powerpunkAvatar border
TS
powerpunk
Wahai Netijen, Masih Percayakah Kalian Dengan Endorser?


Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.
emoticon-Nyepi




Dunia memang telah banyak berubah, termasuk dalam hal berpromosi. Jika dulu produk maupun jasa banyak melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik, seiring dengan perkembangan jaman akhir - akhir ini, banyak para pelaku usaha tersebut yang mengalihkan sarana promosinya melalui media online, utamanya media sosial.

Bukan sebuah keanehan, karena memang pengguna sosial media saat ini memang menggila. Jumlahnya makin meningkat seiring waktu. Banyaknya orang yang berinteraksi dan lebih banyak menghabiskan waktu menggunakan media sosial ketimbang koran dan televisi jadi salah satu faktor utamanya. Media sosial yang awalnya sebagai ajang pertemanan, kini berubah fungsi sebagai lahan iklan dan promosi. Di media sosial, mereka ada yang beriklan secara terang - terangan, ada pula yang samar dalam mempromosikan produk maupun jasanya.

Sebagaimana saat beriklan di media elektronik dengan memilih stasiun televisi yang memiliki rating tinggi, mereka tentu akan memilih publik figur (idola) yang punya followerbanyak untuk mempromosikan produknya. Dengan jumlah follower yang banyak tersebut, diharapkan produknya akan lebih banyak dikenal. Setelah kenal dan tertarik, mereka akan mau membeli dan menggunakan produk yang juga di pakai oleh sang idola. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, benarkah sang idola benar - benar menggunakan produk tersebut? Ataukah mereka hanya "pura - pura" menggunakan produk demi mendapat bayaran?

Spoiler for :

Hal ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. Sebagian besar orang sudah menyadari bahwa sang idola tak benar - benar menggunakan produk yang ia promosikan. Parahnya lagi, mungkin mereka juga tak paham akibat apa yang akan didapat oleh pengguna produk atau jasa yang mereka tawarkan. Misalnya saat beberapa waktu yang lalu polisi dari Polda Jatim memeriksa sejumlah publik figur terkait dengan produk kecantikan abal - abal. Sang publik figur di periksa karena diduga ikut terlibat sebagai endorserproduk kecantikan yang belakangan diketahui tak berijin dan mengandung bahan berbahaya.

Menurut pengakuan sang idola, ia sama sekali tak mengetahui bahwa produk yang pernah ia "jual" di akun media sosialnya tersebut ilegal dan mengandung bahan berbahaya. Dari kasus ini membuktikan bahwa sang endorser tak benar - benar mengenal produk yang ia tawarkan. Padahal saat mempromosikan, ia seolah adalah pemakai produk tersebut sehingga membuat kulitnya jauh lebih menarik. Akibatnya, banyak pengikutnya yang percaya dan ikut - ikutan menggunakan produk yang "dipakai" idolanya tersebut.

Spoiler for :

Dalam kasus lain, ada pula endorseryang merekomendasikan lapak yang menjual gadget dengan harga jauh dibawah harga pasar. Seolah ia juga membeli gadget yang ia pakai dari lapak tersebut. Namun nyatanya, saat ada pembeli yang membeli produk dari lapak tersebut, ia malah mendapati barang yang tak sesuai dengan spesifikasi yang ditawarkan. Sekali lagi ini membuktikan bahwa banyak endorser yang tak peduli dengan keamanan serta kenyamanan para calon konsumen yang merupakan follower-nya. Ia hanya peduli dengan bayaran yang akan ia terima jika mempromosikan produk lewat akun medsosnya.

Spoiler for :

Seorang endorserterkenal, Tasya Farasya bahkan pernah memposting sindiran yang ditujukan untuk rekan sesama endorser yang "asal" dalam menerima endorse produk kecantikan. Ia mengungkap bahwa seringkali para selebgram menerima produk pemutih palsu, behel murah, bahkan produk pelangsing yang belum jelas khasiat dan keamanannya. Ia tak tedeng aling - aling menyebut bahwa apa yang disebut mereka sebagai "produk langganan dan murah banget" tersebut bisa menyebabkan penyakit kronis, bahkan hingga kematian. Ia menghimbau agar teman - teman sesama endorser untuk lebih berhati - hati dan menggunakan hati saat menerima pesanan endorse. Jangan hanya karena uang, lalu mengabaikan keamanan calon konsumennya.

Ini juga membuktikan bahwa masih ada endorser jujur yang masih obyektif dalam me- review produk, serta tak mudah tergiur dengan bayaran dari pemberi order endorse jika memang produk yang di tawarkan belum jelas manfaat serta efeknya. Fenomena endorse ini sebenarnya tak lebih seperti tawaran dari penjual obat dipasar. Ada penjual yang jujur dan punya hati nurani. Tapi juga banyak penjual obat yang lebih peduli dengan keuntungan yang ia dapat, tanpa mempedulikan efek yang akan di dapat konsumennya. Sekarang kembali lagi ke diri kita masing - masing, dengan gambaran seperti diatas, masihkah Gansis percaya dengan endorser?







Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur Gambar : Om Google
Referensi : Ini, Ini




Spoiler for Jangan Di Scan..:



Spoiler for :


swiitdebbyAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 7 lainnya memberi reputasi
8
2.1K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.