PHK banting stir menjadi pengusaha kecil tapi akhirnya karena tak ada komunitas usaha, perdagangannya pun gulung tikar dengan sempurna.







Susahnya para pencari kerja di Indonesia tak membuat mereka yang ada dalam Naungan serikat buruh diam. Tetap saja bersuara lantang meminta gaji naik, tunjangan naik dan sebagainya padahal ekonomi kita sedang melemah. Ini serikat buruh apa 'Preman' hanya getol meminta tapi tak mau tahu kesulitan si pengusaha.

Bahkan perusahaan besar pun mau tak mau dengan adanya sistem digital yang lebih canggih, atau untuk mengurangi biaya pengeluaran dibandingkan profit yang di dapat langkah pertama yang diambil adalah PHK.





Hasilnya seperti kita tahu  PT Indosat Tbk mereka dengan sukses telah memberikan surat PHK kepada 677 karyawannya. Kemudian, ads juga start up Bukalapak sebuah perusahaan bisa dibilang ini unicorn Indonesia pun goyang hingga melakukan PHK. Lalu ada juga yang kalah bersaing dengan produk China seperti PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) mereka juga melakukan PHK, masih banyak perusahaan besar lainnya seperti Carefour, dan banyak perusahaan lain seperti di Batam PT Foster Electronic Indonesia dan PT Unisem Batam juga melakukan PHK dan menutup produksinya.

Hampir semua lini perusahaan kini terancam gulung tikar seperti Sigaret Kretek Tangan yang berlokasi di Kletek, Sidoarjo terlebih Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) juga sudah tak sanggup bertahan karena import dari China dianggap lebih murah.

Apa langkah Menteri Tenaga Kerja? Pastinya pusing tujuh keliling melihat pengangguran baru hingga jutaan jiwa akan mengakibatkan sistem terganggu baik ekonomi, maupun tindakan kriminal bisa jadi tinggi sebab tahun ajaran baru akan memproduksi pengangguran baru.

Solusinya undang-undang yang menguntungkan perusahaan seperti kerja di bayar per jam, sesuai dengan apa yang dikerjakan.



Melihat hal tersebut otomatis tak akan ada karyawan tetap semua outsourch, perusahaan tak ingin besar pasak daripada tiang otomatis karyawan bagaikan permen karet habis manis sepah dibuang.

Padahal kita lihat banyak sekali pembangunan yang di kebut pemerintah, dan investasi asing pun diharapkan akan datang. Tapi sayang disayang Tenaga Kerja Asing masih jadi prioritas. Maka SDM kita pun hanya jadi penonton sambil teriak lapar. Harus ada langkah tegas untuk mengatur kebijakan agar ekonomi kita tidak semakin parah yang ujungnya bisa saja menjual aset seperti pulau, BUMN, hingga memberikan lahan Hak Guna Pakai kepada pengusaha asing?



Bukan rahasia lagi Pak De sudah melonggarkan perizinan tenaga kerja asing yang akan masuk ke Indonesia dengan Perpres No. 20/2018 tentang Penggunaan TKA pada Maret 2018. Maka hasilnya pertumbuhan TKA pun melonjak tapi apa benar TKA membuat pengangguran bertambah?

Untuk jangka pendek, jelas 'iya' untuk jangka panjang 'tidak' karena SDM Indonesia mau tak mau harus mengejar ketertinggalan agar bisa mempunyai keahlian yang baik dan setara dengan TKA.

Tapi menunggu jangka panjang, perut masyarakat sudah lapar Pak De, apa harus disebar virus Corona agar pertumbuhan penduduk dapat seimbang?



Salam lur, saya c4punk see u next thread.