• Beranda
  • ...
  • Buku
  • [Review Buku]: Dokter Yang Dirindukan Karya Asma Nadia & Dr. Anwar Fazal, dkk.

NovellaHikmiHasAvatar border
TS
NovellaHikmiHas
[Review Buku]: Dokter Yang Dirindukan Karya Asma Nadia & Dr. Anwar Fazal, dkk.
Ini Bukan Tujuan, tetapi Ini Sebuah Perjalanan


Bismillahirrahmanirrahiim


Hai, hai gansis jumpa lagi ya? Pa kabar?Semoga tetap selalu bersyukur dan selalu mendapat bimbinganNya, Aamiin.

Nove mau review lagi buku ya gansis, banyak buku yang sudah dibaca, kali ini inginnya mereview buku Antologi Nonfiksi karya penulis wanita kondang Asma Nadia bersama Dr. Anwar Fazal, dkk.



Judul Buku         : Dokter yang Dirindukan
Penulis                : Asma Nadia & Dr. Anwar Fazal, dkk.
Penerbit              : Republika
Tahun Terbit       : Cetakan I, Oktober 2018
Jumlah Halaman : viii + 300 halaman
ISBN. : 9-786025-734274

Berikut ini sedikit Sinopsis yang bikin nyentil para calon dokter ya gansist:

Kalau Ingin Menjadi DOKTER untuk Gaya-gayaan – Glamor – Merasa Superior.

Lupakan! Kuburkan saja cita-cita untuk menjadi dokter secepatnya.

Masih banyak karier lain yang membuat kamu bisa mendapatkan semua yang di atas, bukan profesi dokter.

Inilah karier yang akan membuatmu merasa betapa dangkalnya ilmu manusia dan betapa hebatnya kuasa Tuhan. Inilah profesi yang dapat membuatmu lebih menghargai setiap detak jantung manusia karena ia biasa berhenti secara tiba-tiba, kapan saja. Ia juga menuntut pengorbanan besar dari kamu, demi menyelamatkan nyawa manusia.

Kamu menjadi penonton setiap drama tragis dan bahagia yang silih berganti setiap hari. Kamu menjadi pelakon dalam transisi hidup dan mati. Kalau ia sungguh diniatkan untuk ilahi, pasti akan menundukkan hati.

Pada saat kamu berhasil menyelamatkan nyawa atas izin-Nya, kala pasien mulai membuka mata dan mengukir senyuman manisnya, diiringi anggota keluarga yang merangkul atau menjabat tanganmu dengan penuh haru dan mata yang berkaca-kaca, maka saat itulah kamu akan sadar bahwa inilah profesi yang “Paling Kaya", dan kamu rela begadang, mengerahkan seluruh tenaga hingga nyaris tak tersisa. Karena kamu tahu “rasa itu” tak akan mampu dibeli oleh segunung harta atau materi apa pun di dunia.

Atas dasar itulah “Dokter yang Dirindukan” ini ditulis, untuk menginspirasi dan saling berbagi. Ia tulus dari hati supaya bisa menyentuh hati. Bacalah dengan nama-Nya. Baca!

“Setiap diagnosis itu hakikatnya datang dari-Nya, dan dokter hanyalah perantara.”

Buku ini merupakan Antologi penulis Malaysia dan Indonesia, ditulis oleh 9 dokter dan pasien. Dan juga merupakan buku terbaik di Malaysia selama 4 tahun berturut-turut sehingga terjual lebih dari 100.000 eksemplar.

Menurut nove, buku Dokter yang Dirindukan ini mampu menunjukkan bahwa menjadi dokter itu benar-benar harus mau dan mampu berkorban demi pasien. Harus siap mengalah dan mengesampingkan pribadi dan keluarga.

Meski pada mulanya nove mengira bahwa penulis Asma Nadia, mengambil porsi tulisan lebih banyak, ternyata tidak.  Dalam buku ini, Asma Nadia menulis tentang pengalamannya selaku pasien selama lebih dari 10 tahun. 

Selebihnya, buku ini ditulis oleh para dokter dari Malaysia. Banyak sekali cerita perjalanan dokter yang mengharukan, tidak sedikit istilah medis yang menambah wawasan meski awalnya sulit untuk dipahami. 

Tetapi justru  saya sebagai orang awam, berkat buku ini mendapat  wawasan baru tentang berbagai istilah-istilah kedokteran.

Ini merupakan buku kesekian yang saya baca, namun buku ini mampu membuat saya memahami bagaimana perjuangan dokter.

Senang sekali bisa membaca buku ini.
Dimana isinya berasal dari pengalaman banyak dokter.   

Dalam buku ini terdiri dari 20 cerita, yaitu:
1. Alif…Ba..Ta…
2. Dokter Yang Dirindukan
3. Lepto
4. Kenapa Mau Jadi Dokter
5. Dear Diary
6. Meet dr. Roy
7. Adrenalin
8. Bintang
9. Tidak Ada Lagi Surga Untukmu
10.Life
11.A Timeless Story
12.Selfie
13.Mehnah
14.Memori Makroadenoma Pituitari
15.Menanti Superman
16.Norad
17.Tribulasi
18.Code Blue: Ar Rahman Ar Rahim
19.Genosida Yang Direstui Dunia
20.E-BOO

Ma sya Allah, dari dua puluh cerita di atas, sebagian besar ceritanya membuat pembaca merinding melihat perjuangan para dokter berpacu dengan waktu dan terkadang berperang dengan takdirNya.

Pada akhirnya, kita akan benar-benar sadar bahwa dokter itu hanyalah manusia biasa. Datang kepada mereka itu hanya sebagian kecil ikhtiar saja sebagai manusia.

Ada banyak kalimat dari dokter di dalamnya, namun ada beberapa kalimat yang mampu membuat nyeessss ketika saya membacanya.

“ALIF…BA…TA-UBAT”  Itulah obat untuk kamu, Ayu…. Pintu tobat senantiasa terbuka luas…. (Dr. Anwar Fazal, halaman 3). Kalimat itu yang disampaikan sang dokter ketika menangani pasien sakit akibat berbuat maksiyat.

Insya Allah, apa pun karier yang dimiliki, jika halal sumbernya dan Al-Quran “jiwa”-nya, maka ia akan menjadi jalan ke surga. (Dr. Anwar Fazal, halaman 53).
Ini kalimat sang dokter ketika memberikan semangat dan meluruskan niat ketika menjadi dokter.

….Tatapan mata mereka bertemu.  Ayah dan anak bekerja sama untuk menyelamatkan nyawa yang lain.  Kondisi medisnya sama dengan yang telah merenggut wanita yang mereka cintai.  Keduanya bertekad untuk menang kali ini.  (Dr. Beni, halaman 80).
Sedangkan ini kisah ayah dan anak, keduanya dokter yang berhasil menyelamatkan pasien atas izinNya.

Semua pasien adalah amanah. (Dr. Azah, halaman 108). Kalimat yang luar biasa ini harusnya mampu memompa semangat para dokter tetap profesional meski sedikit yang di dapat.

Cinta, jika tujuannya bukan surga, nikmat bahagianya tidak akan lama.  Yang nyatanya cinta hanya akan tiba ketika kita lebih mengutamakan Tuhan dan orang tua dalam semua perkara. 

Percayalah nantinya si “dia” akan muncul di depan mata tanpa diduga-duga.  Saat itulah kita baru tahu betapa benarnya perintah agar meletakkan cinta pada tempatnya.  (Dr. Anwar Fazal, halaman 202). Ini kisah sepasang dokter yang mengikhlaskan takdir, bagaimana mengantarkan pada sebuah rasa yang halal.


Take your time, Dear.  Tunaikan amanah sebagai dokter, jangan terburu-buru melakukan tindakan.  Abang lakukan yang terbaik untuk selamatkan pasien.  (Dr. Aizzat, halaman 217). Kalimat sang istri yang mampu menyemangati suami dalam menjalani profesinya sebagai dokter.

“Ingat, Nak,  Allah mengikuti sangkaan hamba-Nya.”  Nasihat Ibu sejak bangku sekolah kujadikan kekuatan.  (Dr. Anwar Fazal, halaman 251). Sebuah kalimat dari seorang ibu kepada anaknya yang ingin menjadi dokter.

Jadilah duta, jadilah jiwa dan hidup kami.  Lindungi kami dari kejahatan yang terang-terangan di luar sana.  Berjuanglah untuk kami dengan cara apa pun yang bisa kamu bisa.  Itulah jihadmu, saudaraku.  Sesuatu yang mungkin tidak dapat kami lakukan.  But you can have the ability and you should use what you are best in to help us.  (Dr. Mafeitz, halaman 265)

Untuk teman-teman kolega yang baru, semua dokter intership yang baru, untuk menjadi sukses, yang pertama peliharalah hubungan dengan Allah, kemudian dengan orang tua.  In sya Allah segenap urusan akan dipermudah.  (Dr. Anwar Fazal, halaman 292). Nasihat dokter senior kepada dokter muda.

Cinta seorang Ibu begitu luar biasa hingga membuatku kehilangan kata-kata untuk menciptakan perbandingan yang setara.  Nyatanya, tidak ada apa pun yang kutemui sebanding dengan pengorbanannya.  Beliau berhak untuk diagungkan melebihi segala yang ada dalam jagad raya ini.  Bersyukurlah kita yang dilahirkan dan memiliki Ibu yang selalu setia mendampingi setiap detik, setiap saat.  (Dr. Anwar Fazal, halaman 293-294).

Ini dulu ya gansist review bukunya, semoga bermanfaat. Mungkin bisa jadi list buku yang dibaca berikutnya.

Wassalamu'alaykum


Sumber; Opini pribadi
Sumber gambar; Dokumen pribadi
Diubah oleh NovellaHikmiHas 19-01-2020 22:18
tata604Avatar border
lina.whAvatar border
swiitdebbyAvatar border
swiitdebby dan 8 lainnya memberi reputasi
9
3.6K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
Buku
icon
7.7KThread4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.