naileaAvatar border
TS
nailea
He was my drugs (Part 1) What de club!
Kisah ini aku tulis berdasarkan apa yang kita pernah alami bersama. Aku rasa jika pun kamu menemukan kisah ini tanpa sengaja kamu akan sadar si pemeran utama dalam kisah ini adalah kamu. Si pemberi pelangi namun juga menjadi si pematah hati.

 

Pernah suatu waktu, saat kita masih bersama aku membaca sebuah novel tentang kiat-kiat usaha untuk melupakan. Katanya Terkadang kita tidak butuh sesorang yang paham dengan dunia kita. Orang yang sekegiatan dengan kita. Yang kita butuhkan hanyalah orang yang mau menerima dunia kita. It’s to be honest from deep in my heart, aku tidak sepakat dengan apa yang penulis tersebut ungkapkan. Waktu itu di umurku yang baru meninjak dua puluh tahun, tau apa aku soal perasaan orang lain, atau apa yang orang lain fikirkan tentang aku. Aku tidak peduli. Aku terkesan pilih – pilih teman, pilih – pilih pasangan bahkan juga sampai pilih – pilih pekerjaan. Bagiku orang – orang yang pantas berada disampingku adalah mereka yang juga si perokok aktif, mereka yang sejalan denganku, tempat nongkrongnya, party atau event yang didatanginya, cara gaul, jokes – jokes, sampai tempat liburan yang dipilihnya di pertengahan atau akhir tahun, waktu itu pokoknya aku hanya ingin bersama dengan orang – orang yang satu dunia denganku. Yang tidak sesuai atau tidak masuk kriteria pertemananku sudah dipastikani will get rid of them for sure.

 

Pernah, ada saat dimana ada lelaki baik yang mendekatiku, tampan dan rupawan, dia tidak merokok, tidak suka pergi ke club, tidak suka menikmati live music, bahkan sudah pulang kerumah saat pukul sebelas malam. Dia mengajaku nonton dan pergi ke coffee shop waktu itu. Aku mundur teratur, bagiku dia bukan sama sekali tipeku.Why ? Simple. Yang menjadi topik pembicaraan kami waktu itu adalah party yang akan diadakan Fable minggu depan but poor him, he didn’t even notice. Entah kenapa jadi ilfeel seketika. Bukan dia. Aku tidak mau orang – orang seperti dia ada bersamaku. Apakah itu yang dinamakan egois ? Yang aku ingat sikap “pilih-pilih” ku itu membawa aku kepadamu. Mengantarkan aku kepada apa yang aku sebut lingakaran setan. Toxic.

 

Begini, apa yang aku dan kamu jalani itu tidak pernah direncanakan sebelumnya. Tiba-tiba saja waktu mempertemukan kita. Kita dulu adalah teman di sekolah menangah atas. Sekelas pula. Tapi tidak dekat, kita hanya sebatas tau nama saja. Kamu si pintar dan kaya (who doesn’t notice you in school) dengan pacarmu yang cantik. Aku si anak cheerleader yang pacaran dengan anak OSIS teman dekatmu. Siapa yang akan kira kan time will reunite us after three years ?Aku dulu bukan anak gaul ibukota yang sudah kenal club dari SMA, walopun aku sudah merokok pada saat itu tapi aku belum berani untuk pergi-pergi ketempat yang kata anak famous disekolah ku “hype”. Aku fikir tidak baik untuk bermaksiat dengan uang orang tuaku hahaha. Jadi label ku waktu itu disekolah masih bagus, tetap masuk geng famous dan masih diperhitungkan disekolah sebagai anak yang tidak bergajulan. Tapi ketika aku sudah kerja, sudah bisa mendapatkan penghasilan dari jerih payahku sendiri barulah aku berulah. Aku mulai keranjingan pergi ke club, pernah setiap hari dalam seminggu aku tidak pernah absen pergi kesana. Ada atau tidak ada orang yang mau menemaniku aku tetap pergi. Semua club dari yang kecil sampai yang besar di ibukota aku datangi. Aku juga sampai izin ke kantor dengan alasan sakit, padahal aku pergi liburan ke Bali, menghadiri salah satu event di Omnia dan Potato Head. What such an intersting!

 

Berapa banyak uang yang aku habiskan untuk itu semua ? Well un-countable.

Tapi, aku suka. Aku merasa that’s the real me.Come on, i just try to be authentic.

 

Apa yang aku sebut lingkaran setan dimulai. Masa-masa sekolah usai. Aku dan dia lulus dan melanjutkan studi dengan pilihan jurusan masing-masing, bahkan sudah mulai mencoba peruntungan di dunia kerja karena jurusan yang dipilih. Aku mengambil jurusan Sekretaris dan kamu lebih memilih Photography.

 

Karena kebiasaan buruk baruku itu, yap pergi ke club. Aku jadi sering tidak pulang kerumah. Fikirku, karena aku harus langsung pergi ke kantor jadi aku memilih untuk tidur di hotel saja. Aku juga tidak pernah kefikiran unuk menginap dirumah temanku. Malah mereka yang suka numpang tidur di hotelku. Media sosial insatgram waktu itu sedang booming-boomingnya, aku menjadi salah satu user setianya. Kegiatan partyku tiap malam, liburanku, pekerjaanku apapun itu yang sekarang aku fikir lebih mengarah kepada ajang pamer aku bagikan di feed harianku atau yang lebih sering disebut instastory. Aku dan kamu sudah saling mem-followwaktu itu, tapi hanya sebatas pemberi love struck dalam setiap foto di feed terbaru.

Aku tidak begitu menyukai dunia photography, tapi aku suka mendokumentasikan party-thingsku tiap minggu. Seingatku, setiap foto barumu muncul di feed instagramku, tanpa melihat dengan detail caption beserta gambarnya pasti akan langsung aku double touch layar hp ku agar memunculkan love struck dan notification di berandamu. Sedangkan kamu, selalu menjadi penonton setia party harian di instastoryku. 

And...

 

I love beaches anyway, because I like to wear bikini. You guys may guess where this story up to right?


Followers Instagramku bertambah significantwaktu itu karena feed harianku yang terkesan bebas dan kebarat-baratan. Party, nongkrong, kerja, meeting, liburan, shopping, makan di tempat fancy, all of that gather on one circle and repeated. Sampai ada saat dimana awal percakapan yang menjadi awal dari segalanya dimulai. Direct message di instagramku memunculkan notifikasi nama baru yang asing untukku. Bukan nama – nama yang ada di daftar komentator setia instasoryku.

 

Kamu. Yap. Namamu. Boleh sebut saja dia M ? as Male. And me F as F*ckhahaha bukan ya, tapi as Female.

 

Male Replied your story 

M: Party mulu mbaknyah, take a rest woy mati muda lo nanti

Typing

F: wkwk hey. Thanks for remind

M: Jenja ada event tau kamis depan, dateng gak?

F: Hua, iyaa. Belum tau nih soalnya barengan sama basque. Lagi bingung pilih yang mana huhu. Lo dateng ?

M: Iya nih, berkabar aja kalo lo dateng juga biar rame. Kalo bisa rsvp table nya deketan wkwkwk. SHVR dateng gak?

F: wkwkwk. Okeee. 

F: Dateng donggg.

M: Mantappp

M: kalo gue bikin party lo dateng dong. Lo biasanya kalo party gitu sama siapa ?

F: Siapp masnya berkabar aja. Kali aja kekurangan orang buat ngabisin minuman yekan wkwk

F: seringnya sih sama temen-temen gue. Gabanyak paling berempat atau paling banyak paling berenaman

M: oohh. Ganti ganti juga lo ya tempatnya, tapi paling seru Lucy sih. Tau kan ?

F: Lucy in the sky? SCBD ? Wkwk dasar ngincer anak anak bocah lo ya. Banyak banget dede2 gemes cuy

M: yee musicnya gilaakkk wkwkwk joget banget dah

Bingung aku waktu itu harus membalas apa. Juga, belum ada perasaan apapun kepadamu. It did feel awkward. Kuputuskan hanya membaca pesan terakhirmu. Namun, muncul satu lagi notification pesan baru. You did much effort dude!

M: see ya ms. Party! Don’t miss me on every party you are attending. Will invite you as well

After 1 hour

Typing

F: keep on eye on your phone notification kang wkwk

 

Kita dua orang yang sehobi. Kita tidak suka hal – hal yang sepi, kita suka sesuatu yang heboh, yang ramai. Kita akan lebih memilih bertemu di waktu yang hampir larut, pukul setengah sebelas malam misalnya tepat di bar atau club yang sudah kita sepakati sebagai meeting point. Pukul sebelas malam adalah waktu yang sudah cukup larut menurutku memang dan sudah merupakan waktu yang tepat bagi para muda mudi untuk pulang dan bersiap-siap untuk tidur. Kita juga tidak pernah tertarik untuk menonton film-film baru yang ada di bioskop atau seperti si pasangan-pasangan penikmat senja lainya menyesap secangkir kopi sambil ditemani semilir angin yang bertiup lembut di pertengahan sore. That was not literally us.

***

Dragonfly, 2017

 
Salah satu Club yang mengusungPublic American Bar terbaik yang menjadi tempat favoritku untuk menghabiskan malam. Konsep design dan interior juga dibuat sangat berkelas dan glamour dengan kapasitas penunjung 800-1000 orang. Standing table dan Sofa juga tersedia cukup banyak yaitu sekitar 30 buah dengan pembagian rata 15 buah untuk masing-masingnya. Aku jadi tidak perlu menunggu lama untuk konfirmasi sofa atau table sudah full book atau belum. All the visotors are good, karena rules mereka cukup ketat yaitu untuk wanita dress up and heels is a must.
 
Malam itu suara dentuman bass sudah terdengar dari luar bahkan sebelum aku masuk dan duduk di reservation sofaku. Teman-temanku ternyata sudah lebih dulu tiba, berbincang satu sama lain atau hanya sekedar merokok mengamati keadaan sekitar. Kami memakai warna pakaian serupa. Hitam. The most elegan one. That night, i wear a low back dress and carry a handy clutch for my stuff.
 
Tidak beberapa lama setalah kedatanganku, dua pelayan dengan kemeja dan rompi menghampiri sofa kami.

“Udah sempet pesen minum kak?”
“Oh iya belum, eh lo pada mau minum apa ? Lo pada aja deh yang milih gue ngikut”. Kataku dengan suara lebih keras tiga kali dari biasanya.
Teman 1: “mm… eh mau gak kalo satu whiske satu lagi vodka”?
Semua dan termasuk aku: “NGIKUTTTT”
“Aku mau whiskeynya yang ballantine’s ya mas, vodkanya grey goose aja”.
“Oke kak, mixernya mau apa nih”?
“apa aja deh mas”.
“sprite ya kak”?
“Kurang nampol mas, orange jus aja” sebuah suara menyambar dari arah yang tak terduga. Dia a.k.a kamu. Dengan balutan kemeja hitam panjang, ripped jeans dan sneakers, santai namun formal dan necis.
“SUMPAH”? hahaha kita ketemu juga akhirnya kataku langsung berdiri menyambutmu yang langsung masuk ke area sofaku. “Geng kenalin nih temen gue waktu SMA”.
Kamu waktu itu berdiri dan langsung memeluku akrab.
“Sofa gue di tengah yang paling sepi sendiri ya, main main lah”
Si mas berompi masih berdiri mematung “Eh iya mas, hahaha sorry sorry jadinya iya deh orange jus aja. Geng orange jus ye”. Kataku juga kepada teman temanku tanpa berharap persetujuan mereka.
“oke kak ditunggu ya, gelasnya berarti 8 ya”
“Sip mas thankyou ya”
Kamu masih menatapku. “gila ya gue gak ditawarin duduk”katamu
“yaelah kaya sama siapa aja lo,sini” kutepuk sofa empuk disampingku. Kamu menghampiri aku. Seketika aroma parfumu yang manis memenuhi rongga paru-paruku.
“lo beda banget sumpah sekarang, udah berapa lama sih kita gak ketemu, gue ngeliat lo maya doang by Instagram macem artis lo hahaha. Cantikan tapi”.
“mulai. Jangan gue deh yang lo jadiin mangsa malem ini”
“mangsa? Mangsa mah dipotong kali”
“ANGSA WOY” hahaha seketika tawaku pecah. Receh. RIP selera humorku. “Lo minum apa malem ini’?
“tebak dong” matanya mengerling menggoda.
“Baileys” hahaha godaku. “bener gak”?
“emang anak nongkrong, salah tau. Gilbeys sama Bacardh”.
“Lo suka rum ya”? tanyaku sambil menyalakan rokoku. “Eh sambil sebat ya” aku menatap si yang aku ajak bicara. Tidak ada jawaban. “woy”?
Sambil tanpa berkedip, hampir terlihat seperti setengah bengong “demi lo ngerti minuman’?
“hahaha yaelah gue kira apaan. Kudu lah masa kite party kaga tau ilmunye. Minimal ngerti-ngerti dikit lah” kataku bercanda sedikit memakai logat Betawi tiba-tiba saja.
“I impressed. Super impressed” ditatapnya mataku. “Lo suka vodka ya, kenapa tuh anyway? Gue liat di instastory lo pasti ada vodka walopun gonta-ganti merknya”
Dalam hatiku, I impressed too. Kamu bahkan hafal minuman yang sering ku pesan disetiap partyku. “mm.. kenapa ya mungkin karena bisa dimunum straight up kali ya, on the rocks juga sabeb sih” kataku santai
“wah sumpah sih ini kita harus minum bareng kapan-kapan”
“ngapain kapan-kapan gila, nih ntar ada minuman, minum aja sekarang segala kapan-kapan lo”
“ye serius iniiii, jarang tau ada cewe yang ngerti minuman gue kira lo party ngikutin jaman doang”hahahaha tawa renyahnya tumpah.
“rum apa aja yang enak”? tanyaku
“Miller” katanya sambal menyalakan rokoknya
“ck. Lo bisa serius gak, itu beer anjir”
“ngetes. Tau beneran ternyata”
“Anak SMA juga tau please”
“ya teacher’s campbell lah”
“ITU Whiskey” kataku melotot. “ Ah udah ah capek”
“hahaha iya iya, yang enak tuh Don-Q, Myers tapi nih the most ya menurut gue yang paling enak Lemon Hart atau Negrita. Lo belom pernah coba kan”
“udah lah”
“udah pas di kasih orang dari table sebelah sebelom passed out”? ditatapnya aku lembut sambal memberikan sedikit senyum kecil. Menggoda.
“hahaha keliatan boong ya. Iya deng belom”

Tidak terasa sudah hampir satu jam aku berbincang ngalor-ngidul tidak karuan dengan kamu. Asik juga. Seperti tidak susah mencari topik pembicaraan, selalu saja ada. Suprisingly kamu juga suka minum, dan tau knowledgenya. Impressed. Rasanya tidak ingin waktu berjalan. Aku sampai lupa dengan ketujuh temanku yang sudah sibuk dengan kegiatanya sendiri. Ada yang mengajak wanita dari table lain kenalan, ada yang sibuk berfoto, ada yang sudah asik dengan minuman dan menikmati music serasa dunia milik sendiri. How awesome that night.
 
Lounge Dansa DF sudah hampir dipenuhi puluhan kepala malam itu. Ya Penuh. Namun tidak sesak.
 
Kamu? Malam itu membuat aku tidak pernah berfikir dua kali untuk menjadi tidak dekat. Kamu beda. Waktu itu kamu masih berbeda. Namun, waktu itu aku terlalu dini, terlalu cepat mengambil kesimpulan tentangmu. Tapi aku hanya manusia. Aku mudah terkesan dan terkesima dengan caramu. Intinya, kamu sama sepertiku. Kita satu dunia. That was i called Lingkarang setan.

 
*********************** to be continue*********************************



dewimariaaAvatar border
user118Avatar border
demen.forteAvatar border
demen.forte dan 5 lainnya memberi reputasi
4
1.6K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.