mambaulathiyahAvatar border
TS
mambaulathiyah
Hampa (Dewi Ambarwati Season 2)
Hampa (Dewi Ambarwati Season 2)

Part 6

____

"Rakai ...."

"Rakai ...."

Suara ini? Aku seperti mengenalnya. Lembut tapi tegas, lemah tapi jelas. Hanya Genduk Sulis yang mampu menguasai tenaga dalam kalingga ini. Kemampuan olah suara dan telekinetik yang dimilikinya lebih ampuh daripada kemampuannya mengolah jurus bela diri. Karena itulah, Nyi Gondowangi memasangnya sebagai penjaga gerbang gaib makam Raka. Meskipun sekarang gerbang itu telah robek dan jasad Raka juga hilang.

Aku duduk bersila dengan segera. Punggung belakangku seperti retak beberapa rusuk, sengaja kutotok aliran darah di sebelahnya, membiarkan tenagaku lolos sebagian dari pengendalian tenaga dalamku agar tidak ada himpitan serius di sana. Atau, aku bisa cedera. Kemudian, kusahut panggilan Genduk.

"Bicaralah. Sulis. Doakan aku bisa keluar dari lembah ini. Kau meninggalkanku dalam kehampaan."

Genduk Sulis terkekeh. Telepatinya jelas getarannya.

"Kau masih ada di sekitar lembah?"

Tidak ada jawaban. Tapi, Sulis memaksa indraku melihat kejadian itu. Tangan kekar lelaki berjubah hitam dengan konde di kepalanya mencengkeram erat leher Genduk Sulis. Mata jernih Sulis dimasukinya dengan aura gelap. Ada penolakan di sana tapi, Sulis meronta, dia menahan gerbang penghubungnya denganku agar tidak ditembus oleh orang asing itu. Nihil, usaha Genduk sia-sia. Lelaki itu sakti mandraguna. Dengan ajian raga ulah pantai Sabrang dia menembus ruang komunikasiku dengan Sulis, lalu berbicara dengan pelan.

"Bagaimana kabarmu, Dewi Ambarwati? Kemampuanmu semakin tinggi saja."

Mulutku terkatup, mataku masih terpejam, banyangan Rakaku pelan-pelan terbuka, hingga dia memutuskan hubungan batin denganku dan meninggalkan raga Sulis yang kian lemah. Dadaku kemudian terasa sesak, pintu penghubung batin kami ditutup paksa dengan ajian Kalong Pangupo Jiwo, hingga darah segar keluar dari sudut bibirku hingga aku terbatuk.

Kondisi tubuhku mengenaskan, Raka menarik paksa sisa tenaga dalamku jarak jauh, meloloskan beberapa ilmu aji-aji hingga aku tak sadarkan diri.

Raka, kenapa kau berubah jahat seperti ini?

****

Semburat jingga temaram candikala di sebuah gubuk yang tak kukenal menjadi pemandangan yang pertama kali kulihat. Tubuhku sudah berbalut perban, rambut hitamku sudah terurai tanpa riasan. Bahkan baju di tubuhku sudah berganti.

Aku terkesiap. Berapa hari aku tak sadarkan diri. Saat aku memaksa bangun untuk mengambil beberapa langkah pernapasan, hatiku semakin terkejut. Semua titik saraf ajian tenaga dalamku di totok. Bahkan genggaman tanganku pun terasa tak bertenaga. Hingga aku baru benar-benar memahami bahwa tenaga dalamku hilang saat mencoba melayang dari atas ranjang kayu tempatku tiduran saat ini.

Aku terjatuh ke lantai, layaknya bocah kecil yang baru saja belajar berjalan.

"Ha. ha. Jangan memaksa Nyi Ronte. Istirahatlah dulu." Sebuah suara bertenaga masuk ke dalam ruangan itu sambil membawa sebuah nampan. Wajah tampannya tak mungkin kulupakan dan sikapnya pun masih sama kurang ajar.

"Raden Sayekti?"

Dia mengerling nakal.

"Kau, merindukanku kan?" tanyanya nakal.

Bersambung .....
Diubah oleh mambaulathiyah 19-02-2020 06:15
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
tet762Avatar border
tet762 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.5K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.