Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Larang Pengunaan Monas untuk Formula E
TS
wijayanto999
Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Larang Pengunaan Monas untuk Formula E
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik terkait Monas untuk ajang Formula E sepertinya belum mengendur.
Arkeolog Junus Satrio Atmodjo, anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Nasional, menegaskan, merujuk pada UU Nomor 11 Tahun 2010, yang berhak memberikan rekomendasi atas apa pun obyek cagar budaya adalah TACB, bukan Tim Sidang Pemugaran (TSP).
”Ini secara kuat disebutkan dalam UU,” katanya dilansir dari Kompas.id.
Kompas merunut ke Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1443/2017 tentang TACB dan TSP.
Kedua tim dinyatakan harus bersama-sama dalam memberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada Gubernur atas pelaksanaan revitalisasi, renovasi, konservasi, dan adaptasi cagar budaya.
Junus menjelaskan, semuanya harus dilihat lagi pada tupoksinya.
TSP sebetulnya lebih untuk memberikan arahan dan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perubahan gedung karena konservasi, pemugaran.
Sementara untuk yang memberikan rekomendasi atas cagar budaya, khususnya cagar budaya naaional yang mengandung nilai-nilai nasional, seperti kawasan Medan Merdeka, adalah TACB.
Itu sebabnya TACB nasional mempertanyakan rekomendasi yang diberikan TSP DKI.
Junus menjelaskan, terkait dengan polemik itu, TACB nasional sudah melakukan rapat atas persetujuan penggunaan kawasan Medan Merdeka sebagai area balapan Formula E oleh Komisi Pengarah.
TACB nasional mempertanyakan dasar Komisi Pengarah memberikan izin atau persetujuan.
Dalam rapat yang berlangsung, Jumat (14/02/2020), TACB nasional memutuskan beberapa rekomendasi, di antaranya TACB tidak menghendaki balapan Formula E di area Monas yang sakral.
TACB menyarankan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memindahkan lokasi balapan sebagai pihak yang berwenang atas cagar budaya.
Balapan sebaiknya dilakukan di tempat lain yang lebih layak.
Tentu karena kawasan itu adalah kawasan cagar budaya yang sudah ditetapkan Gubernur DKI pada 1993, serta merunut pada nilai sejarah kawasan itu dan juga berdasarkan etika.
Anies Baswedan Sengaja Terus Memelihara Kegaduhan,Demi Terus Menjadi Media Darling untuk Ambisi Pilpres 2024
Polemik kegaduhan jakarta memang sengaja dipelihara demi wujudkan ambisi kekuasaan kelompoknya untuk pilpres 2024.Anies Baswedan sebenarnya sudah menyadari dengan benturan peraturan yang ada tidak mungkin balapan bisa diadakan di monas. Namun karena demi kepentingan media darling maka kegaduhan akan terus diciptakan hingga 2024.
Cara ini sebenarnya berdampak buruk bagi kondisi jakarta yang kian porak poranda ditangan Anies baswedan. Tapi efek bebal terhadap kritikan yang muncul seolah Anies baswedan mulai menikmati setiap bullyan warganet demi memperoleh simpati rakyat.
Cara seperti ini diciptakan persis ketika Anies memenangkan pertarungan lewat aksi demo berjilid jilid dengan memaksakan berbagai kehendak demi menuruti kepentingan kelompoknya berkuasa.
Berbicara Monas sebagai cagar budaya pasti Anies baswedan sudah menyadari bahwa aturan yang ada tidak bisa diganggu gugat atau diporakporandakan demi kegiatan balapan. Karena Monas merupakan tempat yang dilindungi UU dan aturan surat keputusan gubernur yang menyatakan bahwa Monas merupakan cagar budaya yang dilindungi.
Berteriaknya tim ahli cagar budaya nasional dalam merespon digunakan Monas sebagai sirkuit balapan sebagai tanda bahwa aturan aturan yang berlaku tidak boleh mengadakan kegiatan didalam area monas.
Namun karena memang kegaduhan sengaja diciptakan demi menutupi kegalauan mengadakan acara balapan di monas yang kelihatannya bikin bingung timnya sendiri. Maka ada upaya membenturkan pemerintah pusat demi bisa diambil peluang politiknya seolah pusat menghalangi Anies baswedan berkreasi.
Narasi narasi yang sudah disiapkan ketika pusat mengambil berbagai keputusan apapun demi peluang politik jadi media darling untuk pilpres 2024.
Anies Baswedan seakan mengorbankan pembangunan prioritas dijakarta hanya demi sensasi terus menerus yang seolah ada yang menghalangi ambisi kekuasaan nya.
Ada narasi besar yang diciptakan ketika momentum membenturkan dengan pusat seolah Anies dilarang menata jakarta hanya demi menutupi ketidakbecusan mengelola jakarta yang kian komplek ini.
Anies baswedan akan terus merangkai kata demi mencari simpati rakyat saat dibenturkannya setiap kebijakannya dengan pusat. Strategi tersebut memang efektif ketika tingkat kewarasan publik belum melek politik.
Tapi karena rakyat jakarta telah tersadarkan bahwa kegaduhan jakarta hanya ingin tujuan politik selanjutnya. Maka kekuatan silent majority rakyat akan membiarkan Anies baswedan terus membuat onar jakarta dan pada waktunya nanti rakyat akan menentukan sikap pada pemilu 2024.
Rakyat sadar tidak ingin terus menerus jadi korban kepentingan politik anies baswedan dan kroninya apalagi setelah muncul trauma salah milih pemimpin yang bikin amburadul jakarta efek pemaksaan lewat tekanan massa.
Rakyat merasa pilkada DKI 2017 merupakan pilkada terbrutal sepanjang sejarah negeri ini, efek narasi jualan ayat serta mayat dengan dibumbui tekanan massa demo berjilid jilid membuat dilematis dan ketakutan dalam menentukan pilihan.
Ujungnya setiap hari kita dipertontonkan ulah Anies baswedan dalam memelihara kegaduhan yang bikin bising dinamika politik nasional.
Gaduhnya persoalan monas seolah bikin Anies baswedan lupa program prioritas pembangunan yang kian tak terarah dalam dua tahun ini. Anies baswedan merasa lebih menikmati kebisingan politik daripada ngurus prioritas pembangunan yang lebih terarah bagi kemajuan rakyat jakarta.
Semoga dengan statemen tim ahli cagar budaya (TACB) nasional dapat mengakhiri berbagai polemik soal monas. Klo memang balapan formula E tetap dilanjutkan maka disarankan untuk cari tempat lainnya yang potensial tanpa harus menimbulkan kebisingan baru bagi rakyat yang sudah jenuh dengan keadaan jakarta.
Rakyat jakarta lebih menghendaki Anies baswedan lebih fokus pada prioritas pembangunan yang bermanfaat bagi rakyatnya bukan terus sibuk bikin kegaduhan formula E yang tidak dirasakan manfaatnya bagi seluruh rakyat.
Sehingga rakyat bisa lebih merasakan langsung hadirnya Anies baswedan bagi jakarta, karena jaman sebelum anies baswedan punya standar kinerja terbaik yang mampu dirasakan manfaatnya bagi seluruh rakyat. Ketika anies tidak mampu menyamai kinerja jokowi ahok dalam merubah jakarta maka rakyat akan terus protes apalagi kondisi jakarta kian ambyar ditangan Anies baswedan.
Mari sudahi kegaduhan ini ....gabener Anies baswedan karena rakyat butuh ketenangan menatap masa depannya.
4iinch dan 26 lainnya memberi reputasi
25
9K
Kutip
106
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
669.8KThread•40.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru