Di era sekarang ini telekomunikasi sangatlah mudah dan juga murah. Bahkan sekarang orang-orang bisa dengan mudah menggunakan panggilan video dengan tarif data yang terjangkau sehingga hubungan dengan kerabat, keluarga, maupun pasangan yang jaraknya jauh jadi terasa lebih dekat. Ketika Indonesia merdeka perusahaan Telkom sudah ada sejak era kolonial namun baru pada 1961 Telkom resmi menjadi perusahaan negara dan telah menyediakan layanan telekomunikasi telepon rumah. Namun, dulu tidak semua orang bisa mempunyai telepon rumah karena biaya atau tarifnya yang tidak murah buat sebagian orang Indonesia kala itu. Maka dari itu terbentuklah untuk menggagas telepon umum yang kemudian berkembang menjadi Wartel (Warung Telekomunikasi). Sekitar lebih dua dekade yang lalu dua layanan ini begitu populer di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa faktanya.

1.Awal Mula Telepon Umum Di Indonesia
Pada 1981 telepon umum mulai diperkenalkan di Indonesia oleh Telkom dengan cara memasukan uang koin untuk setiap menggunakannya. Pada 1988 jumlah telepon umum semakin banyak dan juga mulai dipasang telepon umun yang menggunakan kartu. Telepon umum dipasang di tempat-tempar strategis di tempat umum, pada 1993 jumlah telepon umum semakin banyak yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

2. Membantu Masyarakat Umum
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya jika dulu tidak semua orang bisa mempunyai pesawat telepon karena hanya kalangan tertentu yang bisa memilikinya. Keberadaan telepon umum cukup membantu masyarakat kala itu karena tarifnya yang murah meriah. Dengan koin seratus rupiah kita sudah bisa melakukan panggilan. Jika kita memasukan koin seribu rupiah dan hanya menelepon sebentar, maka sisa uang kembalian akan keluar setelah kita menutup telepon.

3. Wartel di Indonesia

Warung telekomunikasi atau Wartel hadir di Indonesia sekitar 1984 hingga 1988 perkembangan awalnya tidak secepat telepon umum koin namun Wartel berkembang pesat saat memasuki era 1990an. Seperti yang diketahui jika ponsel mulai beredar di Indoneaia pada era ini akan tetapi hanya orang-orang kaya yang bisa memilikinya belum lagi masih punya tarif selangit. Maka dari itu Wartel berjaya di era ini dan digunakan bagi mereka yang memerlukan layanan telekomunikasi. Wartel dimiliki oleh perorangan yang bekerjasama dengan Telkom. Setiap Wartel pada umumnya memiliki dua pesawat telepon yang dipasang di dalam KBU (Kamar Bicara Umum). Karena lebih nyaman, Wartel punya tarif yang lebih mahal dari telepon umum apalagi kalau sambungan interlokal. Tak jarang orang-orang mengantri di Wartel layaknya sekarang orang-orang mengantri di mesin ATM.

4. Kedatangan Ponsel
Pada awal 2000an Wartel masih cukup ramai, begitu juga dengan telepon umum yang masih ada. Ane juga masih inget waktu pas tahun 2005 ane nganter saudara ane ke telepon umum, padahal dia sudah punya hape tapi enggak ada pulsanya . Kemunculan ponsel semakin menjamur di Indonesia di era 2000an namun demikian Wartel tidak langsung KO begitu saja. Wartel semakin terkikis kala tarif telekomunikasi yang diterapkan oleh operator semakin murah. Memasuki 2010an telepon umum sudah lenyap kalaupun masih ada di jalan itu sudah tidak tersambung lagi. Menurut salah satu sumber di sebuah situs pada 2015 Wartel sudah benar-benar tidak ada lagi di Indonesia.

Nah, gan bersyukurlah sekarang ini kita bertelekomunikasi setiap saat dengan kerabat atau keluarga kita lewat messenger maupun panggilan dengan harga yang terjangkau. Di zaman dulu mau teleponan aja musti ngantri dulu

Referensi:
historia.id/sains/articles/sebelum-ponsel-merajalela-vqjz8

setara.net/wartel-riwayatmu-kini/