juneldi
TS
juneldi
[Cerbung] Belahan Jiwa Rahasia oleh Tri Souls


Sumber : Pinterest dan Canva



Harum khas aroma berbagai jenis kopi menyeruak dari mini bar berdesain minimalis di sebuah coffee shop elegan yang terletak di jantung kota. Cahaya matahari, sedikit demi sedikit masuk menebar ke seluruh ruangan. Pagi itu, semua kursi sudah berderet rapi dengan sentuhan bunga segar di meja. Terpisah pembatas dinding berkaca, dari dalam tampak jalanan mulai ramai dengan laju kendaraan.

Seorang perempuan muda sedang sibuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan, sebelum coffee shop dibuka. Meskipun sebagai pemilik, bukan berarti hanya duduk manis saja di belakang meja. Baginya, kesempurnaan adalah sebuah keharusan. Itu berarti, harus ikut turun tangan menangani berbagai pekerjaan kedai tersebut. Beruntung, ia tidak perlu melakukan semuanya sendirian, ada beberapa orang barista yang menemaninya.

Setelah memastikan semua siap, perempuan yang mengenakan apron berwarna baby pink itu mengikat rambut panjangnya, hingga terlihat leher jenjang yang mulus. Ada aroma wangi mawar lembut menyeruak. Lalu, ia memerintahkan seorang pelayan untuk membukakan pintu masuk. Pengunjung  pun mulai berdatangan. Ada yang sekedar membeli kopi untuk dibawa pergi, nongkrong bersama teman, bahkan terlihat ada sepasang muda-mudi sedang berkencan.

Dasar Madesu, pagi-pagi bukannya kuliah, malah pacaran, rutuk Mozza dalam hati.

Kala sedang sibuk meracik kopi, tanpa ia sadari, seorang perempuan cantik datang.

"Lagi ngapain, Za?" tanya perempuan tersebut, yang langsung duduk di mini bar, kemudian memesan minum.

"Biasa, kerja," jawab Mozza pendek, sambil sepasang matanya menebar pandangan, seperti mencari sesuatu. Nihil.

"Dia nggak datang, sibuk," ucap Bitari, seolah mengerti.

Mozza lalu menghembuskan napas pendek. Ada ekspresi kekecewaan terlukis di wajahnya.

Seorang barista menaruh secangkir latte di hadapan Bitari. Ia menyesap pelan minuman panas tersebut. Tergambar kebahagiaan di wajah perempuan berambut lurus itu.

“Hmm ... Tak ada yang mengalahkan kenikmatan latte di pagi hari,” ujarnya.

"Gimana? Enak?" tanya Mozza.

"Senyuman di wajahku sudah menjawab pertanyaanmu itu. Kamu emang jago. Eh, Kapan-kapan jalan, yuk?"

Mozza tak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya diam dan kembali fokus pada pekerjaannya.

"Ih, kebiasaan deh. Aku dicuekin mulu."

"Sori, tadi ngomong apa?" Mozza memalingkan wajahnya sekilas ke Bitari.

"Tau, ah. Kebiasaan!"

"Duh, merajuk lagi. Ya Tuhan, mengapa Engkau mengirimnya kemari pagi ini?" gumam Mozza dengan suara agak kuat.

Bitar membalas komentar barusan dengan mata melotot.

Mozza tidak mengacuhkan kelakuan sahabatnya itu dan kembali berkutat dengan pekerjaan.

"Za, berhenti sebentar! Emangnya kalau sehari nggak kerja, bakalan mati ya?" protesnya dengan muka cemberut.

Mozza hanya meliriknya sekilas.

"Ck! Sebel aku dikacangin dari tadi. Mending pergi aja!" ketusnya lalu bangkit dan mau pergi.

Mozza menarik napas panjang dan menghembuskannya kuat. Perempuan bertubuh sedang itu paham sekali, jika ini tidak diselesaikan segera, sahabatnya akan mengambek tujuh hari tujuh malam.

"Stop! Aku kasih waktu lima menit. Aku lagi sibuk dan banyak kerjaan. Jadi jelasin cepat," tandas Mozza.

Bitari hampir saja melenggang pergi meninggalkan mini bar. Namun, ia tersenyum karena sukses memberi ancaman pada Mozza. Perempuan gila kerja itu sekali-kali emang mesti diginiin, pikirnya.

"Nah, gitu dong! Kenapa nggak dari tadi sih? Aku kan kesel dianggurin," ucapnya dengan senyum kemenangan.

Mozza memutar bola mata malas. "Terus, kamu ngapain ke sini, Bi?"

"Duh! Untung aku sayang sama kamu, Za!" ketus Btari merasa sejak tadi diabaikan oleh Mozza.

Mozza hanya mengangkat alisnya.

"Nanti malam kita hang out bareng. Terserah kemana, nanti aku kirim lokasinya. Kamu tinggal terima beres. Aku tau kalau kamu super sibuk, makanya aku yang urus semua," jelas Bitari panjang lebar.

Mozza mengangguk dan melihat jam di tangannya. Ia mengingat-ingat, apakah ia sudah punya janji acara lain atau tidak. Suasana hening.

"Oke, aku ikut! Kabarin aja nanti detailnya," ucapnya.

"Serius?" Bitari seakan tidak mempercayai pendengarannya sendiri.

Mozza hanya mengangguk. Masih tanpa senyuman.

"Yeaah ... aku seneng banget. Oke, aku ke kantor Dev dulu buat ngabarin dia," teriaknya senang. "Cabut dulu! Makasih kopinya, enak."

Bitari melenggok berjalan tergesa meninggalkan coffee shop. Mozza memicingkan matanya menatap gadis itu melangkah keluar kedai.

“Ngutang lagi,” gumamnya. 


anton2019827pavideanphyu.03
phyu.03 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
3.3K
42
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.