kelayan00Avatar border
TS
kelayan00
Terjaring Razia, SIM Mati STNK mati, Siap-Siaplah Untuk Tertawa

Saat ini di daerah gw sangat sering dilakukan razia motor. Mungkin di daerah lain juga sama. Tujuannya memang bagus, yaitu untuk menertibkan pemilik motor dan kelengkapan motor itu sendiri.

Pemelik motor pada waktu mengendarai motor harus memakai helm dan punya SIM. SIM tersebut harus hidup, masih berlaku alias tidak mati. Motor yang dikendarai suratnya juga harus lengkap. Minimal membawa STNK, dan STNK tersebut juga harus hidup. Sama seperti SIM, tidak boleh mati. Jika SIM dan STNK hidup maka tidak perlu khawatir walau setiap hari masuk di jalur razia. Pasti aman dan bebas. Tapi jika dua-duanya mati, atau salah satunya mati, maka siap-siaplah untuk menangis.

Selain untuk penertiban itu, razia juga dimaksudkan untuk mencari motor yang pernah dicuri. Motor hasil curian pasti tidak memiliki STNK. Pemilik motor yang tidak memiliki STNK tidak mungkin bisa mengelak. Walau benar dia membeli, tetap saja dia salah. Dia akan dianggap sebagai penadah barang hasil curian. Pecuri atau penadah sama-sama mendapat hukuman.

Penertiban dan mencari motor curian. Benerkah tujuannya hanya itu?

Temen gw baru saja terjaring razia. Dia punya motor butut. Usia motornya hampir sepuluh tahun. STNK-nya mati hampir empat tahun. Hal ini diperparah dengan SIM-nya. SIM-nya juga mati. Siapapun pasti tidak akan bisa mengelak. Pasti akan kena tilang.

Temen gw sadar akan hal itu. Selama empat tahun itu dia belum pernah terjaring razia. Dia sangat hati-hati dan tidak mau melintas di jalur yang biasa ada razia. Tapi hari itu dia benar-benar apes. Dia masuk di jalur razia. Hasilnya motornya pun kena tilang. Motornya di gelandang ke polres bersama puluhan motor lainnya.

Untuk bisa mengeluarkan motornya dia harus siapkan uang kurang lebih lima ratus ribu. Dia bukan orang kaya. Waktu itu dia tidak punya uang sebesar itu. Terpaksa dia utang ke tetangga. Motornya pun akhirnya bisa ke luar dan dibawa pulang.

Temen gw cerita ke gw dengan kesal. Terus gw bilang, "Salah sendiri kenapa SIM ama STNK sampai mati. Kenapa gak dihidupin?"

Terus dia jawab, "Kalau duitnya ada kenapa juga gak gw hidupin. Masalahnya duitnya yang gak ada."

Gw pikir benar juga. Boro-boro untuk ngidupin SIM sama STNK, untuk makan di rumah saja kadang susah. Rokok saja kadang juga minta. Inilah yang menjadi pokok persoalan. Biasanya mereka yang kena tilang, SIM mati, STNK mati adalah mereka yang tidak mempunyai uang lebih. Mereka rata-rata punya penghasilan pas-pasan. Ketika kena tilang, mereka terpaksa utang ke sana- ke mari untuk mengeluarkan motornya tersebut. Dan pasti ada rasa kesal, kecewa ketika menyerahkan uang tersebut. Istilah temen gw, "Kayak habis kena rampok."

Setiap tahun STNK memang perlu dihidupi. Menghidupi STNK sama halnya dengan membayar pajak kendaraan bermotor. Pajak tersebut diantaranya dipergunakan untuk membangun dan memperbaiki jalan. Jalan yang kita pakai setiap hari lama kelamaan pasti akan rusak dan perlu perbaikan. Itu sebabnya pajak kendaraan bermotor bisa dibilang wajib.

Tapi ketika pajak sampai, uang tidak ada, apakah tidak ada solusi lain?

Ketika pengendara kena tilang, mau tidak mau mereka harus mengeluarkan uang untuk mengambil motornya. SIM yang mati harus dihidupi. STNK yang mati juga harus dihidupi. Jika tidak maka dikemudian hari ada kemungkinan akan kena tilang lagi.

Kembali ke awal, jika polisi memang bener-benar ingin melakukan penertiban, ketika seseorang kena tilang, kenapa tidak dikasih saja SIM baru bagi meraka yg SIM-nya mati. Atau memberikan semacam surat rekomendasi ke SAMSAT agar STNK-nya yang mati bisa dihidupkan dengan gratis, dengan catatan motornya adalah motor butut yang usianya di atas sepuluh tahun. Toh dia juga sudah mengeluarkan uang tilang. Anggap saja uang tilang tersebut untuk menghidupi SIM dan STNK yang mati.

Dengan demikian gw yakin mereka akan tetap senang mengerluarkan uang meski harus utang ke sana-ke mari. Mereka akan pulang dengan tertawa. Tidak cemberut seperti sekarang ini. Seperti kata temen gw, "Kayak habis kena rampok."

Atau mungkin ada tujuan lain?

"SIM mati, STNK mati hari ini kena tilang. Terserah. Jika tidak dihidupi lain waktu akan kena tilang lagi. Bayar lagi. Lain waktu kena tilang lagi. Bayar lagi. Lain waktu ...... " begitulah seterunya. Dan uang tilang akan terus masuk.

Duh, kasian.

Terjaring Razia, SIM mati, STNK mati, siap-siaplah untuk tertawa. Hahahaaha....
Diubah oleh kelayan00 26-01-2020 23:49
mynaidraAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 46 lainnya memberi reputasi
29
28.8K
334
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.