Maraknya penyuka game di Indonesia membuat profesi game developer semakin dilirik. Sayangnya harus diakui gaji game developer nasional belum semenarik bermain game itu sendiri. Profesi turunan dalam bidang teknologi ini masih belum sementereng rata-rata gaji staf teknologi informasi atau TI di Indonesia.

Berapa Sih Gaji Game Developer di Indonesia?



Kami mengambil angka rata-rata gaji game developer dari survei terhadap 32 game developer dari 6.500 responden dalam survey JobPlanet.com. Mereka mengaku menerima gaji per bulan antara Rp1 juta hingga Rp15 juta. 

Secara umum gaji game developer nasional berkisar antara Rp3.205.000 dan Rp6.505.000. Angka pertama untuk level staf sedangkan angka keduanya untuk level manajer. Ini terlepas dari standar penggajian yang berbeda-beda bagi perusahaan TI.

Bandingkan gaji game developer tersebut dengan rata-rata gaji staf bidang TI yakni Rp4.050.000 dengan gaji rata-rata manajer mencapai Rp8.500.000 per bulannya. Apalagi apabila kita membandingkan gaji game developer tersebut dengan rentang maksimal gaji app developer yang bisa mencapai Rp37 juta per bulan.

Meski demikian, tak perlu cemas dengan prospek menjadi seorang game developer. Pasar sektor ini diprediksi akan semakin melesat. Pertumbuhan industri game nasional terus positif. 

Andi Suryanto selaku Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI) mengakui hal ini sebagaimana terbukti dengan pendapatan yang mencapai US$321 juta atau sekitar Rp4 triliun sepanjang 2015 menurut Newzoo.


Lebih lanjut, Newzoo menyebut  lebih dari 50 persen populasi gamers di Tanah Air yang rela mengeluarkan uangnya untuk game. Hal ini membuka peluang akan semakin banyak talenta nasional berkecimpung sebagai game developer nantinya yang bisa mengerek gaji game developer.

Baca juga artikel lainnya : Cara Menjadi Game Developer yang Sukses
Kemas Antonius, Chief Product Officer JobPlanet Indonesia, mengatakan melalui rilis bahwa gaji game developer memang tergantung pada kebijakan pengupahan setiap perusahaan.

"Standar pengupahan karyawan yang berbeda-beda tergantung pada kemampuan perusahaan serta kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki oleh SDM," terang Kemas pada 14/04/16.