Kreativv.comAvatar border
TS
Kreativv.com
Ini Dia Sejarah Perkembangan Dasi
Dibaca Normal: 5 menit aja

Pernahkah kamu mengikuti sebuah acara yang mewajibkan peserta laki-laki yang hadir untuk menggunakan dasi? Atau, apakah  SMP dan SMA kamu mewajibkan siswanya untuk menggunakan dasi sebagai salah satu atribut seragam? Ternyata sejarah dasi sudah terbentang panjang loh.

Penggunaan dasi pada hari ini menunjukan kesan formal dan juga penting. Namun, selain nilai-nilai yang tersirat di dalamnya, apakah dasi memiliki nilai praktis dalam menggunakannya? Lalu dari manakah dasi berasal? Berikut kami jawab pertanyaan-pertanyaan kamu mengenai dasi.

Sejarah Dasi


Dasi (sumber: style.tribunnews.com)


Sejarah dasi berakar pada sejarah militer. Bukti dasi sebagai seragam militer sudah ada sejak 210 sebelum masehi di daratan China. Ketika itu kaisar pertama China – Qin Shih Huang, mengumumkan bahwa dirinya ingin membawa seluruh pasukannya ketika ia meninggal dengan tujuan para prajuritnya mampu melindungi Qui Shih Huang di alam kubur.

Untuk memenuhi keinginan sang raja, dibangunlah lebih dari 8.000 patung prajurit seukuran manusia dewasa yang ikut dikubur bersama Qin Shih ketika ia meninggal dunia. Ketika makan tersebut dibongkar pada tahun 1974, para peneliti menemukan bahwa patung para prajurit (lebih dikenal dengan istilah Prajurit Terakota) itu menggunakan kain pembungkus di lehernya. Para peneliti memperkirakan bahkan kain tersebut merupakan bentuk penghargaan bagi para anggota Terakota.

Meski tercatat sebagai bentuk penggunaan dasi paling awal, tidak ada bukti bahwa “dasi” yang digunakan para prajurit Terakota digunakan oleh masyarakat China lainnya atau bahkan di anggota militer China lainnya pada zaman itu. Dasi baru mulai menjadi pilihan masyarakat luas pada abad ke-17.

Pada abad ke-17, perang sudah terjadi lebih dari 30 tahun di Prancis. Raja Prancis waktu itu,  Louis XIII mempekerjakan para tentara Kroasia sebagai tentara bayaran. Mengenakan selembar kain merah di leher sebagai bagian dari seragamnya, para tentara asal Kroasia sukses membawakan kemenangan kepada Louise XIII.

Sebagai bentuk penghargaan kepada para tentara bayaran yang sudah membantunya memenangkan perang itu, GenK, Louis XIII mulai mengenakan “dasi” sebagaimana yang digunakan para prajurit asal Kroasia. Louis XIII memanggil dasi tersebut dengan nama La Cravate yang berasal dari nama Kroasia dalam dialek lokal Hrvatska. Pada 1800-an, dasi sudah menjadi atribut berpakaian yang umum bagi para pria. Pada abad ini juga merupakan periode ketika kita mulai melihat beberapa cara mengikat dasi  yang umumnya dilakukan pada hari ini.

Saking terkenalnya dasi pada waktu itu, muncul beberapa peluang usaha yang tidak terbayangkan pada kita di hari ini. Contohnya, Stefano Demarelli yang meminta bayaran tinggi dengan menjadi guru kursus mengikat dasi intensif selama enam jam. 

1920-an


Dasi (sumber: vintagedancer.com)


Memasuki abad ke-19 dasi mengalami perubahan baik dari sisi tampilan dan juga nilainya di masyarakat. Kedatangan revolusi industri menciptakan kebutuhan akan ikatan dasi yang lebih pendek dan lebih praktis yang tidak akan terjebak dalam mesin. Hal ini menyebabkan peningkatan besar dalam penjualan dasi kupu-kupu di antara kelas pekerja. Hal ini berbeda dengan kebiasaan beberapa tahun sebelumnya, di mana dasi kupu-kupu identik dengan kelompok golongan ekonomi menengah ke atas.

Sampai saat itu para lelaki mengandalkan pin, batangan dan klip untuk menjaga agar dasi mereka tidak tergelincir, tetapi pada tahun 1925, ditemukan inovasi besar ketika pembuat dasi New York bernama Jesse Langsdorf mematenkan teknik baru yang melibatkan penjahitan dasi di tiga segmen.

1930-an


bentuk ikatan dasi (sumber: iddotwikihow.com)


Pada 1930-an, GenK, ikatan dasi menjadi lebih luas dan lebih pendek. Tetapi, perkembangan yang paling menonjol dalam dekade ini adalah penemuan simpul Windsor, yang diciptakan oleh Duke of Windsor pada tahun 1936. Simpul ini sampai sekarang masih digunakan dan merupakan salah satu simpul paling populer di dunia.

Tahun 1930-an juga dikenal sebagai tahunnya Art Deco. Dasi menjadi lebih luas dan sering ditampilkan pola dan desain Art Deco yang berani. Pria juga memakai dasi mereka sedikit lebih pendek dan biasanya mengikatnya dengan simpul Windsor.


1940-an

Bagian awal tahun 1940-an ini, GenK, tidak menawarkan perubahan menarik di dunia fashion terutama dasi. Nampaknya perang dunia kedua membuat orang mengkhawatirkan hal-hal yang lebih penting daripada pakaian dan mode. Namun ketika Perang Dunia II berakhir pada 1945, perasaan pembebasan menjadi jelas dalam desain dan mode. Warna pada ikatan menjadi berani dan menonjol.

 


Dasi (sumber: witness2fashion.wordpress.com)


1950-an

Jika ‘40-an adalah tentang ikatan super lebar,‘ 50-an justru sebaliknya. Dasi kurus, biasanya tidak lebih dari dua inci atau lebih, dan dipasangkan dengan setelan yang lebih slimfit gaya yang dirancang untuk melengkapi pakaian yang lebih pas menyesuaikan bentuk badan. Selain itu pembuat dasi mulai bereksperimen dengan bahan yang berbeda.

1960-an

Perpindahan tren yang drastis terjadi lagi pada tahun 1960-an. Tren baju slimfit dengan dasi yang kurus sudah berganti lagi dengan penggunaan dasi super lebar. Ikatan dasi selebar 6 inci merupakan ciri dekade ini – gaya yang dinamakan “Kipper Tie”.


Dasi (sumber: unionjackwear.co.uk)


1970-an

Percaya atau tidak, tren dasi di tahun 1970an menunjukan tren dasi yang bertambah besar. Dekade ini terkenal dengan penemuan bahan-bahan dasi dan juga design-design dasinya yang mencolok mata. Salah satu tren yang paling menarik pada dekade ini adalah penggunaan dari Bolo. Dasi ini terkenal karena sering digunakan di budaya koboi.


Dasi (sumber:etsy.com)


1980-an

1980-an bukanlah tahun yang menarik bagi perkembangan tren dasi. Alih-alih membuat gaya dan trend sendiri untuk dikembangkan, tren dasi pada tahun ini merupakan pengulangan tren dari tahun-tahun sebelumnya.


Dasi (sumber: ebay.com)


1990-an Hingga Sekarang


Dasi (sumber: 1stdibs.com)


Memasuki tahun 90-an, sejarah dasi berlanjut terus. sudah banyak perusahaan yang membebaskan karyawannya untuk datang ke kantor dengan pakaian yang kasual. Hal inilah yang membuat dasi menjadi hal yang tidak terlalu penting lagi dan jarang ditemui di lingkup pekerjaan. Dasi lebih banyak ditemukan di acara-acara resepsi pernikahan atau acara formal lainnya.



Baca Juga Artikel Seru Lainnya :

5 Jenis Outer Wanita yang Gak Bikin Mati Gaya
0
1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fashion
Fashion
icon
16KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.