tir001Avatar border
TS
tir001
Sudah Genggam Kode Genetik Virus Korona, Ilmuwan Amerika Serikat Mulai Buat Vaksin
Jakarta - Saat grup riset vaksin yang baru terbentuk di Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) bertemu pertama kali pekan ini, para anggotanya berharap dapat bekerja dengan mudah. Namun, mandat mereka adalah melakukan tes manusia untuk ancaman kesehatan yang baru muncul dan tugas pertama mereka muncul dengan kecepatan yang mengejutkan.

Dalam waktu hanya tiga bulan, mereka tampaknya harus menguji potensi vaksin eksperimen pertama untuk virus korona baru mirip SARS yang sedang menyebar di China dan penjuru dunia.

"Saya katakan pada mereka, 'kalian akan dibaptis dengan api, teman-teman'," papar Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Infeksi Nasional AS di NIH, saat berpidato di depan kelompok ilmuwan tersebut pekan ini.

"Waktu tiga bulan mulai dari mengurutkan gen hingga tes awal pada manusia akan menjadi yang tercepat bagi NIH untuk meluncurkan vaksin," ungkap Fauci.

Wabah yang mulai terjadi di kota Wuhan, China, pada Desember itu telah menewaskan 41 orang dan menginfeksi lebih dari 1.300 orang di penjuru dunia.

Sejumlah kasus telah dilaporkan di Thailand, Vietnam, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Nepal, Australia, dan Amerika Serikat (AS).

Para ilmuwan dapat dengan cepat mengidentifikasi urutan genetik virus corona baru itu dan secara resmi mempublikasikan dalam beberapa hari sehingga tim riset ilmiah dapat langsung bekerja.

Dengan kode genetik virus telah ada di tangan, para ilmuwan dapat mulai mengembangkan vaksin tanpa perlu sampel virus tersebut secara langsung.

Selama wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) 2003, para ilmuwan AS membutuhkan waktu 20 bulan mulai dari mengurutkan genetik hingga fase pertama uji coba pada manusia. Saat itu, wabah SARS sudah dapat dikontrol.

Kali ini, grup riset di penjuru dunia telah membuat berbagai rencana untuk tes vaksin, perawatan dan langkah pencegahan lain untuk menghentikan virus baru itu menyebar secara global.

Lembaga Fauci bermitra dengan perusahaan bioteknologi AS, Moderna Inc yang memiliki spesialisasi membuat vaksin berbasis ribonucleic acid (RNA), bahan kimia berisi perintah untuk membuat protein. Tim berharap dapat membuat vaksin RNA berdasarkan salah satu paku di permukaan virus corona. Dengan cara itu, vaksin jenis baru yang dihasilkan tak akan membuat seseorang terpapar virus itu, seperti vaksin pada umumnya.

https://m.wartaekonomi.co.id/berita2...-buat-vaksin/0

Kenapa harus amerika terus?

Kenapa negara lain tidak gerak cepat? Termasuk Indonesia. Apakah Indonesia gabisa bikin vaksin ya?
siapikaAvatar border
setiagustamanAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan 20 lainnya memberi reputasi
21
11.6K
222
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.8KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.