i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Komisi III Dukung Pemerintah Buka Peluang Pulangkan Anak-anak WNI Eks ISIS


Komisi III Dukung Pemerintah Buka Peluang Pulangkan Anak-anak WNI Eks ISIS

Suara.com - Komisi III DPR RI sepakat dengan pemerintah yang menolak memulangkan WNI eks kombatan ISIS dari Timur Tengah. Menurut Komisi III langkah pemerintah tersebut sudah tepat.

Meski begitu, Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa mengatakan pemerintah perlu memberikan kebijakan khusus dengan membuka peluang untuk memulangkan anak-anak WNI eks kombatan ISIS.

"Kalimat awal pemerintah sudah betul agar sikapnya jelas, kalau kalian paham tentang hukum perang itu kombatan yang terlibat dalam serdadu negara lain atau kegiatan tentara bayaran di negara lain. Sikap pemerintah sudah betul, tapi kan yang lain anak-anaknya, istrinya, apakah semuanya kombatan? Kan tidak. Ada istri, anaknya," kata Desmond di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (13/2/2020).



Desmond menuturkan, dalam hal ini pemerintah perlu pro aktif untuk mendata dan mendeteksi WNI eks ISIS khususnya bagi mereka yang masih anak-anak, apakah mereka berpulang dipulangkan atau tidak.

"Di sini lah aku pikir kearifan pemerintah untuk mendeteksi sejak awal agar ada kebijakan khusus terhadap mereka. Toh kebijakan-kebijakan ini terjadi, misalnya banyak orang yang diusulkan karena punya prestasi jadi WNI karena ahli sepak bola," kata Desmond.

Sementara itu, terkait pemerintah yang mewacanakan kepulangan anak-anak WNI eks ISIS, Desmond mengatakan bahwa Komisi III setuju atas wacana tersebut.

"Oh iya mendukung lah. WNA saja dalam rangka kepentingan nasional untuk bola, basket, didukung. Ini WNI bapaknya melepas tapi anak ini kan masih ada masa dia mau balik kita tidak bisa terima," ujar Desmond.



Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pemerintah masih membuka peluang untuk memulangkan anak WNI eks kombatan ISIS ke tanah air. Khususnya, mereka yang sudah yatim piatu.

Tetapi pemerintah ogah memulangkan orangtua asal Indonesia yang menjadi teroris pelintas batas.

"Dari identifikasi dan verifikasi ini nanti akan kelihatan. Kami memang masih memberikan peluang untuk yang yatim, yatim piatu yang ada berada pada posisi anak-anak," kata Jokowi di Istana Negara, Rabu (12/2/2020).

Meski demikian, Jokowi belum mengetahui apakah ada anak di bawah umur yang dinyatakan yatim piatu di sana. Dia menyebut, verifikasi dan pendataan masih terus dilakukan oleh kementerian terkait.

"Tapi kita belum tahu apakah ada atau tidak ada (anak yatim piatu). Saya kira pemerintah tegas untuk hal ini," kata dia.



sumber

☆☆☆☆☆

Pertama, judul berita diatas adalah asli dari sumber berita. TS sendiri menilai lebih cocok disebut anggota ISIS eks WNI daripada disebut WNI eks ISIS, sebab mereka bergabung dengan ISIS tanpa ada batasan keluar dari keanggotaan ISIS kecuali kematian. Dan setiap orang yang datang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS pasti dibaiat.

Banyak pihak yang menginginkan eks WNI anggota ISIS ini pulang tanpa melihat keadaan sebenarnya, seolah mereka membutakan mata hati mereka dan berani bertaruh demi sesuatu yang lebih besar yaitu kerusakan sebuah bangsa.

Ada baiknya seluruh tokoh-tokoh politik atau pemuka agama yang menginginkan anggota-anggota ISIS ini kembali ke Indonesia, dikumpulkan dalam sebuah ruangan besar seperti gedung DPR/MPR, lalu pemerintah menayangkan video kekejaman anggota-anggota ISIS ini baik perempuan maupun anak-anak, agar mereka bisa menilai dan membuka otak mereka bahwa urusan menerima anggota-anggota ISIS tidak semudah omongan atau bahasa kasarnya bacotan kosong.

Dalam literasi terorisme, perempuan teroris nyatanya lebih kejam dan lebih tidak berperasaan dibanding teroris laki-laki. Lihat saja sosial media, mereka yang menyebar hoax, yang menyerang dengan simbol-simbol agama terhadap pihak lain lebih banyak perempuan dibanding laki-laki.

Dan anak-anak ISIS itu ibarat sebuah patung hasil karya Iblis yang tinggal butuh polesan akhir agar lengkap menjadi sekumpulan setan penebar petaka. Sementara disini, begitu banyak manusia-manusia laknat yang suka sekali memprovokasi atas nama agama. Sangat sulit bagi anak-anak ini untuk sembuh dari penyakit kekejaman yang jadi menu makanan sehari-hari disana. Dan tinta yang dipakai untuk menulis segala macam omong kosong soal Khilafah oleh pihak ISIS kepada seluruh orang-orang tolol eks WNI ini adalah tinta permanen yang teramat sulit dihapus.

Mereka bisa saja terlihat sembuh didepan. Dan mereka diam. Cuma butuh event yang cocok untuk menumbuhkan kembali keinginan Khilafah dihati mereka. Dan event-event itu adalah demo-demo tentang penistaan agama dan lain-lain yang digerakan oleh manusia-manusia yang sebenarnya tak layak hidup di Indonesia.

Makanya, sejak awal, data semua tokoh yang menginginkan eks WNI anggota ISIS ini pulang ke Indonesia. Buat perjanjian tertulis dan mengikat disana.

Dari sekian ratus eks WNI anggota ISIS ini satu saja membuat teror di Indonesia, maka jaminannya adalah diri seluruh orang yang mendukung kepulangan mereka.

Kirim mereka ke Nusa Kambangan atau pulau terpencil. Kalau perlu, enyahkan mereka selamanya.

Kita tak perlu coba-coba memelihara anak srigala jika pemerintah tak bisa mengurung srigala-srigala liar yang banyak di Indonesia.

Memasukan betina dan anak srigala ke negeri ini sama saja memberi mereka daging segar yang akan mereka habisi secepatnya.
Diubah oleh i.am.legend. 13-02-2020 07:01
mukakuyuAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 40 lainnya memberi reputasi
35
8.7K
180
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.